Waspadai Trojan Mobile Banking, Pencurian Dana Langsung dari Rekening

Senin, 6 September 2021 15:34 WIB

Ilustrasi mobile banking Foto shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan laporan ancaman seluler kuartal kedua 2021 di Asia Tenggara. Kaspersky memantau peningkatan 60 persen jumlah serangan trojan mobile banking berbahaya yang terdeteksi dan diblokir di kawasan ini.

Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, menerangkan bahwa trojan mobile banking digunakan pelaku kejahatan siber atau hacker untuk mencuri dana langsung dari rekening bank seluler (mobile banking). Program berbahaya ini biasanya terlihat seperti aplikasi keuangan yang resmi.

“Tapi ketika korban memasukkan kredensial untuk mengakses rekening bank mereka, penyerang kemudian mendapatkan akses ke informasi pribadi itu,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, 6 September 2021.

Secara keseluruhan, sejak awal 2021, produk Kaspersky telah menggagalkan sebanyak 708 insiden serangan seperti itu di enam negara di Asia Tenggara. Jumlah ini merupakan 50 persen dari total jumlah trojan mobile banking yang diblokir pada 2020, sebanyak 1.408.

Indonesia dan Vietnam mencatat jumlah insiden terbanyak selama semester pertama tahun ini. Namun, secara global, kedua negara tersebut tidak termasuk dalam 10 besar negara yang terkena dampak ancaman ini. Vietnam berada di peringkat ke-27, sedang Indonesia di urutan ke-31 per Juni tahun ini.

Advertising
Advertising

“Lima negara dengan jumlah deteksi Trojan mobile banking terbanyak pada kuartal kedua 2021 adalah Rusia, Jepang, Turki, Jerman, dan Prancis,” kata Siang Tiong.

Jumlah serangan trojan mobile banking di Asia Tenggara terpantau masih rendah. Tetapi dari periode April hingga Juni tahun ini, Kaspersky mendeteksi lebih banyak dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu 367 versus 230 deteksi.

Hal ini menunjukkan pandemi yang berkelanjutan terus memaksa pengguna untuk mulai menggunakan sistem pembayaran seluler, dan cashless menjadi lebih umum. Tercatat bahwa banyak masyarakat yang mengalihkan aktivitas keuangannya secara online, seperti berbelanja (64 persen) dan perbankan (47 persen).

Laporan Kaspersky lainnya berjudul 'Making Sense of Our Place in the Digital Reputation Economy' mengungkapkan mayoritas (76 persen) dari 861 responden dari Asia Tenggara tidak berniat untuk menyimpan data terkait keuangan di internet. Sentimen tertinggi berada di kalangan Baby Boomers (85 persen), diikuti oleh Gen X (81 persen), dan Milenial (75 persen).

“Masyarakat masih memiliki kesadaran yang cukup baik tentang risiko keamanan melakukan transaksi perbankan dan pembayaran melalui ponsel,” tutur Siang Tiong sambil menambahkan bahwa masih terdapat kesenjangan antara pengetahuan mobile banking dan tindakan yang dilakukan.

Baca juga:
Heboh Data Sejuta Pengguna eHAC Tak Terlindungi: Temuan Lambat Direspons

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

6 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

9 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

14 hari lalu

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

Kuasa hukum Sandra Dewi dan Harvey Moeis menyebutkan rekening yang diblokir oleh Kejagung biasa digunakan oleh kliennya untuk pinjaman bank.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

15 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

15 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

Otoritas Jasa Keuangan Blokir 5 Ribu Rekening Ditengarai Terlibat Judi Online

16 hari lalu

Otoritas Jasa Keuangan Blokir 5 Ribu Rekening Ditengarai Terlibat Judi Online

OJK menjelaskan perputaran uang judi online selama ini ada yang tidak dilakukan di dalam negeri atau lintas batas.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

18 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

21 hari lalu

Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

Libur lebaran kerap jadi arena para penipu online melancarkan aksinya. Ini tips untuk menghindarinya.

Baca Selengkapnya