Riset Temukan Kebakaran Hutan di Balik Kematian 748 Pasien Covid-19 di Amerika

Sabtu, 14 Agustus 2021 18:23 WIB

Pusat kota San Francisco di bawah langit oranye yang disebabkan oleh asap dari kebakaran hutan California, Rabu, 9 September 2020.[Stephen Lam / Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Buruknya kualitas udara karena kebakaran hutan terbesar yang terjadi tahun lalu memiliki kaitan kuat dengan lonjakan penularan Covid-19 dan kasus kematiannya di Amerika Serikat. Hasil riset tim peneliti di negara itu mengatakan, ada sebanyak 19.742 kasus baru Covid-19 dan 748 kasus kematiannya yang bisa dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi partikel debu halus PM2,5 di udara karena kebakaran hutan di California, Oregon dan Washington.

Sudah diketahui bahwa pajanan jangka panjang terhadap udara yang kotor akan mengatrol risiko gejala parah dan kematian karena Covid-19. Riset terbaru ini memberi bukti baru untuk dampak pajanan yang jangka pendek. Dalam kasus ini adalah kejadian kebakaran hutan dan lahan yang mungkin telah membuat dampak pandemi Covid-19 terhadap kesehatan masyarakatnya bertambah buruk.

“Apa yang pertma-tama dikatakan dari hasil riset ini adalah, terutama untuk daerah-daerah yang terdampak kebakaran hutan, orang-orang sudah seharusnya mendapatkan vaksinasi dan mengenakan masker,” kata Francesca Dominici dari Departemen Biostatistika, Harvard University, juru bicara tim peneliti.

Dominici dkk meneliti data harian dari kasus baru Covid-19 dan kematiannya, juga konsentrasi PM2,5 harian antara Maret sampai Desember 2020 di 92 daerah yang mencakup 95 persen populasi di California, Oregon dan Washington. Mereka memasukkan pula parameter lain seperti cuaca dan data mobilitas di Facebook, selain juga situasi tanpa kebakaran yang dijadikan alat kontrol.

Secara umum, mereka menemukan ekstra 10 mikrogram PM2,5 per meter kubik udara sepanjang 28 hari yang terkait dengan peningkatan 11,7 persen penularan kasus Covid-19 dan penambahan 52,8 persen kasus kematiannya. Beberapa daerah juga menunjukkan data konsentrasi PM2,5 di udaranya yang lebih tinggi dari 500 mikrogram per kubik meter selama beberapa hari beruntun saat kebakaran terjadi—angka yang jauh di atas status ‘kualitas udara berbahaya’ di Amerika.

Advertising
Advertising

Secara spesifik, dampaknya untuk setiap daerah bervariasi cukup besar. Menurut Dominici, itu kemunginan karena, ‘trayektori dari pandemi di setiap daerah juga sangat, sangat berbeda.” Yang jelas, peningkatan konsentrasi PM2,5 di udara sejalan dengan penambahan kasus Covid-19 dan kematiannya karena paparan terhadap partikel debu halus itu telah menyebabkan gejala penyakit infeksi virus corona pada seseorang bertambah parah.

Dampak kualitas paparan yang sama bahkan berdampak pula kepada mereka yang bergejala ringan. Sebagai contoh, orang yang sejatinya tak bergejala menjadi mengembangkan gejala.

Langit berwarna oranye terlihat saat kebakaran yang meluas di Deer Park, California, 27 September 2020. REUTERS/Stephen Lam

Dominici mengungkapkan kalau hasil risetnya mungkin meninggalkan faktor lain yang harus diperhatikan. Pun dengan paparan konsentrasi PM2,5 lewat citra satelit mungkin tidak merefleksikan jumlah yang sebenarnya. Meski begitu, dia menambahkan, hasil riset telah menambahkan motivasi lain untuk kebutuhan memangkas emisi karbon dioksida.

Emisi itu yang diproyeksi memperburuk kebakaran hutan di Amerika sebelah barat pada tahun lalu, seiring dengan suhu Bumi yang menghangat. “Riset kami juga menyediakan alasan lain kenapa meredam perubahan iklim begitu penting,” kata peneliti yang juga berkecimpung di Harvard Data Science Initiative itu.

NEW SCIENTISTS, SCIENCEMAG

Baca juga:
Jakarta Diperingatkan, Kualitas Udara Buruk Makin Membahayakan Kala Pandemi

Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

9 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

10 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

11 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

11 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

13 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

13 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

13 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

14 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya