Alasan Uji Klinis Vaksin Nusantara Belum Berlanjut Lagi di Rumah Sakit Ini

Kamis, 15 April 2021 05:00 WIB

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021. Kepala BPOM Penny K. Lukito beralasan proses penelitian dan pengembangan vaksin Nusantara tidak memenuhi kaidah etika penelitian dan pengembangan vaksin. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Semarang - Penelitian vaksin sel dendritik SARS-CoV-2, Vaksin Nusantara, di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Kota Semarang telah dihentikan sejak pertengahan bulan lalu. Penghentian menyusul surat yang dikirim Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Dodik Tugasworo, ke Kementerian Kesehatan pada 12 Maret lalu.

Surat berisi permohonan izin penghentian sementara penelitian di rumah sakit itu dibuat karena riset belum mengantongi izin persetujuan pelaksanaan uji klinik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Sudah tidak ada penelitian," kata Kepala Hubungan Masyarakat RSUP dr Kariadi, Parna, memberi konfirmasi atas isi surat pada Rabu 14 April 2021.

Menurut Parna, riset tak dilanjutkan setelah tim peneliti bergabung di antara peserta rapat kerja dengan Komisi Kesehatan DPR RI di Jakarta pada 10 Maret lalu. Dalam rapat yang dihadiri mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto--yang memimpin riset Vaksin Nusantara--itu, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito membeberkan alasan kenapa riset vaksin itu belum dibolehkan berlanjut ke uji klinis fase dua.

Di antaranya adalah uji klinis tahap satu di RS Kariadi yang berjalan tanpa pengawasan Komite Etik. "Jadi belum ada perkembangannya lagi sekarang," kata Parna.

Vaksin Nusantara digagas Terawan pada Oktober tahun lalu, ketika masih menjabat Menteri Kesehatan. Sejumlah nama, perguruan tinggi, dan rumah sakit tercatat dalam tim risetnya yang disebutkan dalam surat keputusan Menteri Kesehatan yang ditandatangani Terawan pada 18 Desember 2020, sebelum dia dicopot dan digantikan Budi Gunadi Sadikin.

Advertising
Advertising

Dalam surat itu disebutkan bahwa Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi berperan menyediakan sarana dan prasarana laboratoriumnya untuk co-kultur (inkubasi) sel dendritik. Selain Rumah Sakit Kariadi, tim riset diketahui melibatkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, dan Fakuitas Kedoktera! Universitas Gadjah Mada.

Belakangan, Fakultas Kedokteran UGM menyatakan mundur dari penelitian tersebut Maret lalu. Alasannya, merasa tak dilibatkan sejak awal riset hingga Terawan dan sebagian anggota timnya mengumumkan hasil uji klinis tahap pertama Vaksin Nusantara.

Terkini, BPOM menegaskan larangan Vaksin Nusantara berlanjut ke uji klinis tahap dua masih berlaku hingga setidaknya pertengahan pekan ini. Menurut Penny, Terawan dkk masih mengabaikan permintaan tindakan korektif atas uji klinis tahap awalnya.

Baca juga:
DPR Ngotot Ingin Disuntik Vaksin Nusantara, Epidemiolog: Risiko Tanggung Sendiri

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

4 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

6 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

6 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

7 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya