Tim di Cambridge Identifikasi 2 Obat Paling Potensial Sembuhkan Covid-19

Jumat, 2 Juli 2021 16:51 WIB

Ilustrasi obat. TEMPO/Mahanizar Djohan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim ilmuwan dari Milner Therapeutics Institute dan Gurdon Institue di University of Cambridge, Inggris, telah mengidentifikasi 200 obat yang diprediksi memiliki khasiat melawan SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19. Sebanyak 40 dari 200 obat itu terbukti kini sedang berada dalam fase uji klinis untuk bisa digunakan mengatasi pandemi Covid-19.

Tim ilmuwan itu menggunakan kombinasi teknik komputasi biologi dan machine learning untuk membuat peta komprehensif dari senyawa protein yang terlibat dalam infeksi SARS-CoV-2. Protein itu adalah yang membantu virus masuk ke sel inang hingga yang dihasilkan sebagai akibat infeksi.

Menggunakan pendekatan kecerdasan buatan (AI), mereka dapat mengidentifikasi protein kunci yang terlibat dalam infeksi virus serta jalur biologisnya. “Yang mungkin bisa menjadi target dari obat-obatan,” tulis tim peneliti dalam laporannya di Science Advances, Rabu, 30 Juni 2021 itu.

Sebagian besar pendekatan molekul dan antibodi untuk mengobati Covid-19 adalah obat-obatan yang saat ini menjadi subjek uji klinis dan telah disetujui. Sebagian besar fokusnya adalah pada beberapa virus utama atau target inang, atau pada jalur seperti peradangan—di mana efektivitas obat dapat digunakan untuk meng-intervensi.

Tim menggunakan pemodelan komputer untuk melakukan screening secara virtual terhadap 2.000 obat yang sudah teruji secara klinis dan mengidentifikasi 200 yang dapat digunakan melawan Covid-19. Sebanyak 40 di antaranya ternyata telah dilirik potensinya oleh para peneliti lain yang kini menggelar uji klinis, ditandingkan melawan virus corona.

Advertising
Advertising

Sisanya disebutkan belum pernah muncul dalam kajian tim peneliti obat Covid-19. "Ini memberi kita stok persenjataan dalam memerangi si virus," kata Tony Kouzarides, profesor yang juga direktur di Milner Therapeutics Institute.

Ketika Tony dan timnya tim dari Cambridge menguji sampel dari obat-obatan itu pada sel manusia dan sel non primata, mereka menemukan bahwa dua obat khususnya yang mampu menghambat replikasi virus SARS-CoV-2. Keduanya adalah obat antimalaria proguanil dan jenis obat yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis sulfasalazine.

“Obat proguanil dan sulfasalazine mampu meningkatkan kemungkinan potensi mereka digunakan untuk mencegah infeksi atau untuk mengobati Covid-19,” tutur Tony.

Namshik Han, Kepala Riset Komputasi dan AI di Milner Therapeutics Institute, menambahkan, studi itu telah memberinya informasi tak terduga tentang mekanisme yang mendasari Covid-19. "Dan telah memberi tahu beberapa obat yang menjanjikan, yang mungkin digunakan kembali untuk mengobati atau mencegah infeksi," katanya.

Han berharap sumber obat potensial ini akan mempercepat pengembangan obat baru melawan Covid-19. Dia juga percaya bahwa pendekatan yang dilakukan akan berguna untuk merespons dengan cepat varian baru SARS-CoV-2. “Termasuk patogen baru lainnya yang dapat mendorong pandemi di masa depan,” katanya.

MEDICAL XPRESS | SCIENCE ADVANCE

Baca juga:
Obat Generik Covid-19 Ivermectin, Antara Keampuhan dan Penolakan WHO

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

20 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

10 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya