Top 3 Tekno Berita Kemarin: Hujan Buatan di Toba, Prediksi Bencana Bill Gates
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 7 Mei 2021 03:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Kamis 6 Mei 2021, dimulai dari berita teknologi modifikasi cuaca hujan buatan yang terpantau berhasil meningkatkan tinggi muka air Danau Toba, Sumatera Utara. Teknologi ini dikerahkan setelah hingga akhir Maret lalu air Danau Toba semakin mendekati titik minimumnya untuk dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PT Inalum bisa tetap beroperasi.
Berita kedua tentang seorang mahasiswa dilaporkan lolos menumpang pesawat dari Semarang, Jawa Tengah, tujuan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sebelum hasil swab test PCR miliknya diketahui menunjukkan positif Covid-19. Si mahasiswa tak langsung melaporkan dirinya sementara hasil pelacakan kontak dekat dari pesawat juga belum jelas hingga malam harinya.
Berita ketiga berisi hasil wawancara dengan pendiri Microsoft Bill Gates. Satu di antara orang terkaya di Bumi itu sebelumnya telah menyedot perhatian karena prediksinya akan ada bencana global karena infeksi virus telah terbukti. Dalam wawancara terbaru, Bill Gates bicara ancaman apa lagi yang mungkin terjadi dengan skala global.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, selengkapnya
1. Hujan Buatan Sukses Isi Air Danau Toba, Selamatkan 2 PLTA
Teknologi modifikasi cuaca hujan buatan terpantau berhasil meningkatkan tinggi muka air Danau Toba, Sumatera Utara. Teknologi ini dikerahkan setelah hingga akhir Maret lalu air Danau Toba semakin mendekati titik minimumnya untuk dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PT Inalum bisa tetap beroperasi.
Keberhasilan operasi hujan buatan itu telah dilaporkan dalam rapat evaluasi yang dilaksanakan daring, dipimpin Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa 4 Mei 2021. “Tim TMC berhasil meningkatkan efektif inflow Danau Toba di atas target yang ditetapkan sebelumnya,” ujar Kepala BPPT, Hammam mengungkapkannya kembali, Rabu 5 Mei 2021.
Efektif Inflow Danau Toba disebutnya meningkat di atas baseline inflow yang ditargetkan oleh PT Inalum sebesar 138,6 meter kubik per detik. Sementara dari sisi akumulasi curah hujan selama operasi hujan buatan tercatat sebesar 361 mm. “Peningkatan 36,3 persen dari curah hujan historisnya, dan meningkatkan efektif inflow melebihi baseline inflow sebesar 3,8 persen,” ujar Hammam.
2. Tes PCR Positif, Mahasiswa Semarang Lolos Pulang Kampung Naik Pesawat
Seorang mahasiswa dilaporkan lolos menumpang pesawat dari Semarang, Jawa Tengah, tujuan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sebelum hasil swab test PCR miliknya diketahui menunjukkan positif Covid-19. Tiba pada Rabu 5 Mei 2021, mahasiswa berusia 21 tahun itu belum juga melaporkan diri untuk hasil tes tersebut hingga malam harinya.
"Saya sudah cek di IGD saat ini yang bersangkutan belum masuk ke sana," ujar Fachrudin, Direktur RSUD Sultan Imanuddin, ketika dihubungi dari Palangka Raya, Rabu malam.
Dia menyatakan rumah sakitnya sudah siap untuk melakukan pemeriksaan Covid-19 begitu mahasiswa berinisial MYA itu datang. RSUD Sultan Imanuddin juga siap jika akan ada pemeriksaan terhadap seluruh penumpang pesawat yang datang bersama MYA. Pihaknya masih menunggu hasil pelacakan kontak erat dari Dinas Kesehatan setempat untuk kebutuhan pemeriksaan itu.
3. Bencana Global Setelah Covid-19, Bill Gates Prediksikan Dua Ancaman Ini
Pendiri Microsoft Bill Gates memperingatkan bahwa setelah pandemi Covid-19, bencana berikutnya yang akan menyerang kemungkinan besar akan terkait dengan perubahan iklim dan bio-terorisme. Dia menyampaikan hal itu dalam sebuah wawancara dengan saluran YouTube Veritaserum.
Dalam video yang diunggah pada Februari 2021, pembawa acara Veritaserum Derek Alexander mewawancarai Gates dan membawanya kembali ke prediksinya 2015, yang kini menjadi kenyataan. Gates ditanya bagaimana dia begitu cermat dalam prediksinya dan mengapa cukup banyak yang belum dilakukan untuk bersiap menghadapi sesuatu yang mematikan seperti Covid-19.
Gates menjawab, ada gempa bumi kecil sepanjang waktu, kebakaran, dan angin topan, tapi pandemi ini datang secara tidak teratur sehingga orang terbuai dalam rasa aman. Hal ini, kata dia, hampir seolah-olah tidak akan datang dalam beberapa tahun ke depan sehingga orang-orang tak merasa perlu menaruh uangnya di sana untuk antisipasi.