Alat Tes Covid-19 CePAD Bersaing dengan Barang Impor, Unpad Galang Alumni
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Minggu, 10 Januari 2021 12:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah jadi dan mendapat izin edar, alat tes cepat berbasis antigen CePAD buatan peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) kini harus berhadapan dengan produk sejenis hasil impor.
Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari meminta Ikatan Alumni ikut mendongkrak pemakaian alat buatan anak bangsa itu. “Produk baru sulit bersaing di harga, kalau produksi bisa 1 juta unit bisa bersaing dengan importir,” katanya.
Baca:
Spesifikasi Rapid Test Antigen CePAD Buatan Unpad dan Harganya
Menurut Diana, harga jual CePAD sebesar Rp 120 ribu per kit itu kini masih dirasakan tinggi. Adapun produksi alat berkapasitas 500 ribu unit per bulan. Sementara ini pemesannya yaitu Kementerian Riset dan Teknologi, pemerintah Provinsi Jabar, dan pembeli lain dalam jumlah tidak banyak. “Kalau produksi lebih banyak bisa di bawah itu harganya,” ujar dia saat pengenalan CePAD ke pengurus Ikatan Alumni Unpad, Sabtu, 9 Januari 2021.
Sebagai ilustrasi perbandingan, PT Kereta Api yang menyediakan layanan tes antigen ke penumpangnya mematok harga Rp 105 ribu. Diana mengatakan kini ada beberapa distributor resmi dari pemerintah yang menjual alat tes antigen impor. Sementara CePAD sudah mendapat izin edar dari Kemenkes 4 November 2020
Sebelumnya, Koordinator Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad Muhammad Yusuf mengatakan, alat deteksi bernama CePAD itu setara dengan tujuh produk tes antigen impor. Hasil kerja sama dengan PT Pakar Biomedika Indonesia sebagai produsen dan mitra penelitian, CePAD berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus dari sampel hasil usapan (swab) pada saluran pernafasan bagian atas (nasofaring). “Deteksinya pada saat viral load (jumlah virus) sedang tinggi,” kata Yusuf.
Tes cepat berbasis antigen Unpad itu diklaim memiliki limit deteksi antigen 5 nanogram per milliliter (ng/mL). Jumlah itu setara dengan tujuh produk impor tes antigen. Menurut Yusuf, sensitivitas CePAD mencapai 85 persen, spesifisitas 83 persen, dan akurasinya 84 persen. Spesifikasi itu sesuai standard WHO yang semua angkanya 80 persen lebih.
Kelebihan lain CePAD adalah pada tiap alat (kit) tes disertai barcode. Penanda khusus itu, menurut Yusuf, untuk memudahkan data pemeriksaan lewat aplikasi Portal CePAD.
ANWAR SISWADI