Vaksin Moderna Kini untuk Umum, Simak Tips Antisipasi Reaksinya

Reporter

Antara

Jumat, 13 Agustus 2021 06:46 WIB

Petugas mennunjukan vaksin Covid-19 Moderna yang diberikan kepada tenaga kesehatan di RSCM, Jakarta, Jumat, 16 Juli 2021. Pelaksanaan vaksinasi booster untuk tenaga kesehatan rencananya akan dilakukan di fasilitas layanan kesehatan. Kemkes.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 jenis Moderna untuk masyarakat umum di seluruh provinsi di Indonesia. Masih tersedia sekitar lima juta dosis dari sebelumnya Vaksin Moderna itu—yang dikenal dengan efikasinya di atas 90 persen--diprioritaskan sebagai booster bagi tenaga kesehatan.

"Vaksin Moderna yang dialokasikan pada pekan kedua Agustus 2021 ini untuk memenuhi kebutuhan dua dosis sekaligus," kata juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, saat mengumumkan pendistribusian itu, Kamis 12 Agustus 2021.

Artinya, Nadia menegaskan, bagi masyarakat umum, Vaksin Moderna diberikan kepada peserta yang belum pernah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dia menerangkan, vaksin berbasis mRNA itu diberikan sebanyak dua dosis kepada peserta vaksinasi dengan interval selama empat pekan dari dosis pertama. Syaratnya, vaksin harus disimpan dalam mesin pendingin pada suhu minus 25 sampai dengan minus 15 derajat Celsius.

"Mempertimbangkan pentingnya hal tersebut, kami sampaikan permohonan kepada Pemda untuk memfasilitasi pelayanan vaksinasi Covid-19 Moderna bagi masyarakat, sehingga penanggulangan pandemi Covid-19 melalui intervensi vaksinasi dapat berjalan dengan baik," kata Nadia.

Tentang penggunaan vaksin Moderna ini, praktisi klinik, edukator, pengamat kesehatan dan relawan Covid-19, Muhamad Fajri Adda'i, pernah mengingatkan bahwa setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap vaksin sehingga tidak bisa disamaratakan. Dia berharap masyarakat tidak perlu takut berlebihan.

Advertising
Advertising

"Reaksi-reaksi ini tidak terjadi pada semua orang, tergantung presentase masing-masing gejala jadi tidak perlu takut berlebihan," ujar Fajri dalam keterangan resmi yang diterima ANTARA pada Minggu, 8 Agustus 2021.

Saat itu dia menerangkan, jika ada 1,2 juta orang tenaga kesehatan yang akan disuntik vaksin Moderna, maka akan ada 70 persen dikali 1,2 juta orang yang akan mengeluhkan nyeri, 50 persen gejala sistemik, 30 persen kelelahan, 1,3 persen ruam pada kulit, dan sebagainya. Termasuk,dia meminta mengantisipasi reaksi kerja vaksin melalui saluran getah bening.

Reaksi itu diyakinkannya merupakan reaksi yang wajar dan umum ditemukan vaksin lainnya, tidak hanya dengan Moderna, yang diberikan di otot (intramuskular). "Jadi pembesaran limfonodi juga dapat ditemukan pada vaksin lain, hanya saja kejadian pada vaksin dengan platform mRNA yang reaktogenisitasnya kuat termasuk paling sering," kata Fajri yang juga seorang dokter itu.

Menurut Fajri, setiap orang mengenal keadaan tubuhnya. Jadi jika memang merasakan nyeri di lengan akibat reaksi imun lokal, disarankannya, hindari mengendarai kendaraan untuk mencegah kecelakaan.

Kejadian miokarditis (myocarditis) usai vaksinasi juga disebutnya sangat kecil yakni 26 banding 1.000.000. Dari kasus yang tercatat, reaksi peradangan pada jantung ini terjadi empat hari setelah divaksin sehingga, Fajri menyarankan, hindari olahraga berat di minggu-minggu pertama usai menerima suntikan vaksin Moderna.

Seorang tenaga kesehatan mendapat suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19 Moderna di Rumah Sakit Mangusada, Kabupaten Badung, Bali, Rabu, 4 Agustus 2021. Vaksinasi dosis ketiga bertujuan memproteksi para tenga kesehatan dari penyebaran virus corona varian baru. Johannes P. Christo

"Istirahat, minum, dan makan yang baik. Jangan begadang sebelum dan setelah vaksinasi hingga beberapa minggu ke depan, hindari rokok, alkohol, dan zat-zat berbahaya lainnya," katanya menguraikan.

Selain itu, Fajri menambahkan, pembentukan imunitas optimal membutuhkan waktu hingga satu bulan usai pemberian dosis pertama Vaksin Moderna, walau bervariasi masing-masing individu. "Sehingga diharapkan pola hidup sehat minimal selama itu baik pada dewasa muda maupun lansia," katanya.

Baca juga:
Membandingkan Jumlah Kasus Myocarditis Setelah Vaksinasi dan Usai Infeksi

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

7 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

21 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

8 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

9 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

14 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

14 hari lalu

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

Sebelumnya, ratusan pelamar D4 Bidan Pendidik dinyatakan lulus seleksi PPPK 2023, Namun, pada April 2024, NI PPPK dibatalkan oleh Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

18 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

35 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya