Asal-usul Covid-19, Epidemiolog Cina Minta Penyelidikan Beralih ke AS

Jumat, 18 Juni 2021 01:50 WIB

Yu Xin, seorang perawat dari Rumah Sakit Pertama Universitas Kedokteran Dalian, tampak menangis saat upacara perpisahan di Rumah Sakit Leishenshan Wuhan di Wuhan, Hubei, Cina, 29 Maret 2020. Sebanyak 1.090 pekerja medis dari Liaoning, Shanghai, Jilin, Guangdong, Shanxi, dan Hebei meninggalkan RS darurat kedua yang dibangun untuk mengangani wabah virus corona. (Xinhua/Cai Yang)

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli epidemiologi dari Cina, Zeng Guang, meminta Amerika Serikat harus menjadi prioritas dalam fase penyelidikan selanjutnya tentang asal usul Covid-19. Dia menanggapi sebuah penelitian terbaru yang menunjukkan penyakit infeksi virus corona itu bisa saja beredar di Amerika pada awal Desember 2019--sebelum merebak di Wuhan, Cina.

Menurut Guang, perhatian harus dialihkan ke Amerika Serikat, yang dinilainya lambat untuk memeriksa pada tahap awal wabah tersebut. Selain juga, Guang menyebut, Amerika merupakan rumah dari banyak laboratorium biologi.

“Semua yang terkait senjata biologis yang dimiliki negara harus diawasi," ujar Guang yang juga menjadi bagian di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Cina, Rabu 16 Juni 2021.

Sebuah penelitian Institut Kesehatan Nasional (NIH) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menunjukkan bahwa setidaknya ada tujuh orang di lima negara bagian terinfeksi SARS-CoV-2 beberapa minggu sebelum negara itu melaporkan kasus pertamanya secara resmi.

Penelitian itu dipublikasikan di Jurnal Clinical Infectious Diseases pada Selasa, 15 Juni 2021. Penelitian itu menjadi bagian dari studi jangka panjang yang disebut "All Of Us" yang berupaya melacak satu juta orang Amerika untuk mempelajari kesehatannya dan menganalisis sampel darah dari 24.000 orang Amerika yang diambil awal tahun lalu.

Advertising
Advertising

Hasil studi lain yang dilakukan bersama antara Cina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diterbitkan pada Maret 2021, menyebutkan bahwa Covid-19 kemungkinan besar berasal dari perdagangan satwa liar di Cina. “Dengan virus masuk ke manusia dari kelelawar melalui spesies perantara,” tulis penelitian itu.

Mengomentari studi terbaru di Amerika, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan bahwa telah semakin jelas wabah Covid-19 memiliki banyak wilayah di mana virusnya berasal “Artinya, negara-negara lain harus bekerja sama dengan WHO,” katanya.

Asal usul pandemi telah menjadi sumber ketegangan politik antara Cina dan Amerika, dengan banyak fokus baru-baru ini pada Institut Virologi Wuhan (WIV). Cina telah dikritik karena kurangnya transparansi dalam mengungkapkan data tentang kasus-kasus awal serta virus yang dipelajari di WIV. Sebuah laporan oleh laboratorium nasional pemerintah Amerika bahkan menyimpulkan bahwa masuk akal bahwa virus tersebut telah bocor dari laboratorium Wuhan.

Namun, sebuah studi yang lain lagi telah meningkatkan kemungkinan bahwa Covid-19 sudah beredar di Eropa pada awal September 2019. “Tapi ini tidak berarti itu tidak berasal dari Cina, di mana banyak virus corona mirip SARS telah ditemukan di negara tersebut, di alam liar,” tutur para penelitinya.

REUTERS | GLOBAL TIMES | WALL STREET JOURNAL

Baca juga:
WHO Minta Studi yang Temukan Covid-19 di Italia Sebelum Wuhan Diuji Ulang

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

3 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

3 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

4 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

4 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

7 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

7 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya