Magnitudo dan Skala Richter sebagai Besaran Kekuatan Gempa Bumi

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 27 Februari 2021 11:23 WIB

Foto aerial Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang rusak akibat gempa bumi magnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu, 16 Januari 2021. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Secara geografis, Indonesia berdiri di atas tiga lempeng yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Inilah salah satu penyebab Indonesia sering dilanda gempa tektonik.

Saat terjadi gempa, muncul istilah yang sering disebut, seperti magnitudo dan skala Richter. Lalu bagaimana keduanya digunakan sebagai ukuran kekuatan gempa bumi?

Magnitudo gempa merupakan besaran yang menyatakan kekuatan gempa melalui energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa. Magnitudo dicatat menggunakan alat ukur bernama seismograf. Getaran yang ditimbulkan oleh pergerakan permukaan tanah dicatat oleh seismograf. Bentuknya berupa garis-garis zig-zag yang menunjukkan variasi amplitudo gelombang oleh sumber gempa.

Dilansir dari britannia.com, ukuran gempa bumi sangat bervariasi. Sebagai perbandingan, perlu dikompres dengan kisaran amplitudo gelombang yang diukur pada seismogram menggunakan alat matematika. Charles F. Richter salah satu Seismolog Amerika pada tahun 1935 membuat skala magnitudo gempa bumi sebagai logaritma ke basis 10 dari amplitudo gelombang seismik maksimum. Hasilnya akan direkam pada seismograf dengan jarak 100 km dari pusat gempa.

Baca: Mengapa gempa Ada yang Berpotensi Tsunami dan tidak?

Besaran magnitudo baru digunakan sebagai skala pengganti untuk mengukur kekuatan gempa. Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggunakan skala Richter. Dalam skala Richter, kekuatan gempa diukur menggunakan amplitudo. Sementara, amplitudo tidak menggambarkan energi lengkap dari gempa.

Masih dalam britannia.com, skala Richter atau yang disebut juga dengan Magnitude Lokal (ML) dalam praktiknya tidak umum digunakan lagi. Terkecuali untuk gempa bumi kecil lokal. Yang dapat diukur hanyalah ML dan magnitudo gelombang permukaan dengan periode pendek. Sedangkan untuk semua gempa lain yang lebih besar, skala magnitudo momen atau Moment Magnitude adalah yang lebih akurat.

Advertising
Advertising

Besaran magnitudo didasarkan pada sifat fisik gempa. Datanya diperoleh dari analisis bentuk gelombang yang terekam dari getaran yang ditimbulkan. Pertama, momen seismiknya dihitung. Momen seismik ini kemudian diubah menjadi besaran yang dirancang agar kisarannya sama dengan skala Richter.

ANNISA FEBIOLA

Berita terkait

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

7 jam lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

8 jam lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

10 jam lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

11 jam lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

16 jam lalu

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

Bibit siklon tropis 91P berdampak hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di sekitar wilayah bibit siklon tersebut.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

16 jam lalu

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

18 jam lalu

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

Topik tentang Teluk Kendari di Kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

1 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 6 - 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

1 hari lalu

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas (heatwave), tapi suhu panas.

Baca Selengkapnya