Satu Virus Covid-19 Hybrid Ditemukan di Amerika, Kombinasi Dua Varian
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 19 Februari 2021 14:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dua varian SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, telah berkombinasi membangun galur dengan genom baru. Peristiwa 'rekombinasi' itu ditemukan dalam satu sampel virus di California, Amerika Serikat, yang langsung menyalakkan peringatan kemungkinan adanya fase baru lagi dari pandemi saat ini.
Virus hibrida itu adalah hasil dari rekombinasi varian B.1.1.7 yang diketahui pertama menyebar di Inggris dan sangat menular, dan varian lokal B.1.429 yang muncul di California. Spekulasi pun berkembang kalau hasil kombinasi itu berada di balik gelombang kasus baru Covid-19 di Los Angeles saat ini. Alasannya, varian baru hasil rekombinan ini mungkin membawa sebuah mutasi yang membuatnya resisten terhadap beberapa antibodi dalam tubuh--seperti mutasi yang dimiliki varian B.1.429.
Baca juga:
Berita Terkini Covid-19 Global: Inggris Geser Rusia, Virusnya Bermutasi Lagi
Rekombinan itu ditemukan Bette Korber, peneliti di Los Alamos National Laboratory, New Mexico, Amerika Serikat, yang kemudian mengungkapnya dalam forum New York Academy of Sciences pada 2 Februari 2021. Dia menyatakan telah melihat buktinya dengan sangat jelas dalam basisdata genom virus corona Covid-19 yang dihimpunnya.
Jika terkonfirmasi, virus Covid-19 hasil rekombinan itu menjadi yang pertama terdeteksi dalam pandemi saat ini. Pada Desember dan Januari lalu, dua kelompok riset yang bekerja terpisah melaporkan kalau mereka belum melihat bukti adanya rekombinasi seperti yang disaksikan Korber. Sekalipun mereka mengaku sudah berharap melihatnya karena kombinasi sangat umum terjadi dalam keluarga besar virus corona.
Tidak seperti mutasi biasanya, di mana setiap perubahan terakumulasi di setiap waktu, hasil rekombinasi dua varian bisa membawa beberapa mutasi sekaligus. Seringkali, perubahan-perubahan itu memang tak memberi keuntungan bagi si virus, tapi beberapa kali sebaliknya.
Menurut François Balloux dari University College London, rekombinasi yang terjadi bisa menjadi petunjuk penting untuk perubahan evolusioner. Di antaranya tentang bagaimana SARS-CoV-2 berawal.
Rekombinasi pertama inipun bisa membimbing kepada kemunculan varian baru dan bahkan berbahaya, meski belum jelas seberapa besar ancamannya. Korber baru melihat satu genom rekombinan itu di antara ribuan ekuensing yang dia lakukan. Belum diketahui pula apakah virus itu ditularkan dari satu orang ke orang lain ataukah hanya di satu orang.
Kemunculan sejumlah varian baru virus Covid-19 diketahui telah menyediakan bahan mentah untuk rekombinasi-rekombinasi. Ini karena setiap orang bisa saja terinfeksi sekaligus oleh varian virus corona yang berbeda-beda. "Dan kita mungkin akan segera sampai ke titik di mana terjadi begitu banyak rekombinan," kata Sergei Pond dari Temple University, Pennsylvania.
Dia juga bekerja melacak rekombinan dengan saling membandingkan ribuan genom hasil sekuensing yang telah diunggah ke basisdata. Sejauh ini dia menyatakan tidak melihat bukti penyebaran luas virus hasil rekombinasi. "Masalahnya, semua virus corona itu melakukannya, jadi pertanyaannya bukan lagi apakah mereka akan berekombinasi tapi kapan," kata Pond.
Implikasi dari temuan Korber belum diketahui pasti karena ilmu biologi rekombinan juga masih banyak belum diketahui. Tapi yang jelas dia akan membawa mutasi yang membuat B.1.1.7 lebih mudah menginfeksi sel dan mutasi yang membuat B.1.429 bisa mengatasi beberapa antibodi tubuh.
Baca juga:
Berita Terkini Covid-19 Global: Indonesia Telah Langkahi Peru
"Jenis ini memungkinkan virus Covid-19 memiliki keduanya, lebih infektif dan lebih resisten juga," kata Korber dalam pertemuan di New York.
NEWSCIENTIST