Setelah Kapal Perang Terbesar Iran Kharg Terbakar dan Tenggelam

Reporter

Terjemahan

Jumat, 11 Juni 2021 05:00 WIB

Gambar satelit menunjukkan kapal perang terbesar Iran, Kharg saat terbakar di Teluk Oman, Iran 3 Juni 2021. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal perang terbesar milik Angkatan Laut Iran terbakar dan karam di perairan pantai Jask, Iran di Teluk Oman, pada pekan lalu. Kharg adalah sebuah kapal tanker dan kargo yang dipersenjatai ringan. Tragedi yang dialaminya segera disusul dengan sejumlah spekulasi tentang keterlibatan spionase Israel di balik kebakaran itu.

Kedua negara memang dikenal terlibat dalam serangkaian konflik di laut yang tidak dideklarasikan secara terbuka sepanjang beberapa tahun belakangan. Keduanya saling sabotase kapal di tengah perairan.

Pada hari Kharg terbakar dan tenggelam, sebuah kobaran api juga membekap kilang minyak yang melayani ibu kota Iran, Teheran. Pada April lalu, pemadaman menyelimuti fasilitas nuklir di Natanz. Keduanya juga dicurigai buah sabotase Israel.

Sejumlah pakar di Iran mengelompokkan ketiga peristiwa terbaru itu bersama serangkaian insiden kebakaran pada 2020 lalu di fasilitas nuklir, kilang minyak, pembangkit listrik, serta kawasan industri dan bisnis besar di wilayah Iran.

Adapun Israel dianggap memiliki motif terbesar untuk upayanya menghambat pengembangan senjata nuklir Iran. Israel juga dianggap berkepentingan membalas secara langsung dukungan yang diberikan Iran kepada kelompok Hamas dan Hizbullah. Pada konflik Israel-Palestina bulan lalu misalnya, Iran diketahui memasok sejumlah besar roket darat-ke-darat yang digunakan Hamas untuk menyerang target-target di Israel.

Advertising
Advertising

***

Api diketahui mulai berkobar di atas Kharg, sebuah kapal sepanjang 207 meter--setara kapal perang amfibi kelas San Antonio milik Amerika Serikat, pada Selasa malam, 1 Juni 2021. Sebanyak seluruh 400 kru dan kadet berhasil dievakuasi dari kapal yang terbukti tak terselamatkan itu. Beberapa jam kemudian, kapal itu tenggelam di lokasi sekitar 6 mil dari garis pantai Jask.

Kharg memiliki bobot 33.544 ton dan normalnya memuat sebanyak 248 kru. Kapal ini tiba dari Inggris pada 1984 tanpa persenjataan, tapi kemudian dimodifikasi pada awal 1990-an dengan ditambahkan di atas deknya artileri Oto Melara 76-millimeter dan enam pasang yang kaliber 23 milimeter. Kharg juga menyediakan ruang yang setara muatan sebanyak enam helikopter SH-3 Sea King.

Kebanyakan armada Iran di laut, seperti halnya Kharg dan jajaran helikopter Sea King itu, adalah peninggalan pembelian sebelum Revolusi Iran 1979 dan embargo senjata yang dialaminya dari dunia internasional. Sejak itu Iran telah berusaha menciptakan industri kapal perang domestiknya sendiri, namun produk terbesarnya hingga saat ini adalah kapal frigat kelas Mowj yang berbobot 1.400 ton.

Armada kapal perang Iran memiliki kapasitas jelajah terbatas sehingga kerap bergantung kepada Kharg untuk misi ke luar dari kawasan Timur Tengah. Didesain sebagai tanker Angkatan Laut, Kharg di antaranya memberi peran kunci dalam misi pelayaran ke Laut Tengah pada 2011. Pun saat 2014, Kharg juga hadir dalam klaim pelayaran pertama Angkatan Laut Iran ke Samudera Atlantik.

Kharg, Kapal perang Iran. REUTERS/Davoud Poorsehat/IRNA/File Photo

Kharg juga berfungsi sebagai kapal untuk latihan, mengangkut 300-400 kadet angkatan laut. Tahun lalu, kapal ini beroperasi di Samudera Hindia bersama 300 kadet. Beberapa laporan juga menyebut, saat terbakar dan tenggelam pekan lalu, Kharg memiliki 400 kadet yang sedang tergabung dalam pelatihan bersama Angkatan Laut Rusia.

Posisinya dalam latihan itu dikabarkan segera digantikan Makran, eks supertanker sipil yang sejak Oktober 2020 lalu beralih fungsi menjadi 'kapal induk' di garis depan kekuatan maritim Iran. Memiliki panjang 230 meter, inilah satu-satunya kapal yang mengalahkan ukuran Kharg setelah sekian lama. Kapasitasnya, selain membawa muatan minyak, cukup digunakan sebagai helipad juga kargo tambahan termasuk perahu atau kapal selam.

Makran, saat Kharg terbakar, sedang dalam misi mendampingi sebuah gugus tugas Angkatan Laut Iran mengarungi Samudera Atlantik. Mengangkut sedikitnya tujuh perahu serbu cepat, rombongan diduga menuju Venezuela--meski tidak ada konfirmasi dari Iran maupun Venezuela. Saat ini, Makran--dikawal oleh satu kapal frigat--dilaporkan telah langsung dipanggil pulang.

POPULAR MECHANICS | USNI

Baca juga:
Bocoran Hasil Kajian, Pentagon Menduga UFO dari Rusia atau Cina

Berita terkait

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

6 jam lalu

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

7 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

7 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

8 jam lalu

Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

Brussels sedang berupaya menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Israel, kata wakil perdana menteri Belgia

Baca Selengkapnya

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

9 jam lalu

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

Seorang pria mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur dalam upacara Hari Peringatan Holocaust

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

9 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

9 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

10 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

11 jam lalu

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

Bagi Benjamin Netanyahu, memenuhi tuntutan Hamas sama dengan menyerah. Pihaknya memilih untuk melanjutkan pertempuran

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

12 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya