Saran Pakar untuk Mitigasi dan Antisipasi Pesisir Utara Jawa Tenggelam

Jumat, 17 September 2021 15:11 WIB

Warga beraktivitas di sekitar terpaan gelombang laut pesisir Pantai Utara di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin, 1 Juni 2020. Kredit: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa pakar memberikan beberapa saran mitigasi dan antisipasi yang perlu dilakukan agar prediksi pesisir Pulau Jawa akan tenggelam tidak terjadi. Berdasarkan penelitian, pesisir utara Pulau Jawa diprediksi akan tenggelam karena perubahan iklim dan penurunan muka tanah.

Dalam webinar 'Ancaman Tenggelamnya Kota Pesisir Pantai Utara Jawa, Apa Langkah Mitigasinya?' pada Kamis 16 September 2021, pakar iklim dan meteorologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Edvin Aldrian, menjelaskan kondisi saat ini diperburuk oleh pergeseran tektonik dan efek surutnya air tanah yang membuat muka tanah turun.

“Sehingga cara terbaik adalah menyetop pengambilan air tanah dari sumur bor atau penyedotan,” ujar dia, Kamis. Artinya, Wakil Ketua Kelompok Kerja I Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) itu melanjutkan, pemerintah daerah harus bisa menyediakan air untuk kehidupan di wilayahnya dan perlu memastikan ketersediaan situ-situ atau penampungan air, sehingga bisa menjadi sumber air. “Ini adalah konsep kota modern.”

Konsep seperti itu, Edvin berujar, sudah diterapkan di beberapa kota di dunia, seperti di Melbourne, Australia, dan Tokyo, Jepang yang sudah tidak lagi menggunakan air tanah. “Salah satu mitigasi yang sempurna ya ini, harus disetop,” tutur Edvin.

Berdasarkan data Penginderaan Jauh BRIN, wilayah DKI Jakarta, penurunan muka tanah di sepanjang pesisirnya terukur 0,1-8,0 sentimeter per tahun. Sementara, berturut-turut di Cirebon, Jawa Barat, sebesar 0,3-4,0 cm per tahun; Pekalongan, Jawa Tengah, sebesar 2,1-11,0 cm per tahun; Semarang, Jawa Tengah, sebesar 0,9-6,0 cm per tahun; dan Surabaya, Jawa Timur, sebesar 0,3-4,3 cm per tahun.

Advertising
Advertising

Peneliti ahli utama BRIN, Eddy Hermawan, menerangkan, bahwa salah satu mitigasi dengan membuat tanggul, tapi ini hanya jangka pendek saja dampaknya. Namun, jika ingin yang jangka panjang, perlu kembali ke lingkungan yang memenuhi standar.

“Lingkungan jangan dirusak, bisa penanaman manrove yang paling tidak bisa meredam. Karena kita tidak mungkin menghentikan laju pencairan di kutub, tapi setidaknya ada upaya,” ujar dia.

Eddy yang juga pakar meteorologi itu menyarankan agar pemukiman di tepi pantai bisa dinaikkan. Selain itu kesadaran masyarakat terhadap kerusakan lingkungan yang perlu ditingkatkan. “Karena ini mengakibatkan untung yang tidak seberapa tapi ruginya besar. Ini harus dibayar mahal apabila tidak bisa diredam.”

Sependapat dengan Eddy, Peneliti Ahli Utama Bidang Teknologi Penginderaan Jauh BRIN, Rokhis Khomarudin, juga menyarankan agar back to nature. Menurutnya, berdasarkan data satelit pengamatan, ada beberapa kemajuan menarik terkait penanaman mangrove di Surabaya dan Bekasi, yang sudah nampak di citra satelit.

“Ini patut kita apresiasi, tapi harus disurvei juga, langkah ini bisa 3-4 tahun terlihat di satelit,” kata dia sambil menambahkan bahwa dirinya pernah melakukan simulasi pembangunan tanggul untuk mitigasi, tapi perlu beberapa hal diperhatikan agar benar-benar efektif.

Baca:
Pakar Teknologi Kritik Rencana Apple Periksa Arsip Foto di iPhone dan iCloud

Berita terkait

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

9 jam lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 23 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

12 jam lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

16 jam lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

1 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

1 hari lalu

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

2 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

3 hari lalu

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

Alat dan perangkat lunak meteran air bersistem token yang dikembangkan Telkom University direncanakan masuk ke pasaran.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

3 hari lalu

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

Tim BRIN meneliti sejumlah kondisi geologi yang bisa memicu gempa bumi di Indonesia. Salah satunya soal Sesar Lembang dan sesar lain di sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

3 hari lalu

Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

Sampah antariksa saat ini sekitar 24.000. Peneliti BRIN melakukan studi soal potensi jatuhnya ke wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya