Yang Perlu Diwaspadai Orang Tua saat Anak Disuntik Vaksin Covid-19

Reporter

Antara

Jumat, 13 Agustus 2021 12:37 WIB

Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada warga melalui layanan mobil vaksin Covid-19 keliling di Rusun Jatinegara Kaum, Jakarta, Senin, 19 Juli 2021. Sejumlah anak mengikuti vaksinasi melalui program mobil vaksin keliling. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization, ITAGI) Profesor Sri Rejeki Hadinegoro mengingatkan orang tua untuk mewaspadai efek samping pemberian vaksin Covid-19 pada anak. Efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunisasi yang berlangsung lebih dari tiga hari berturut-turut setelah menerima suntikan harus segera diantisipasi.

"Efek samping yang sudah lebih dari tiga hari harus berobat, jangan didiamkan, sebab bisa saja terjadi hal lain yang tidak terpantau," kata Sri Rejeki Hadinegoro saat hadir secara virtual dalam agenda bincang-bincang di kanal YouTube ANTARA TV Indonesia, Kamis 12 Agustus 2021.

Sri mengatakan secara umum efek samping vaksinasi pada anak di kelompok usia 12 hingga 17 tahun hampir sama kejadiannya dengan kelompok dewasa, yakni terbagi menjadi dua. Pertama, efek samping lokal di tempat suntikan seperti seperti nyeri, bengkak, atau meninggalkan bercak merah yang disebut sebagai infeksi lokal.

Kedua, reaksi sistemik seperti demam, lemas, kepala pusing hingga diare yang umumnya juga akan hilang dalam satu hingga dua hari. "Kalau perlu, boleh meminum obat pereda panas, misalnya paracetamol," katanya.

Sri mengatakan, ITAGI bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksinasi Covid-19 pada anak 12 hingga 18 tahun menggunakan inactivated vaccine jenis Sinovac ketimbang viral vector AstraZeneca. Alasannya, efek samping pemberian vaksin AstraZeneca relatif lebih kuat. Selain Vaksin Sinovac adalah jenis yang jumlahnya relatif tersedia di Indonesia.

Hal penting lain yang juga perlu dipertimbangkan dalam proses vaksinasi anak, menurut Sri Rejeki, adalah potensi komorbid atau penyakit bawaan. "Anak-anak juga banyak komorbidnya, seperti diabetes, jantung, penyakit ginjal hingga kanker itu sangat mudah tertular Covid-19," katanya.

Advertising
Advertising

Sejumlah anak memakai seragam sekolah saat antre untuk menjalani vaksinasi Covid-19 di Kantor Walikota Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa, 6 Juli 2021. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan 1,3 juta anak usia 12 tahun ke atas untuk disuntik vaksin Covid-19 guna mencapai herd immunity pada Agustus mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Sri menyarankan agak kelompok sasaran vaksinasi pada usia 12 hingga 17 tahun untuk konsultasi situasi komorbid kepada dokter sebelum menerima dosis vaksin. Misalnya, anak yang mengalami alergi terhadap Vaksin Covid-19 jenis tertentu. "Pastikan bahwa komorbidnya telah stabil. Kalau masih dalam pengobatan, konsultasikan kepada dokter," katanya.

Baca juga:
Macam-macam Vaksin Covid-19 dan Jarak Interval Suntikan Antar Dosisnya

Berita terkait

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

3 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

39 hari lalu

Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi aktivitas mengemudi segera setelah diminum. Berikut obat-obatan yang sebaiknya dihindari.

Baca Selengkapnya

Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

42 hari lalu

Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

Kandungan kafein berlebihan dalam teh dapat mengganggu siklus tidur dan bangun.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

42 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Anjuran Puasa Ramadan yang Aman buat Pemilik Komorbid

46 hari lalu

Anjuran Puasa Ramadan yang Aman buat Pemilik Komorbid

Pemilik komorbid harus memperhatikan pola konsumsi obat sebelum dan sesudah makan besar saat puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

5 Efek Samping Berbahaya Sering Minum Ibuprofen, Masalah Kesuburan dan Jantung

48 hari lalu

5 Efek Samping Berbahaya Sering Minum Ibuprofen, Masalah Kesuburan dan Jantung

Sekali-kali minum pereda nyeri seperti ibuprofen tak ada masalah besar. Namun bila terlalu sering, efek sampingnya menakutkan.

Baca Selengkapnya

Maag hingga Sakit Kepala, Inilah 5 Efek Samping Minum Teh Setiap Hari

51 hari lalu

Maag hingga Sakit Kepala, Inilah 5 Efek Samping Minum Teh Setiap Hari

Konsumsi teh yang berlebihan juga dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

52 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Efek Samping Terapi Hormon dalam Pengobatan Kanker

16 Februari 2024

Jenis dan Efek Samping Terapi Hormon dalam Pengobatan Kanker

Meskipun memberikan manfaat signifikan, terapi hormon juga dapat menimbulkan beberapa efek samping yang perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya