Melacak Covid-19 ke Wuhan, Tim Peneliti Masih Ragu Soal Kelelawar

Reporter

Antara

Kamis, 11 Februari 2021 18:25 WIB

Coronavirus yang baru ini (dinamakan 2019-nCoV oleh WHO) memiliki kesamaan hingga 87% dengan rantai genetika dengan dua coronavirus yang ditemukan pada kelelawar. Namun, muasal dari 2019-nCoV belum diketahui

TEMPO.CO, Beijing - Pelacakan penularan Covid-19 telah memastikan virus penyebab penyakit itu berasal dari hewan lalu melompat ke manusia (transmisi zoonosis). Yang belum berhasil meyakinkan para ilmuwan dunia sampai saat ini adalah hewan yang menjadi inang si virus.

Liang Wannian, ketua tim delegasi Cina yang sedang meneliti bersama tim dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wuhan mengungkap itu seperti dikutip dari media penyiaran Cina, Kamis 11 Februari 2021. Dalam penelitian sebelumnya, dia menuturkan, para ilmuwan mendapati virus corona jenis baru yang sedang menyebar penyakit mirip pneumonia pada manusia itu terdapat pada kelelawar dan trenggiling.

Baca juga:
Meluas, Temuan Cerpelai Bawa Virus Corona Covid-19 di Eropa

Keduanya ditemukan memiliki kemiripan genetik. Tapi, ternyata, kemiripan tersebut dianggap tidak cukup untuk membuktikan bahwa kelelawar dan trenggiling adalah inang langsung dari virus corona jenis baru, SARS-CoV-2. Liang bahkan menyebutkan hewan seperti musang dan kucing sangat rentan terhadap virus tersebut sehingga semua jenis spesies itu berpotensi menjadi inang alami.

Pakar dari WHO dalam tim yang sama, Ben Embarek, menjelaskan bahwa tim ke Wuhan bertujuan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai asal-mula wabah merebak di ibu kota Provinsi Hubei tersebut. Sekaligus meneliti bagaimana virus menginfeksi masyarakat setempat.

Sejauh ini, Embarek mengatakan, tidak ada perubahan dramatis dari gambaran Wuhan sebagai daerah pertama yang melaporkan epidemi Covid-19. "Namun para ilmuwan telah menambah pengetahuan mengenai situasi terdahulu secara detail," kata Embarek.

Hasil penelitian di Wuhan juga telah menyimpulkan bahwa virus tersebut melompat dari seekor binatang ke inang lalu menularkan ke manusia. Menurut Embarek, virus kemungkinan juga berasal dari seekor binatang yang langsung menularkannya ke manusia. Kemungkinan lain, ditularkan dari makanan beku.

Advertising
Advertising

Peter Ben Embarek, anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal-usul penyakit virus corona (Covid-19) mengunjungi pasar makanan laut Huanan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Ahad, 31 Januari 2021. Kunjungan ini dijaga ketat oleh para petugas keamanan. REUTERS/Thomas Peter



Embarek dan timnya mengesampingkan kemungkinan virus tersebut berasal dari laboratorium sehingga para ilmuwan tidak akan melacaknya ke arah sana.

Liang menambahkan bahwa masih belum diketahui bagaimana virus tersebut ditemukan di Pasar Hewan Huanan. Dia menyebutkan, di pasar itu terdapat lapak-lapak penjualan ikan yang menjadi salah satu tempat penularan wabah sehingga menjadi perhatian otoritas di Cina.

Baca juga:
Masih Berpikir Virus Corona Buatan Lab? Simak Studi Ini

Tim yang melakukan penelitian asal-mula virus corona Covid-19 di Wuhan terdiri dari 17 ilmuwan Cina dan 17 ilmuwan dari 10 negara lain.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

7 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

13 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

13 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

19 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

22 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

23 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya