Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Bocah Meninggal Setelah Suntik Vaksin Pfizer, Turki

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 3 Juli 2021 22:18 WIB

Marisol Gerardo, 9 tahun, digendong oleh ibunya saat dia mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19 Pfizer selama uji klinis untuk anak-anak di Duke Health di Durham, North Carolina, AS, 12 April 2021. [Shawn Rocco / Duke Health / Handout melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika sedang menyelidiki kematian seorang bocah lelaki Michigan berusia 13 tahun, Jacob Clynick, yang meninggal beberapa hari setelah menerima dosis kedua vaksin Covid-19 Pfizer.

Berita terpopuler selanjutnya tentang Turki pada Kamis, 1 Juli 2021, mulai menyuntik dosis ketiga vaksin Covid-19 kepada para tenaga kesehatan dan orang berusia 50 tahun ke atas sebagai bagian dari kampanye vaksinasi nasional yang sedang berlangsung.

Selain itu, University of Oxford, Inggris, mengumumkan pada Rabu, 23 Juli 2021, lalu kalau sedang meneliti obat antiparasit ivermectin untuk potensinya mengobati Covid-19. Ini adalah sebuah uji yang diharapkan bisa menjawab kontroversi dari pengobatan yang telah luas direkomendasikan di dunia meski ada peringatan dari banyak otoritas kesehatan dan kurangnya data yang mendukung keamanan penggunaannya.

Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno.

1. Bocah 13 Tahun Meninggal Saat Tidur Setelah Terima Vaksin Pfizer, CDC Selidiki

Advertising
Advertising

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika sedang menyelidiki kematian seorang bocah lelaki Michigan berusia 13 tahun, Jacob Clynick, yang meninggal beberapa hari setelah menerima dosis kedua vaksin Covid-19 Pfizer.

Martha Sharan, petugas urusan masyarakat untuk gugus tugas vaksin Covid-19 CDC, menulis dalam sebuah pernyataan kepada Newsweek bahwa, "CDC mengetahui seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di Michigan yang meninggal setelah menerima vaksinasi Covid-19. kasus saat ini sedang diselidiki dan sampai penyelidikan selesai, terlalu dini untuk menetapkan penyebab kematian yang spesifik."

"Ketika efek samping yang serius, seperti kematian, dilaporkan ke Sistem Pelaporan Kejadian Buruk Vaksin (VAERS) setelah vaksinasi Covid-19, CDC meminta dan meninjau semua catatan medis yang terkait dengan kasus tersebut, termasuk sertifikat kematian, dan laporan otopsi. Penentuan penyebab kematian dilakukan oleh petugas sertifikasi yang melengkapi sertifikat kematian atau ahli patologi yang melakukan otopsi. VAERS tidak dirancang untuk menentukan apakah vaksin menyebabkan efek samping yang dilaporkan. Sementara beberapa efek samping yang dilaporkan dapat menyebabkan dengan vaksinasi, yang lain tidak dan mungkin terjadi secara kebetulan."

2. Turki Mulai Berikan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan

Turki pada Kamis, 1 Juli 2021, mulai menyuntik dosis ketiga vaksin Covid-19 kepada para tenaga kesehatan dan orang berusia 50 tahun ke atas sebagai bagian dari kampanye vaksinasi nasional yang sedang berlangsung.

Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengumumkan sehari sebelumnya bahwa warga yang memenuhi kriteria dapat membuat janji untuk vaksinasi ketiga mereka.

"Tidak ada batasan atau prioritas tentang jenis vaksin mana yang akan menjadi dosis ketiga," kata Koca dalam pidato yang disiarkan televisi setelah pertemuan Komite Penasihat Ilmiah Virus Corona.

Komite tersebut juga memutuskan bahwa mereka yang terinfeksi Covid-19 akan dapat menerima suntikan vaksin setelah tiga bulan, alih-alih enam bulan.

3. Ivermectin Diuji kepada 5.000 Relawan, seperti Apa Kontroversinya Akan Berakhir?

University of Oxford, Inggris, mengumumkan pada Rabu, 23 Juli 2021, lalu kalau sedang meneliti obat antiparasit ivermectin untuk potensinya mengobati Covid-19. Ini adalah sebuah uji yang diharapkan bisa menjawab kontroversi dari pengobatan yang telah luas direkomendasikan di dunia meski ada peringatan dari banyak otoritas kesehatan dan kurangnya data yang mendukung keamanan penggunaannya.

Ivermectin atau yang biasa dikenal obat cacing ini akan menjadi bagian dari studi Principle (Platform Randomised Trial of Treatments in the Community for Epidemic and Pandemic Illnesses) yang disponsori pemerintah Inggris. Studi ini mengkaji pengobatan non-rumah sakit melawan Covid-19 dan juga sebuah uji acak skala besar yang dipandang sebagai 'standar tertinggi' dalam mengevaluasi efektivitas sebuah obat.

"Sangat mirip dengan hydroxychloroquine sebelumnya, sudah lebih dulu ada penggunaan yang tidak sesuai label dalam jumlah yang sangat besar," kata Stephen Griffin, seorang associate professor di University of Leeds. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.

Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Data Covid-19 Yogya, Masker, Darurat Kesehatan

Berita terkait

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

6 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

Pada 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Profil Chora, Sebuah Gereja Kuno yang Diubah Erdogan Menjadi Masjid

1 hari lalu

Profil Chora, Sebuah Gereja Kuno yang Diubah Erdogan Menjadi Masjid

Presiden Erdogan mengubah gereja kuno Chora menjadi masjid, sebuah langkah yang dikritik oleh dunia internasional.

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

3 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

4 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

Perusahaan farmasi AstraZeneca akui ada efek samping langka, yaitu Trombositopenia.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

5 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

5 hari lalu

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

Meningitis sering sulit didiagnosis dan bisa berkembang sangat pesat. Kalau anak-anak tidak tertolong dalam waktu 24 jam bisa meninggal

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

5 hari lalu

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

Jemaah diingatkan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

6 hari lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya