LIPI Sarwono Award XIX: Cerita Perjalanan Karier Prof Endang Sebagai Peneliti

Senin, 23 Agustus 2021 14:33 WIB

Penerima LIPI Sarwono Award XIX, Endang Sukara, peneliti bidang mikrobiologi di Pusat Penelitian Biologi LIPI. Kredit: LIPI

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti bidang mikrobiologi di Pusat Penelitian Biologi LIPI, Endang Sukara, dianugerahi LIPI Sarwono Award XIX pada peringatan hari ulang tahun LIPI ke-54 yang jatuh pada tanggal 23 Agustus. Dalam sambutannya, Endang menceritakan bagaimana awal mula dirinya mengenal keanekaragaman hayati dan perjalanan kariernya.

“Saya bangga campur haru ketika diberitahu sebagai penerima penghargaan, karena acara ini tetap terpelihara sejak dicanangkannya 19 tahun silam pada masa Prof Taufik Abdullah—Ketua LIPI periode 2000-2002,” ujar dia, Senin, 23 Agustus 2021.

Endang memulai studi mengenai biologinya sebagai sarjana bidang biologi di Universitas Nasional, Jakarta. Kemudian dia melanjutkan studinya ke jenjang master dan tamat pada 1979. Ayah dari dua anak itu melanjutkan menempuh gelar doktoralnya di Queensland University, Australia, di bidang mikrobiologi.

Dia mengaku sudah bekerja sebagai peneliti di LIPI selama 40 tahun 7 bulan. “Tidak terasa, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Titi yang sangat berjasa mengenalkan keanekaragaman hayati. Beliau bersama Prof Kusnoto membimbing saya melakukan penelitian di awal karir saya dan terus sampai sekarang,” kata dia.

Pria kelahiran Tasikmalaya, 68 tahun lalu itu, juga menceritakan pertama kali mengenal bidang mikrobiologi dari peneliti senior Dr Susono Saono dan almarhum Dr Sutaryo Brotonegoro, serta amarhum Prof Didin Sastraprdja, Prof Mien Rifai, dan Bapak Nontji.

Advertising
Advertising

Karya besar dari Endang salah satunya adalah menerbitkan buku seri ensiklopedia tumbuhan di Asia Tenggara, PROSEA, yang kemudian diadopsi oleh 13 negara di Afrika Tropis membuat buku serupa dengan nama PROTA.

PROSEA diharapkan menjadi tonggak pembangunan industri berbasis tumbuhan dan kebun raya yang memiliki koleksi tumbuhan bernilai ekonomi tinggi layak untuk melanjutkan cita-cita ini.

“Ini semua berkat almarhum Prof Aprilani Sugiarto, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan karya besar LIPI itu,” tutur Endang.

Endang juga beberapa kali mengikuti konferensi internasional, seperti Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) dan UNESCO, menjadi delegasi Indonesia dalam sidang-sidang COP CBD, anggota Biro Subsidiary Body on Scientific, Technical and Technological Advise (SBSTTA) CBD mewakili Asia dan Pasifik.

Sebagai Ketua Komite MAB-UNESCO Program di Indonesia, Endang juga mendapat kesempatan dari Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) mempromosikan konsep mengharmoniskan konservasi dan pembangunan melalui Program Man and the Biosphere. Dia juga bersama koleganya membangun Cagar Biosfer yang jumlahnya meningkat tajam sehingga Indonesia sangat disegani oleh negara-negara anggota UNESCO.

Kegiatan ini telah dan terus diestafetkan kepada Deputi Kepala LIPI Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati berikutnya. “Kepada sejawat saya, almarhum Dr. Herwasono Sudjito dan Prof Purwanto terima kasih atas kerja keras untuk melaksanakan program tersebut,” ujar dia.

Endang yang merupakan Guru Besar di Universitas Nasional itu juga bergabung dengan Yayasan KEHATI. Dia menjadi saksi suksesnya kerja sama LIPI (mewakili Indonesia) dengan Jepang membangun berbagai sarana penelitian termasuk sarana penyimpanan spesimen flora, fauna dan jasad renik (Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogoriense, dan InaCC) di Cibinong Science Center.

“Saya bersyukur LIPI telah mencetak ilmuwan muda di bidang Life Sciences,” katanya sambil menambahkan bahwa LIPI dipastikan memiliki kemampuan membaca genome Kehati, serta sebentar lagi akan mampu menulis dan mengedit genome sebagai basis kegiatan bioekonomi untuk kepentingan bangsa di masa mendatang.

Selain LIPI Sarwono Award, Endang juga sebelumnya sudah meraih beberapa penghargaan, di antaranya The 2014 International Alumnus of the Year Queensland University-Australia, Australian Alumni Award 2011, ASEAN Meritorius Award 2008, dan Bintang Jasa PRATAMA 2006.

Baca:
Dua Profesor Bidang Biologi Dianugerahi LIPI Sarwono Award XIX

Berita terkait

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

23 jam lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

4 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

5 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

5 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

6 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

6 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

6 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

8 hari lalu

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) himpun 11.137 data keanekaragaman hayati Indonesia dengan dukungan mahasiswa dari 104 kampus.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

12 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

15 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya