BBKSDA Riau Temukan Gajah Liar Kaki Bengkak, Diobati Antinyeri
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 10 September 2021 07:19 WIB
TEMPO.CO, Pekanbaru - Tim Rescue Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah mengobati seekor gajah liar yang sakit. Gajah betina dewasa diperkirakan berusia 40 tahun itu telah ditinggalkan kawanannya di Desa Tasik Serai Timur, Kabupaten Bengkalis, saat ditemukan pada Rabu 8 September 2021.
Pelaksana Harian Kepala BBKSDA Riau Hartono menuturkan, kabar gajah sakit datang dari laporan masyarakat melalui call center Balai Besar KSDA Riau pada 4 September 2021. Saat itu, laporan menyebut lokasi gajah sakit itu di KM 51, kawasan HTI PT Arara Abadi Duri 2, Desa Koto Pait, Kecamatan Tualang Mandau, Kabupaten Bengkalis.
"Berdasarkan laporan dari lapangan, awalnya sekitar 10 ekor gajah terlihat menemani dan menjaga gajah dewasa yang terluka dan lambat berjalan serta sering mengeluarkan suara rintihan keras tersebut," kata Hartono, Kamis 9 September 2021.
Diperkirakan gajah tersebut bagian dari kelompok Giam Siak Kecil yang pernah terpantau dan dilakukan pengamatan oleh Tim Rescue BBKSDA Riau bersama PT Arara Abadi sejak 3 Juli 2021.
Hartono mengatakan, setelah ada laporan, pada 7 September 2021, Tim Rescue BBKSDA Riau, Vesswick, Tim Penanganan Konflik PT Arara Abadi dan RSF dipimpin langsung Kepala SKW III M.B. Hutajulu segera ke lokasi untuk melakukan pengobatan. Posisi gajah terakhir saat akan dilakukan pengobatan adalah di Desa Tasik Serai Timur, Kabupaten Bengkalis.
"Esoknya pada 8 September 2021, langsung dilakukan pengobatan," ujar dia sambil menambahkan, untuk menemukan gajah tersebut tim harus melewati rintangan medan dan kondisi alam yang berat, serta hujan deras yang terus mengguyur sejak subuh.
Hartono mengatakan, tim kemudian menemukan gajah betina dewasa berumur sekitar 40 tahun. Kondisinya secara umum dinilai cukup baik. Gajah dilaporkan memiliki angka Body Condition Index (BCI) sekitar 7,5, yakni sedang menuju gemuk.
Observasi medis tim kemudian menemukan pembengkakan di bagian tulang femur kaki kanan belakang, yang bisa disebabkan trauma pada bagian tersebut, sehingga dapat menyebabkan pembengkakan di area tulang.
"Penentuan diagnosa yang tepat tidak dapat dilakukan, dikarenakan kondisi lapangan, dan fasilitas yang belum memadai," kata Hartono.
Yang dilakukan tim di lapangan, Hartono mengungkapkan, memberikan perawatan berupa obat antinyeri, analgesik, antepereutik, antibiotik, serta obat-obatan suportif. "Setelah selesai pengobatan, gajah kemudian langsung disadarkan kembali dan dibebaskan kembali ke alam liarnya namun tetap dilakukan pemantauan bersama," kata dia.
Baca juga:
Bukan Monster Laut Apalagi Putri Duyung, Begini Fenomena Milky Sea Terbentuk