5 Hal Seputar Krisis Chip Dunia, Pandemi Bukan Satu-satunya Penyebab
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 22 Maret 2021 15:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dunia sedang mengalami kelangkaan pasokan chip komputer. Penyebabnya, pandemi dan faktor lain yakni perang dagang dan cuaca ekstrem. Faktor-faktor itu berbarengan dengan melonjaknya tingkat permintaan--yang untuk sepanjang Januari 2021 saja, penjualan chip mencapai rekor $40 miliar (lebih dari Rp 500 triliiun).
Hampir semua perangkat elektronik kini membutuhkan chip dari semikonduktor sebagai otaknya. Dari jam tangan sampai lemari pendingin. Mobil-mobil baru saja butuh beberapa puluh chip di dalamnya. Industri semikonduktor menjadi kewalahan untuk bisa memproduksi semua kebutuhan akan chip itu dengan cepat.
Berikut ini 5 informasi tentang krisis chip yang sedang terjadi di dunia,
1. Apa penyebab kelangkaan?
Pandemi Covid-19 sempat menyebabkan penjualan mobil drop hingga 50 persen. Ini karena pembatasan pergerakan masyarakat, selain pertumbuhan ekonomi yang juga terpukul. Industri otomotif bereaksi dengan merampingkan produksi dan mengurangi pesanan suku cadang. Termasuk mengurangi sejumlah besar permintaan chip ke industri semikonduktor.
Seperti diketahui, setiap mobil baru saat ini bisa memiliki puluhan chip di dalamnya untuk mengontrol segala fungsi, mulai dari pengereman sampai steering dan manajemen mesin. Menurut perusahan riset IHS Markit, produksi mobil di kuartal pertama tahun ini akan berkurang 672 ribu unit.
Pada waktu yang bersamaan, ada rush untuk perangkat-perangkat rumah dan kantor seperti laptop dan smartphone. Lonjakan permintaan dalam jumlah besar dan bersamaan ini karena banyak orang berubah menjadi bekerja dari rumah. Rush juga terjadi untuk konsol-konsol game yang penting untuk membuat orang-orang tak selalu memikirkan pandemi.
Pabrikan-pabrikan chip besar pun mengikuti pasarnya, berubah dari membuat chip untuk mobil menjadi chip yang dibutuhkan smartphone, laptop, tablet. Faktanya, pergeseran ini menyebabkan total penjualan chip dunia malah menanjak melampaui kondisi-kondisi sebelumnya. Semiconductor Industry Association (SIA) mengatakan penjualan chip sepanjang Januari lalu menyentuh rekor $40 miliar (lebih dari Rp 500 triliun), atau lebih tinggi 13,2 persen daripada periode yang sama tahun lalu.
Kini penjualan mobil mulai bangkit kembali. Dampaknya, perusahaan-perusahaan dari beragam industri pun bertarung untuk mendapatkan prioritas suplai chip.
Baca juga:
Begini Industri Semikonduktor Cina Siasati Krisis Chip di Dunia Saat Ini
2. Apakah tidak ada stok chip komputer ini?
Banyak perusahaan yang sebelumnya beroperasi dengan stok minimum untuk menjaga ongkos produksi rendah kini sedang bergegas mengembalikan volume produksinya. Satu perusahaan pembuat chip pernah mengatakan kepada The Washington Post kalau para eksekutif di industri otomotif mengatakan kepadanya: "Anda sama saja sedang membunuh saya. Anda harus membuat lebih banyak lagi (chip)."
<!--more-->
Tapi, pabrik-pabrik semikonduktor memiliki kapasitas produksi yang terbatas, dan untuk membangun pabrik baru butuh investasi masif dan jangka waktu tahunan. Para pembuat chip juga mendapatkan insentif berupa profit margin yang lebih besar jika fokus produksi memenuhi kebutuhan industri smartphone dan tablet daripada ke industri dengan teknologi yang lebih tua di otomotif.
3. Kenapa pabrik chip tidak bisa langsung tingkatkan produksi?
Sederhananya, sebuah badai telah sempurna memukul industri semikonduktor. Saat ini, sebagian besar suplai chip komputer datang dari Taiwan dan yang terbesar adalah Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Tapi, cuaca ekstrem berupa kekeringan tengah melanda wilayah Taiwan.
Proses produksi chip ternyata membutuhkan air dalam jumlah besar. TSMC yang menyuplai chip untuk puluhan perusahaan membutuhkan 156 ribu ton air per hari. Perusahaan itu terpaksa mengangkuti air menggunakan truk-truk ke pabrik.
Dampak cuaca ekstrem bukan hanya menghambat produksi di TSMC. Pabrik chip di Jepang mengalami kebakaran pada Oktober lalu dan bekunya musim dingin yang tak biasa di Texas menyebabkan pabrik chip di sana juga lumpuh sementara waktu.
Lalu, menambah berat masalah yang sudah ada akibat pandemi adalah perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Perusahan chip Amerika, Xilinx, harus membekukan penjualan ke Huawei setelah Presiden AS saat itu Donald Trump menempatkan perusahaan konsumen elektronik dari Cina tersebut dalam daftar hitam untuk kekhawatiran akan keamanan nasional Amerika.
Cina kini sedang berupaya membangun kemampuan produksi chip dalam negeri. Pun dengan Amerika yang meminta TSMC membangun pabrik senilai $12 miliar di negaranya sendiri di Amerika. Masing-masing ingin memastikan kecukupan suplai chip, dan kelangkaan yang saat ini terjadi telah membuat keduanya berpacu lebih cepat.
4. Industri apa saja yang terdampak?
Pabrik mobil seperti Ford, Toyota dan Volkswagen telah seluruhnya tak bisa beroperasi penuh beberapa bulan terakhir. Alasannya, tak mendapat pasokan chip cukup untuk bisa memproduksi mobil-mobilnya.
Sony juga tak mampu memenuhi target produksi konsol game PS5, dan Microsoft terpaksa menyesuaikan kembali angka produksi Xbox Series X, serta Samsung telah mengumumkan penundaan peluncuran seri terbaru Samsung Galaxy Note.
Baca juga:
Bank Singapura Luncurkan Teknologi Pengenalan Wajah di Mesin ATM
5. Berapa lama krisis Chip ini akan bertahani
Beberapa analis meyakini krisis chip dunia butuh setahun sebelum pabrik-pabrik kembali beroperasi normal, dan butuh enam bulan tambahan untuk bisa memenuhi stok chip seperti yang dibutuhkan.
NEW SCIENTIST