Drone Cina Menyusup di Laut Indonesia? Ini Kata Insinyur Drone Tempur BPPT

Reporter

Tempo.co

Senin, 4 Januari 2021 15:30 WIB

Temuan drone bawah air. Twitter.com

TEMPO.CO, Jakarta - Temuan drone bawah laut mirip Sea Wing milik Cina, di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, langsung memicu spekulasi terkait ancaman keamanan teritorial Indonesia. Kecurigaan menguat karena temuan oleh nelayan pada 20 Desember lalu adalah yang ketiga di wilayah perairan Indonesia yang pernah dilaporkan.

Dua temuan sebelumnya adalah di wilayah laut Kepulauan Riau pada Maret 2019 dan Sumenep, Jawa Timur, pada Januari 2020. Lokasi yang pertama lebih berdekatan dengan Laut Cina Selatan--kawasan di mana Cina pernah mengumumkan menguji lalu menggunakan unmanned underwater vehicle Sea Wing atau dalam bahasa setempat, Haiyi.

Lokasi temuan yang kedua adalah perairan di antara Madura dan Kalimantan. Tentang ini, "Kok ya linear dengan lokasi temuan terbaru di Selayar," tulis akun open source intelijen yang terkait keamanan dan pertahanan nasional @Jatosint.

Akun itulah yang pertama memaparkan kemiripan temuan benda bersayap oleh nelayan itu dengan Haiyi pada 29 Desember lalu. Akun ini juga yang pertama mempertanyakan bagaimana benda itu bisa ditemukan begitu dalam di wilayah perairan Indonesia.

Menanggapinya, Joko Purwono, perekayasa utama bidang pertahanan keamanan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), menolak terburu-buru berspekulasi yang sama. Menurutnya, penting untuk pertama-tama menyelidiki apa muatan dari benda temuan tersebut.

Advertising
Advertising

Termasuk harus dipelajari sumber energi yang digunakan, selain juga sensor-sensor yang ada dan kemampuannya."Kalau bisa, kita lihat dulu dalamnya. Tergantung instrumen yang ada, apakah dia bisa untuk militer atau sebatas survei laut dan ikan-ikan," kata Joko saat dihubungi, Minggu 3 Januari 2020.

Sea Wing unmanned underwater vehicle dari cina. Twitter.com

Berdasarkan gambar-gambar yang ada terkait berita temuan drone bawah laut itu, Joko yang juga kepala insinyur di Program PUNA MALE (Pesawat Udara Nir Awak Medium Altitude Long Endurance)--program konsorsium yang sedang menggarap drone tempur Elang Hitam--belum bisa memastikan spesifikasi control surface pada drone yang dimaksud.

Baca juga:
Heboh Nelayan Temukan Drone Bawah Laut, Apa Itu UUV Sea Wing dari Cina?

Control surface disebutkannya terdiri dari sayap serta vertical and horizontal fin untuk pergerakan dan manuver UUV. Pun dengan kemampuan transmisi data yang dimiliki yang harus diselidiki.

<!--more-->

Menurut Joko, belum ada drone bawah laut yang bisa berkomunikasi real time dari bawah air. UUV, kata dia, harus menyembul ke permukaan untuk komunikasi point to point atau kontak dulu via satelit. Masalah komunikasi ini, selain juga stabilitas wahana dalam air, menjadi tantangan terbesar dalam produksi drone bawah laut selama ini.

Mengenai keberadaan batang antena di ekor yang diberitakan memberi kemampuan Haiyi untuk berkomunikasi secara real-time dari dalam laut dengan dengan stasiun operasional di darat, Joko berharap bisa dilibatkan dalam penelitian untuk memastikannya. "Saya belum pernah dengar," katanya.

Terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengatakan drone bawah laut yang ditemukan nelayan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, merupakan sea glider hanya untuk riset bawah laut. Kesimpulan itu diberikannya setelah penelitian selama satu minggu oleh TNI AL.

"Ini sea glider, banyak untuk keperluan survei batimetri atau untuk mencari data oseanografi di bawah laut," kata Yudo dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL di Jakarta Utara, Senin 4 Januari 2020.

Yudo juga meyakini alat itu tidak tidak bisa untuk mendeteksi kapal selam maupun mendeteksi kapal atas air, karena tidak memiliki fungsi mendeteksi kapal lain layaknya sonar pada kapal perang. Dia mengatakan itu sambil mengaku tidak mengubah ataupun mengutak-atik sea glider itu sama sekali.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono memberikan keterangan saat konferensi pers perihal penemuan Sea Glider di Pushidros TNI AL, Jakarta, Senin, 4 Januari 2021. Sea Glider yang ditemukan di perairan Sulawesi Selatan ini digunakan untuk mencari dan merekam data Oseanografi berupa data suhu, konduktivitas dan sound velocity untuk kepentingan riset dasar laut. TEMPO/Muhammad Hidayat

"Tidak ditemukan pula ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Tidak ada tulisan apa pun di sini, dari awalnya demikian. Kami tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan," katanya menegaskan.

Baca juga:
Drone Tempur Elang Hitam akan Tandingi versi Cina, Simak Rencana Ujinya

Dia menuturkan, wahana berukuran 2,25 meter itu terbuat dari aluminium dengan dua sayap, propeller, serta antena belakang. Di badan terdapat instrumen yang mirip kamera.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

10 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

16 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

20 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

1 hari lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya