Covid-19 Varian C.1.2 Terdeteksi di Afrika Selatan, Lebih Menular?

Senin, 30 Agustus 2021 08:04 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Varian baru Covid-19, C.1.2, telah terdeteksi di Afrika Selatan dan sejumlah negara lain. Menurut studi pracetak dari South Africa's National Institute for Communicable Diseases dan KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform, virus itu memunculkan kekhawatiran bahwa varian itu bisa lebih menular dan mengurangi efektivitas vaksin.

Para ilmuwan pertama kali mendeteksi C.1.2 pada Mei 2021, menemukan bahwa itu adalah turunan dari C.1, yang mengejutkan mereka karena C.1 terakhir terdeteksi pada Januari. Menurut mereka varian baru telah bermutasi secara substansial dibandingkan dengan C.1.

“Dan lebih banyak mutasi dari virus asli yang terdeteksi di Wuhan daripada Variant of Concern (VoC) atau Variant of Interest (VoI) lainnya yang terdeteksi sejauh ini di seluruh dunia,” ujar para peneliti, seperti dikutip Jerusalem Post, Minggu, 29 Agustus 2021.

Sementara pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, C.1.2 sejak itu telah ditemukan di Inggris, Cina, Republik Demokratik Kongo, Mauritius, Selandia Baru, Portugal dan Swiss. Para ilmuwan percaya bahwa jumlah urutan C.1.2 yang tersedia mungkin kurang mewakili penyebaran dan frekuensi varian di Afrika Selatan dan di seluruh dunia.

Studi yang menunggu peer review itu menemukan peningkatan yang konsisten dalam jumlah genom C.1.2 di Afrika Selatan setiap bulan, meningkat dari 0,2 persen genom yang diurutkan pada Mei menjadi 1,6 persen pada Juni, dan kemudian menjadi 2 persen pada Juli, serupa dengan peningkatan yang terlihat pada varian Beta dan Delta.

Advertising
Advertising

Studi ini juga menemukan bahwa garis keturunan C.1.2 memiliki tingkat mutasi sekitar 41,8 mutasi per tahun, yang hampir dua kali lebih cepat dari tingkat mutasi global saat ini dari varian lainnya. Para ilmuwan menjelaskan, periode singkat peningkatan evolusi ini juga terlihat pada varian Alpha, Beta dan Gamma, menunjukkan bahwa satu peristiwa, diikuti oleh lonjakan kasus, mendorong tingkat mutasi yang lebih cepat.

Lebih dari setengah urutan C.1.2 memiliki 14 mutasi, tapi mutasi tambahan diperhatikan di beberapa urutan, menunjukkan bahwa evolusi dalam garis keturunan sedang berlangsung. Mutasi N440K dan Y449H, yang telah dikaitkan dengan pelepasan antibodi tertentu, juga terlihat pada rangkaian C.1.2.

“Kombinasi mutasi ini, serta perubahan di bagian lain dari virus, kemungkinan membantu virus menghindari antibodi dan respons imun, termasuk pada pasien terinfeksi varian Alpha atau Beta,” kata peneliti.

Para ilmuwan menambahkan bahwa pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak dari mutasi ini dan melihat apakah mereka merupakan varian dengan keunggulan kompetitif di atas varian Delta. Studi ini dilakukan ketika seorang dokter di Turki melaporkan indikasi bahwa Covid-19 varian baru telah terdeteksi di negara itu, dengan tes mendeteksi mutasi yang tidak ditemukan pada varian saat ini yang dinamai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

JESUSALEM POST | INDIA NEWS REPUBLIC

Baca:
Akhir PPKM, Covid-19 Yogya Pecah Rekor Terendah di Bawah 400 Kasus

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

5 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

2 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya