Soal Booster Vaksin Covid-19, AstraZeneca: Jangan Bergerak Terlalu Cepat

Jumat, 10 September 2021 03:28 WIB

Seorang tenaga kesehatan mendapat suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19 Moderna di Rumah Sakit Mangusada, Kabupaten Badung, Bali, Rabu, 4 Agustus 2021. Sebanyak 1.449 tenaga kesehatan dan para pekerja di rumah sakit daerah Kabupaten Badung itu mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster. Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan perusahaan farmasi AstraZeneca mengatakan tak semua orang, bisa jadi, tak membutuhkan dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19. Menulis di koran Inggris The Daily Telegraph, CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, mengatakan begini, “Dosis ketiga mungkin dibutuhkan semua orang, tapi mungkin juga tidak.”

Menurut Soriot, memobilisasi otoritas kesehatan di Inggris, NHS, untuk program vaccine boosting berpotensi menambah beban yang tidak diperlukan di sepanjang bulan-bulan musim dingin nanti. Seperti yang terjadi sebelumnya, setiap gelombang vaksinasi akan menyedot kebutuhan para dokter dan tenaga kesehatan di negara itu.

“Akan berpotensi meninggalkan kita dengan sedikit saja sumber daya dokter dan perawat untuk kebutuhan skrining kanker dan kebutuhan layanan kesehatan lainnya,” kata Soriot yang menulis bersama Kepala Litbang Biofarmasi AstraZeneca, Mene Pangalos.

Keduanya menyatakan kalau Inggris tinggal menunggu beberapa pekan saja untuk mendapatkan jawaban definitif dari pertanyaan apakah dua dosis vaksin Covid-19 bisa menyediakan imunitas yang melindungi secara kontinyu. Soriot dan Pangalos menunjuk studi Cov-Boost yang sedang menguji vaccine booster di antara tujuh macam Vaksin Covid-19 yang sudah ada saat ini: Vaxzevria Astra Zeneca, Pfizer/BioNTech, Moderna, Novavax, Valneva, CureVac dan Janssen (Johnson & Johnson).

Sementara, Komite Gabungan Vaksinasi dan Imunisasi Inggris berencana memutuskan perihal program booster itu pada pekan ini. “Bergerak terlalu cepat untuk menambahkan dosis ke seluruh populasi orang dewasa sama saja kita membuat keputusan penting hanya berdasarkan data yang terbatas,” bunyi kolom surat dari dua eksekutif AstraZeneca itu.

Advertising
Advertising

Soriot dan Pangalos menegaskan, hasil uji klinis telah menunjukkan respons imun yang kuat akan terbentuk hingga 45 minggu dalam tubuh penerima Vaksin Covid-19 AstraZeneca selepas suntikan dosis yang kedua. Kadar sel-T yang penting untuk imunitas yang berumur panjang juga cukup tinggi.

“Suntikan dosis yang ketiga juga telah diketahui akan menguatkan antibodi sampai enam kali lipat dengan respons kuat sel-T yang juga terus berlanjut, tapi kami belum tahu apakah dosis ketiga ini benar-benar dibutuhkan secara klinis,” bunyi sikap AstraZeneca.

Dari Jakarta, juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemberian vaccine booster untuk masyarakat umum masih perlu kajian lanjutan. Dia mengatakan itu sekalipun kementerian telah membagikannya kepada para tenaga kesehatan. Sebagian dari kalangan masyarakat dan pejabat bahkan diam-diam sudah ada mendapatkannya pula.

"Untuk masyarakat nonkesehatan masih perlu dikaji lebih lanjut, diperlukan perencanaan sendiri. Tentunya kita menotifikasi penurunan kasus setelah enam bulan," ujar Siti Nadia dalam webinar berjudul ‘Vaksinasi Covid-19 Kini dan Nanti’ yang dipantau dari Jakarta, Rabu.

Menurutnya, diperlukan data lebih lengkap untuk menentukan apakah dalam penanganan Covid-19 diperlukan pemberian vaksinasi tambahan pada masyarakat umum. "WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan Badan Imunisasi Global belum merekomendasikan dosis ketiga kepada masyarakat, sampai selesai kajian monitoring selama 12 bulan pascavaksinasi," katanya.

Adapun penyuntikan dosis ketiga kepada para tenaga medis, Siti Nadia menjelaskan, mengikuti rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Disebutkannya, pada prinsipnya vaccine booster diperuntukkan bagi para tenaga kesehatan untuk mengatasi keadaan darurat dikarenakan banyak dari mereka yang terpapar dan terinfeksi Covid-19.

“Para tenaga kesehatan memiliki risiko terpapar yang tinggi dikarenakan rutinitas menangani pasien,” katanya sambal menambahkan, “Para nakes tersebut dikhawatirkan menjadi sumber penularan di luar fasilitas kesehatan, sehingga perlu untuk diberikan dosis vaksin Covid-19 ketiga.”

PHARMAPHORUM, NEW SCIENTIST, ANTARA

Baca juga:
Geger Hibah Dana Riset Virus Corona Amerika di Cina, Dokumen Sudutkan Anthony Fauci

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

6 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

9 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

9 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

19 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

23 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya