Berita Terkini Vaksinasi Covid-19, Negara Miskin Baru Bagikan 55 Dosis

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 30 Januari 2021 20:00 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Di lebih dari 50 negara, kebanyakan negara kaya, upaya vaksinasi virus corona Covid-19 sudah bergulir. Tapi kebanyakan negara yang lebih miskin belum memulainya, bahkan menerima vaksinnya pun belum.

Badan Kesehatan Dunia, WHO, mengatakan pada pekan lalu kalau Guinea di Afrika Barat adalah satu-satunya dari 29 negara berpendapatan rendah yang memulai vaksinasi Covid-19. Itupun sangat terbatas cakupannya--hanya 55 orang dari 12 juta lebih populasi di negara itu yang sejauh ini telah menerima dosis suntikan vaksin.

Bandingkan dengan sejumlah 20 juta dosis yang telah didistribusikan di Amerika Serikat sendiri, menurut data Bank Dunia per 25 Januari 2021. Atau secara keseluruhan 43,7 juta dosis di 42 negara dengan pendapatan tinggi dan 19,1 juta dosis di 11 negara dengan pendapatan sedang-tinggi. Adapun negara berpendapatan menengah-rendah sudah membagikan 15,8 juta dosis.

Di Guinea, sebanyak 55 dosis vaksin datang dari Rusia, yakni Vaksin Sputnik. Inisiatif itu dimulai pada 30 Desember lalu sebagai bagian dari program pilot yang disebut Direktur Jenderal Badan Keamanan Kesehatan Nasional Guinea, Sakoba Keita, dilaksanakan, "Pada basis eksperimen."

Keita menerangkan, pemerintah Rusia mengusulkannya dalam sebuah, "iklim hubungan bilateral yang baik." Kebanyakan dari 55 dosis itu diperuntukkan bagi para pejabat pemerintahan, termasuk Presiden Alpha Condé, 82 tahun, yang menerima suntikan dosis vaksin itu pada awal Januari.

Advertising
Advertising

"Kami bermaksud memulai kampanye sebenarnya pada akhir kuartal tahun ini," kata Keita lagi. Dia menunjuk kepada upaya vaksinasi yang lebih luas, kemungkinan menggunakan Sputnik V dan vaksin Covid-19 dari produsen lain.
Keita mengaku belum bisa memberi tanggal pastinya dengan alasan belum mendapat kepastian suplai batch pertama dari vaksin-vaksin itu. "Semua negosiasi masih berjalan," katanya.

Kesepakatan tak biasa di mana Guinea telah menerima jumlah dosis Sputnik V yang sangat terbatas itu diduga karena kedekatan hubungan Condé dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kepentingan Rusia di negara dengan produk domestik bruto per kapita kurang dari $ 1.000 per tahun itu terkait dengan penambangan bauksit, komponen utama dalam produksi aluminium.

Lambatnya percepatan vaksinasi di negara-negara berpendapatan rendah seperti Guinea tersebut telah dikecam oleh ahli kesehatan masyarakat di dunia. Mereka mengatakan penguasaan dosis vaksin oleh negara-negara yang lebih kaya bisa malah memperluas pandemi Covid-19.

"Kita kini menghadapi bahaya sebenarnya yang bahkan ketika vaksin telah memberi harapan bagi sebagian. Vaksin menjadi batu bata yang lain pada dinding ketidakadilan antara dunia negara kaya dan miskin," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangannya pekan lalu.

Baca juga:
Kematian ASN DPRD Yogya: Rapid Test Covid-19 Negatif, Paru-paru Putih

Ranu S. Dhillon, seorang ahli penyakit menular di Harvard Medical School mengatakan, membiarkan Covid-19 menyebar luas di negara-negara yang tak mampu menyediakan vaksin bisa menyebabkan lebih banyak varian baru virusnya muncul. Pada akhirnya membuat vaksin yang ada menjadi tidak efektif.

<!--more-->

"Tinggal menunggu waktu saja, jenis baru virus Covid-19 akan sampai ke Conakry (ibu kota Guinea), dari Conakry lalu menyebar ke tempat lain, dan akhirnya bersirkulasi di bagian lain dunia."

Thomas J. Bollyky, peneliti senior di Council on Foreign Relations, menyuarakan yang sama. Ketidakadilan vaksin dipastikannya akan memperpanjang masa pandemi, juga menciptakan risiko kesehatan bagi negara-negara kaya. "Seperti yang sudah kita lihat, ini adalah virus. Dia bermutasi," katanya.

Bollyky mengatakan menyaksikan selama beberapa bulan ini bangsa-bangsa yang kaya telah membeli hampir seluruh suplai vaksin Covid-19 yang sudah tersedia. Dia mengatakan tidak terkejut dengan kecenderungan tersebut.

"Dalam setiap pandemi sebelumnya dimana kita mengalami krisis kesehatan global, di mana hanya tersedia intervensi suplai obat-obatan yang terbatas, bangsa-bangsa yang kaya berkuasa," kata dia.

Sekalipun Covax, sebuah inisiatif internasional yang didukung WHO untuk mengumpulkan dan mendistribusikan vaksin di dunia, diharapkan mampu menekan ketidakadilan vaksin, namun upaya ini terbukti tidak mudah. Mereka harus berjuang dengan pendanaan dan mendapati negara-negara kaya telah menyerobot sebagian besar stok vaksin Covid-19 global.

Matshidiso Moeti, Direktur WHO untuk Africa, mengungkap harapannya pada pekan lalu kalau vaksin Covax pertama akan sampai di Afrika pada Maret. Sejauh ini, satu-satunya negara di Afrika yang sudah memulai program vaksinasi secara nasional adalah Seychelles--sebuah negara pulau berpendapatan menengah dan populasi tak sampai 100 ribu orang. Maroko baru memulai yang sama pada pekan ini setelah menjalin kesepakatan mendatangkan 2 juta dosis vaksin AstraZeneca.

Keita sendiri mengatakan kalau Guinea sedang bernegosiasi dengan empat pembuat Vaksin Covid-19 yakni Pfizer, AstraZeneca, Sputnik V dan Sinopharm dari Cina. Negosiasi dengan Sputnik V diaku yang paling maju untuk rencana mendatangkan 1,6 juta dosis pada tahun ini. "Sedang dosis vaksin Pfizer akan disediakan lewat program Covax," kata Keita.

Versi data pemerintahannya, Guinea hingga pekan ini melaporkan lebih dari 14 ribu kasus Covid-19 dengan 81 kematian. Negara ini pula yang pernah menjadi episentrum wabah Ebola pada 2014 lalu yang menyebabkan lebih dari 2.500 warganya meninggal.

Baca juga:
Telegram Bisa Pindahkan Chat Lama Pengguna dari WhatsApp

Dhillon, penasihat Presiden Guyana saat wabah Ebola lalu, berharap otoritas kesehatan Guinea dan masyarakatnya mampu memanfaatkan pengalamannya berhadap dengan Ebola untuk bisa menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.

WASHINGTON POST

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

8 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

8 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

19 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

1 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya