Jasad Nasrial Tak Utuh, Korban Keganasan Buaya Muara Saat Musim Kawin?

Reporter

Antara

Sabtu, 13 Februari 2021 11:31 WIB

Seekor buaya muara ditemukan di Kabupaten Langkat, dan dititipkan di Penangkaran Asam Kumbang Medan akhirnya mati. (ANTARA/ Ilustrasi.)

TEMPO.CO, Lubukbasung - Nasrial (50) warga Muaro Putih, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara, diduga telah menjadi korban serangan buaya muara (Crocodylus porosus). Jasadnya tak utuh ditemukan mengapung di Sungai Batang Masang pada Jumat pagi 12 Februari 2021.

"Ini berdasarkan kondisi jenazah yang ditemukan, diduga korban memang diserang buaya, karena kaki kiri dan bagian tubuh lainnya hilang," kata Ade Putra, Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam, BKSDA Sumatera Barat, Jumat.

Baca juga:
Warga Keroyok Buaya di Seranau, Selamatkan Bocah 10 Tahun

Ade Putra menyatakan sedang melakukan identifikasi di lapangan untuk memastikan penyebab kematian Nasrial. Namun, yang jelas, Sungai Batang Masang merupakan habitat buaya muara. Sungai itu, kata Ade, bahkan sudah direncanakan bersama Pemerintah Kabupaten Agam sebagai Kawasan Ekosistem Essensial (KEE) pada 2019.

Sementara ini Ade mengimbau warga sekitar mengurangi aktivitas di sungai dan rawa agar tidak diserang buaya muara. Terlebih, dia menambahkan, saat ini sudah masuk musim kawin dan bertelur buaya-buaya muara yakni Januari-Juli.

Buaya yang akan kawin dan bertelur disebutnya cenderung akan mencari lokasi yang aman dari gangguan individu lainnya. Terutama induk buaya yang sedang menunggui sarang telurnya, akan sangat agresif dan sensitif terhadap keberadaan hewan lain maupun manusia.

Baca juga:
Buaya Muara Mati dengan Trakea Robek, Gara-gara Mata Pancing

"Seperti yang ditemukan di Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara, Senin 25 Januari 2021, di mana di lokasi tersebut ditemukan sarang telur buaya yang dijaga oleh induknya," katanya.

Sedangkan di Kabupaten Pasaman Barat, pada awal tahun 2021 dilaporkan terjadi serangan buaya terhadap manusia di Ujung Gading, Sasak dan terakhir di Kinali. Selain karena faktor musim kawin dan bertelur itu, menurut Ade, meningkatnya interaksi antara manusia dan buaya muara karena juga penyempitan habitat.

Hampir di seluruh lokasi terjadinya serangan buaya, kondisi alamnya sudah beralih fungsi menjadi perkebunan dan lahan budidaya lainnya. Bahkan sepanjang pinggiran aliran sungai sampai dengan muara sudah ditanami dan akhirnya memaksa buaya untuk berada sepanjang waktu di dalam air.

Baca juga:
Di Pulau Komodo, Ibu Berjibaku Bebaskan Anaknya dari Gigitan Komodo

"Tentunya hal ini mengakibatkan semakin seringnya perjumpaan buaya muara dengan manusia," katanya.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

15 hari lalu

Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

Bus ALS alami kecelakaan di Malalak Selatan, Agam, Sumatera Barat pada Senin 15 April 2024. Berikut profil PO bus ALS yang beroperasi sejak 1966.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

19 hari lalu

Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

Kota Padang punya beberapa destinasi wisata religi antara lain Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Al Hakim, dan Masjid Raya Ganting. Ini istimewanya.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

23 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

BNPB: 72 Rumah di Kabupaten Agam Rusak Akibat Banjir Bandang

25 hari lalu

BNPB: 72 Rumah di Kabupaten Agam Rusak Akibat Banjir Bandang

Puluhan rumah rusak tersebut akibat banjir bandang yang berisi lahar dingin atau material vulkanik Gunung Marapi yang terseret limpasan air hujan.

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

26 hari lalu

5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

Keunikan tradisi Idul Fitri atau lebaran di Sumatera Barat tak kalah dengan daerah lainnya. Di sini ada Malamang, Kabau SIrah, hingga Bakajang.

Baca Selengkapnya

Menu Lebaran ala Padang: Lamang Tapai, Kue Sapik, hingga Itik Koto Gadang

26 hari lalu

Menu Lebaran ala Padang: Lamang Tapai, Kue Sapik, hingga Itik Koto Gadang

Menu lebaran di tiap daerah banyak variannya, termasuk di Sumatera Barat. Makanan ala restoran Padang pun tersaji mulai lamang sampai Itik Koto Gadang

Baca Selengkapnya

Banjir Lahar Gunung Marapi Terjang Daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar

29 hari lalu

Banjir Lahar Gunung Marapi Terjang Daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar

Banjir lahar dingin dari Gunung Marapi pada Jumat sore, 5 April 2024, dipicu hujan deras

Baca Selengkapnya

Pertamina Amankan Stok BBM Menjelang Mudik Lebaran di Sumatera Barat

33 hari lalu

Pertamina Amankan Stok BBM Menjelang Mudik Lebaran di Sumatera Barat

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut mengaktifkan Satgas RAFI untuk memastikan stok BBM aman.

Baca Selengkapnya

Konsumsi BBM Jenis Gasolin saat Lebaran di Sumatra Barat Diprediksi Naik, Gasoil Turun

33 hari lalu

Konsumsi BBM Jenis Gasolin saat Lebaran di Sumatra Barat Diprediksi Naik, Gasoil Turun

Pertamina Patra Niaga memprediksi konsumsi BBM jenis gasolin bakal meningkat saat libur Idul Fitri 2024 di Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

36 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya