Krisis di RS, Thailand Kirim Sebagian Pasien Covid-19 ke Luar Ibu Kota

Kamis, 29 Juli 2021 07:41 WIB

Orang-orang mengantre untuk tes rapid antigen penyakit coronavirus (COVID-19) gratis di stasiun pengujian massal, ketika penyebaran COVID-19 berlanjut, di Bangkok, Thailand, 15 Juli 2021. [REUTERS/Chalinee Thirasupa]

TEMPO.CO, Jakarta - Thailand mulai menggunakan sleeper train untuk memindahkan pasien Covid-19 ke luar dari Bangkok. Di ibu kotanya itu, rumah sakit sudah penuh dan kewalahan menangani para pasien tersebut sejak laju penularannya melonjak lagi belakangan ini.

Rangkaian pertama dari kereta mewah itu sudah meninggalkan Bangkok pada Selasa lalu. Kereta mengangkut sebanyak 137 pasien tanpa gejala atau gejala ringan untuk diantar ke daerah yang menjadi kampung halaman para pasien tersebut di Thailand sebelah barat laut.

Thailand sedang menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19 di negerinya. Seperti yang juga terjadi di Indonesia, banyak rumah sakit di negara itu yang melayani para pasiennya sampai ke areal parkir. Tak sedikit yang sekalipun bergejala berat tak mendapat tempat dan harus isolasi mandiri di rumah.

Sejak April lalu, angka kematian karena Covid-19 di Thailand telah meroket dari semula di bawah 100 menjadi 4.397. Terbaru, pada Rabu 28 Juli 2021, Thailand melaporkan penambahan 16.533 kasus baru dengan 133 korban yang meninggal.

Menteri Kesehatan Publik Thailand, Anutin Charnvirakul, mengatakan kalau pemerintah bertujuan memindahkan para pasien yang tidak bisa mengakses layanan kesehatan di Bangkok. Selain menggunakan rangkaian kereta, Anutin menambahkan, bus dan pesawat juga telah disiapkan untuk tujuan yang sama.

Advertising
Advertising

“Seluruh proses pemindahan dipastikan aman karena mereka akan dipantau para dokter dan tim medis di sepanjang perjalanan dan tanpa transit pula. Tim darurat dan ambulans juga bersiap di lokasi tujuan,” katanya sambil menambahkan menyiapkan pula 15 gerbong kereta untuk para pasien yang menunggu mendapat tempat tidur di rumah sakit di Bangkok.

Seorang dokter dari kelompok Mor Mai Thon, melukiskan situasi di Bangkok sudah kritis di mana orang-orang tak lagi bisa mengakses layanan kesehatan. “Ada begitu banyak orang yang tidak bisa mendapatkan perawatan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata dia.

Menurutnya, memindahkan sebagian pasien ke rumah sakit di luar Bangkok—dengan fasilitas perawatan intensif yang tak seperti di ibu kota—berpotensi memperluas krisis rumah sakit di negara itu. “Covid-19 varian Delta yang saat ini menyebar memiliki tingkat infeksi sangat kuat. Sebanyak 50 persen pasien memiliki gejala yang berat,” katanya.

Menurutnya, yang harus dilakukan pemerintah adalah menambah kapasitas testing sembari memastikan distribusi obat-obatan kepada para pasien. Saat ini, sekitar 70 ribu tes Covid-19 dilakukan di negara itu setiap harinya dengan positivity rate 20,5 persen.

Selain itu, pemerintah Thailand saat ini juga mengalami desakan untuk percepatan vaksinasi dan menyediakan vaksin yang dianggap lebih baik. Saat ini vaksin Covid-19 yang digunakan adalah Sinovac dan AstraZeneca.

NEW SCIENTIST, THE GUARDIAN

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

17 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

1 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

2 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

3 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya