Uji Antibodi 9 Relawan Terapi Vaksin Nusantara, Begini Hasilnya

Sabtu, 29 Mei 2021 12:23 WIB

Politikus senior Partai Golkar Aburizal Bakrie menerima penyuntikan vaksin sel dendritik SARS-CoV-2 atau Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Jumat, 16 April 2021. Penyuntikan dilakukan langsung oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Foto: Istimewa.

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Biologi Molekuler dari Universitas Airlangga Chairul Anwar Nidom mengungkap hasil uji atas efek kekebalan tubuh yang didapat dari terapi sel dendritik melawan infeksi SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19. Dia mengatakan meneliti antibodi yang terbangun pada sebagian relawan uji klinis terapi bernama Vaksin Nusantara tersebut.

Uji dilakukan terhadap sembilan relawan terapi itu yang berdomisili di Surabaya. Mereka telah disuntikkan Vaksin Nusantara pada 4 Mei 2021 dan Nidom bersama tim laboratorium Profesor Nidom Foundation (PNF) mengumpulkan sampel serum darah dari kesembilannya pada 20 Mei, atau 16 hari berselang dari terapi terapi vaksin sel dendritik itu.

Nidom menjelaskan menggunakan patokan kadar antibodi yang diharapkan terbangun dan memberi efek proteksi dari penggunaan Vaksin Covid-19 konvensional. Hasilnya, ada yang melampaui, ada yang di bawah, tapi seluruhnya diketahui memberi daya proteksi.

Angka persen inhibisi bervariasi juga bervariasi dari 31,60 sampai 51,24 yang dianggap Nidom tergolong masih sangat baik dalam memberi daya proteksi. "Titer antibodinya merupakan titer antibodi yang protektif terhadap virus Covid-19 dari alam--virus yang diisolasi dari orang-orang yang tak bergejala,” ujar dia saat dihubungi Jumat, 28 Mei 2021.

Ada satu relawan yang memberi angka titer antibodi hingga 400 atau dua kali lebih tinggi dari patokan dan persen inihibisi hingga 94,91. "Kami telah selidiki dia ternyata penyintas, pernah terinfeksi pada Januari lalu," kata Nidom membedakannya.

Advertising
Advertising

Selain itu, Nidom juga menyebutkan bahwa seluruh sembilan relawan tersebut tidak mengeluhkan kejadian ikutan pasca imunisasi. Lalu, dari tes PCR yang juga dilakukan, semua negatif terhadap infeksi virus Covid-19. "Artinya sampai minggu lalu belum ada yang terinfeksi kembali," katanya menambahkan.

Nidom membandingkan dengan penggunaan vaksin Covid-19 konvensional yang juga pernah ditelitinya. Menurut Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin di PNF itu, sebagian peserta vaksinasi belum memiliki antibodi saat 16 hari setelah suntikan vaksin. “Kalau begitu, apalagi untuk proteksi terhadap virus, rawan untuk terinfeksi kembali,” tutur dia.

Nidom berpendapat, berdasarkan ujinya itu, tidak perlu ada keraguan lagi dalam terapi Vaksin Nusantara. Menurut dia lagi, terapi yang risetnya dipimpin eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu bisa diikutkan sebagai bagian dari program pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia.

Meski begitu, Nidom mengakui Vaksin Nusantara bersifat autologus (individu), jadi pelayanannya bersifat personal. Ini adalah satu di antara faktor yang menjadikan terapi ini tidak bisa disamakan dengan vaksin Covid-19 konvensional.

PNF, juga ditegaskan Nidom, hanya melakukan monitoring pascaterapi, bukan dalam riset uji klinis terapi yang pernah mengundang pro dan kontra terkait dengan prosedur yang ditempuh Terawan dkk itu. "Terutama kami menguji daya protektif antibodi yang terbentuk apakah bisa melawan Covid-19 yang ada di alam termasuk varian-varian baru," kata Nidom.

Baca juga:
Ganasnya Virus Covid-19 India di Cilacap, Terbukti Menular 3 Kali Lebih Cepat

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

10 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

5 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya