Magnet Terkuat di Dunia Dikapalkan ke Proyek Matahari Buatan di Prancis

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 19 Juni 2021 18:47 WIB

Ilustrasi Riset Reaksi Fusi Nuklir alias Matahari Buatan Internasional (ITER). iter.org

TEMPO.CO, Jakarta - Magnet dengan daya terbesar di dunia sedang dalam proses pengapalan ke Prancis untuk dipasang di inti International Thermonuclear Experimental Reactor atau ITER, sebuah proyek matahari buatan kolaborasi 35 negara di dunia. Diharapkan, ITER (dalam bahasa Latin berarti cara atau jalan) akan membuktikan kelayakannya sebagai sebuah usaha menciptakan energi dari reaksi fusi skala industri dengan cara mereplikasi reaksi yang terjadi di inti bintang-bintang.

Magnet itu, dikenal sebagai central solenoid, dikapalkan dalam bentuk terurai dan nantinya, ketika sudah dalam bentuk utuh, akan memiliki tinggi 18 meter, lebar 4,2 meter dan bobot 1.000 ton. Dengan kekuatan medan magnetik sebesar 13 tesla, magnet ini akan 280 ribu lebih kuat daripada medan magnet Bumi. Karena itulah, struktur yang menjadi dudukan central solenoid harus bisa menahan setara dua kali gaya dorong sebuah roket saat pesawat antariksa lepas landas.

Magnet central solenoid akan dibangun dari enam modul yang setiap modulnya berisi superkonduktor berupa kumparan niobium-timah sepanjang 43 kilometer. Begitu kumparan-kumparan itu terpasang pada tempatnya, mereka akan dilapisi dengan 3800 liter polimer perekat dan dikapalkan dari pabrik General Atomics di California, AS, ke situs ITER di Prancis sebelah selatan. Modul yang pertama dijadwalkan berangkat bulan ini dan diikuti yang berikutnya pada Agustus.

ITER akan menjadi reaktor fusi terbesar di dunia saat telah terbangun--rencananya--pada 2025 nanti. Para perekayasanya menargetkannya sebagai reaktor pertama yang mampu menyediakan energi yang lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk menjalankan reaksi fusi itu. Target yang dibuat adalah pembangkitan energi listrik 500 megawatt dari input 50 megawatt.

Sebuah reaktor fusi meniru reaksi yang terjadi di inti matahari atau bintang-bintang, di mana tekanan gravitasi yang sangat luas memungkinkan pasangan-pasangan atom hidrogen saling bergabung dan menciptakan atom-atom helium. Energi dirilis sepanjang proses reaksi fusi itu. Dalam sebuah reaktor fusi matahari buatan, tekanan gravitasi masih jauh lebih kecil daripada yang terjadi sebenarnya pada bintang-bintang.

Advertising
Advertising

Butuh temperatur jauh lebih tinggi untuk bisa menyamai reaksinya dan, sayangnya, temperatur di atas 150 juta derajat Celsius yang dibutuhkan untuk itu akan melelehkan semua material yang ada di Bumi. Sehingga, ITER akan menggunakan magnet-magnet yang sangat bertenaga untuk membatasi reaksi dalam sebuah cincin yang menjauhkannya dari permukaan logam.

Air dipompa melalui dinding-dinding reaktor akan berubah menjadi uap dan menjalankan turbin untuk membangkitkan listrik. Central solenooid akan membangkitkan sebuah aliran plasma yang bereaksi di sekitar cincin, sementara magnet lain akan mengurung plasma dalam cincin dan menyesuaikan bentuknya.

Berbeda dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada saat ini, yang menggunakan reaksi fisi, reaktor fusi tidak membangkitkan sampah radioaktif dengan waktu luruh yang panjang, dan deuterium yang menjadi bahan bakarnya tersedia berlimpah. Mereka juga lebih aman karena setiap gangguan terhadap proses reaksi diyakini akan membuat reaksi terhenti ketimbang menjadi tak terkontrol. Masalahnya, terbukti hingga kini jauh lebih sulit memanen energi listrik yang efektif dari sebuah reaksi fusi.

International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER). Kredit: ITER/Live Science

Sebuah upaya internasional sebelumnya membimbing kepada pembangunan reaktor fusi JET di Inggris pada 1980-an, yang juga menargetkan menembus keseimbangan antara input energi dan yang akan dihasilkan. Meski pada satu titik hasilnya sudah lebih dekat daripada yang pernah dilakukan sebelum-sebelumnya, JET belum mencapai target itu.

Pemerintah Inggris sendirian juga sedang mengembangkan rencana untuk sebuah Spherical Tokamak for Energy Production (STEP). Ini juga pembangkit listrik dari reaksi fusi alias matahari buatan yang pembangunannya diperkirakan dimulai 2030 jika anggaran 2 miliar Pound Sterling yang dibutuhkannya bisa terpenuhi.

NEW SCIENTIST

Baca juga:
Video Viral Matahari Terbit dari Utara, BMKG: Sedih

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

7 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

14 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

3 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

4 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

4 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya