Baju Tempur Masa Depan Rusia Sotnik, Antipeluru Senapan Mesin Berat?

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 6 Februari 2021 19:21 WIB

Combat body armor Sotnik dari Rusia. Rostec

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah program baru yang ingin memodernisasi militer angkatan darat Rusia menjanjikan kemajuan besar dalam teknologi baju tempur atau body armor. Industri perlengkapan militer Rusia, Rostec, menjanjikannya yang mampu menahan peluru dari senapan mesin berat kaliber 50 (0.50)--ini adalah jenis senapan yang biasa ditempatkan di kendaraan tempur dan bahkan digunakan untuk anti-pesawat.

Angkatan Darat Rusia berencana mendistribusikan Sotnik, sistem kelengkapan prajurit masa depannya itu kepada para personel 2025. Sotnik akan melengkapi, tepatnya menggantikan Ratnik saat ini. Perlengkapan tempur Ratnik yang sekarang digunakan mencakup mulai dari pelindung tubuh dari peluru hingga kaliber 7.62 milimeter sampai seragam, helm khusus dengan thermal night vision monoculer, dan bahkan senter.

Ada pula sistem komunikasi terpadu, selain beberapa kelengkapan individual seperti masker gas, ransel, penghangat, penyaring air, dan peralatan medis. "Militer Rusia sepertinya sangat serius tentang rencananya mengganti Ratnik ini dengan Sotnik," kata Samuel Bendett, analis yang fokus pada pengembangan militer Rusia di Center for Naval Analyses, Amerika Serikat.

Namun cita-cita teknologi masa depan untuk Sotnik dinilai ambisius. Disebutkan Rostec kalau sistem perlengkapan personel prajurit generasi keempatnya ini akan memiliki sejumlah inovasi, termasuk sepatu anti-ranjau dan seragam anti-termal untuk menyembunyikan prajurit dari deteksi musuh, dan sebuah elemen anti-radar.

"Sotnik juga akan mengintegrasikan penggunanya dengan kontrol dan komando otomatis serta 'micro-drone', yang memungkinkan gambar-gambar yang dikumpulkan ditransimisikan secara real-time ke kaca helm atau kacamata khusus."

Advertising
Advertising

Klaim 'terliar' dinilai pada kemampuan baju tempur menahan peluru senapan mesin berat kaliber 50 menggunakan logam dan plastik. "Armor Sotnik generasi keempat akan terdiri dari serat polietilene ringan dan plat yang dirancang untuk tahan sebuah tembakan langsung dari M2 Browning kaliber .50."

Senapan mesin kaliber .50 Browning digunakan dalam operasi [REX / Shutterstock]

Polietilene adalah, tentu saja, plastik. Polyethylene armor, yang nyata saat ini, menggunakan kelemahan yang umum pada plastik: meleleh. Ketika sebuah peluru menghantam armor, dia akan melelehkan plastiknya, hingga diharapkan menahan laju peluru hingga akhirnya terhenti.

Baca juga:
Rusia Punya Terminator, Tak Takut Lagi Perang Kota

Polietilene untuk perlengkapan tempur Rusia disebut “Superthread” dan media resmi Rusia mengklaimnya lebih ringan namun memberi proteksi lebih tinggi daripada yang dikembangkan militer Israel maupun Amerika.

<!--more-->

Pertanyaannya sekarang, mampukah sebuah baju tempur dengan polietilene dan logam itu menghentikan peluru kaliber 50? Tentu saja bisa. Apa saja bisa dihentikan. Tapi membuatnya cukup ringan untuk seorang personel dan nyaman dikenakan menjadi pertanyaan besar.

Sebagai ilustrasi, baju tempur level III militer Amerika saat ini akan menghentikan peluru 7.62 millimeter (.308 Winchester). Sebuah peluru kaliber .50 berbobot empat kali lipat dengan energi lesatannya yang hampir enam kali lipat daripada peluru 7.62 milimeter itu.

Modular Scalable Vest milik militer AS mampu menghentikan peluru 7.62-millimeter tapi itupun beratnya 11,3 kilogram. Plat baja AR500-grade setebal sekitar 1,25 inci akan meghentikan peluru kaliber .50 tapi baja sangat berat. Jumlah plastik yang harus digunakan juga belum terbayangkan.

Yang jelas, baju tempur yang didesain untuk menghentikan peluru empat-lima kali lebih berat dan lebih bertenaga daripada kaliber 7.62 milimeter bisa dibayangkan sangat tidak nyaman.

Satu kemungkinannya adalah Rusia menggunakan titanium menggantikan baja. Titanium lebih kuat dan ringan daripada baja, dan Uni Soviet pernah membuat body armor dari bahan itu saat Perang Dingin.

Combat body armor Sotnik dari Rusia. popularairsoft.com

Katakanlan para insinyur militer Rusia benar akan menggunakannya kembali, masih sulit membayangkan seorang personel bisa menahan peluru dari senapan mesin berat. Kemampuan itu selama ini hanya hidup di film-film fiksi maupun game.

Baca juga:
Prancis Izinkan Aplikasi Teknologi Tentara Bionik, Gara-gara Cina?

Memahami pertanyaan ini, Bekkhan Ozdoev dari Rostec Rusia menjawab, "Peralatan ini tidak akan membatasi pergerakan dan masih akan memungkinkan Anda untuk membawa yang lain yang diperlukan untuk misi khusus."

POPULAR MECHANICS | TASK AND PURPOSE

Berita terkait

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

4 menit lalu

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

Presiden Gustavo Petro mengumumkan Kolombia akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel atas genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

7 menit lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

45 menit lalu

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

Gal Gadot aktor asal Israel yang sukses berkiprah dalam dunia industri hiburan Hollywood. Berikut beberapa filmnya, bukan hanya Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

1 jam lalu

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

2 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

14 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

17 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

18 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

20 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

20 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya