Ranking Pemulihan Covid-19 Indonesia Jeblok, Guru Besar UI Bilang Begini

Kamis, 19 Agustus 2021 18:26 WIB

Presiden Joko Widodo ditemani Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat meresmikan Rumah Sakit (RS) Modular Pertamina, di Tanjung Duren, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021. Rumah sakit Modular ini dibangun untuk menjadi RS khusus pasien Covid-19. Foto/Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menanggapi ranking Indonesia yang jeblok dalam indeks pemulihan Covid-19 bikinan sejumlah perusahaan media asing. Menurut dia, dasar penilaian untuk ranking yang dibuat itu memiliki limitasi atau batasan masing-masing.

“Baik metode, akurasi data, interpretasi situasi akan berubah dari waktu ke waktu tergantung perkembangan yang ada di negara masing-masing,” ujar Tjandra, Kamis 19 Agustus 2021.

Tjandra memberikan contoh data dari Nikkei Covid-19 Recovery Index yang me-ranking sekitar 120 negara dan region. Penilaian dilakukan terhadap manajemen infeksi, pemberian vaksin, dan mobilitas sosial.

Peringkat pertama dalam Nikkei Covid-19 Recovery Index per 31 Juli 2021 adalah Cina. Sedang Singapura bersama Hong Kong dan Arab Saudi menduduki peringkat ke-7. Amerika Serikat berada di nomor 46 dan India nomor 57.

Amerika dan India adalah dua negara yang hingga kini masih menjadi penyumbang terbesar kasus positif Covid-19 global. Posisi keduanya dalam ranking Nikkei lebih baik daripada Korea Selatan yang berada di peringkat 60 bersama Inggris.

Advertising
Advertising

Negara yang baru saja menyelenggarakan pesta olahraga dunia Olimpiade, Jepang, berada nomor 83, Laos nomor 103 dan Filipina nomor 106. Thailand dan Vietnam ada di peringkat ke 120. Sementara Indonesia menduduki peringkat ke 114 dari 120 negara, bersama dengan Malaysia.

“Itu penilaian Nikkei pada Juli, dengan tiga indikator yang mereka gunakan, cara interpretasi yang mereka lakukan dan waktu penilaiannya sendiri,” kata Tjandra.

Dokter spesialis paru itu juga membeberkan data dari Bloomberg pada 28 Juli 2021. Bloomberg, disebutnya mengeluarkan peringkat 53 negara di dunia yang mereka sebut The Best And Worst Places to Be as Reopening, Variants Collide.

Menggunakan istilah peringkat ketahanan Covid-19 (The Covid Resilience Ranking), Bloomberg menilai antara lain pengendalian Covid-19, kualitas pelayanan kesehatan secara umum, cakupan vaksinasi, angka kematian dan kemajuan dalam memulai pembukaan perjalanan nasional dan internasional, serta pelonggaran aturan di batas negara.

Hasilnya sama, Indonesia juga jeblok di pemeringkatan ini, yakni berada di peringkat paling dasar, 53. Dalam publikasinya 28 Juli lalu, Bloomberg menempatkan Norwegia di peringkat pertama, Amerika Serikat di peringkat kelima, dan Cina kesembilan. Sedangkan Singapura ada di nomor 11, Jepang nomor 26, India nomor 44, Filipina nomor 49 dan Malaysia nomor 52.

“Peringkat Juli tentu sesuai keadaan Juli. Jadi kalau akan ada penilaian lagi, tentu semua perkembangan akan dianalisa dan mungkin keluar dengan peringkat baru,” tutur Tjandra.

Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 ini meyakini kalau kondisi di Indonesia sekarang relatif lebih baik dari kaca mata jumlah kasus positif Covid-19. Termasuk juga sedikit penurunan positivity rate (masih tinggi tapi sudah menurun dari Juli), tapi kematian masih di atas 1.000 juga.

Baca juga:
Tes PCR Pakai Produk Sendiri, Unpad: Kami Paling Murah se-Indonesia

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

14 menit lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

3 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

3 jam lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

3 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

4 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

6 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

6 jam lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya