Mengapa Nyamuk Suka Menghisap Darah Manusia?

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Jumat, 24 September 2021 15:30 WIB

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua spesies nyamuk menggigit dan menghisap darah manusia. Lalu, mengapa beberapa nyamuk suka menghisap darah manusia?

Dari sekitar 3.500 spesies nyamuk di seluruh dunia, hanya sedikit spesies yang menargetkan manusia secara khusus. "Nyamuk yang tinggal di dekat populasi manusia yang padat di kota-kota seperti Kumasi, Ghana, Ouagadougou, atau Burkina Faso, menunjukkan peningkatan keinginan untuk menggigit inang manusia," kata peneliti dari Princeton University, Noah Rose, seperti dikutip Tempo dari laman Science Daily, Kamis, 23 Juli 2020.

Tetapi, nyamuk-nyamuk itu hanya mengembangkan preferensi yang kuat untuk inang manusia di tempat dengan musim kemarau yang intens, khususnya di wilayah Sahel di mana curah hujan hanya terkonsentrasi dalam beberapa bulan dalam setahun.

"Kami pikir ini karena nyamuk di iklim ini sangat bergantung pada manusia dan penyimpanan air manusia untuk siklus hidupnya," jelas Rose. Dalam studi yang diterbitkan di jurnal "Current Biology" ini, para peneliti telah mengidentifikasi dua faktor utama, secara evolusioner, nyamuk tertentu mulai menggigit manusia.

Dua faktor utama itu adalah iklim kering dan kehidupan kota. Para peneliti melakukan penelitian tersebut di Afrika. Di tempat spesies ini berasal, masih banyak spesies nyamuk yang masih tidak suka menggigit manusia.

Advertising
Advertising

Para peneliti melakukan percobaan dengan nyamuk Ae. Aegypti dari 27 lokasi yang tersebar di seluruh Afrika sub-Sahara. Mereka lalu menguji preferensi masing-masing populasi nyamuk untuk aroma manusia dibandingkan dengan hewan lain, seperti marmut dan burung puyuh

Hasilnya, nyamuk yang tinggal di perkotaan yang padat lebih tertarik pada manusia daripada nyamuk yang berasal dari pedesaan atau tempat liar. Tatapi, hal ini hanya berlaku untuk kota-kota modern yang sangat padat sehingga tidak bisa dijadikan alasan awal mengapa populasi nyamuk Ae. aegypti berspesialisasi dalam menggigit manusia.

Dari penelitian itu juga ditemukan iklim turut mempengaruhi perilaku nyamuk. Nyamuk yang tinggal di tempat dengan musim kemarau yang panjang menunjukkan preferensi yang kuat untuk menghisap darah manusia.

"Saya juga terkejut bahwa iklim lebih penting daripada urbanisasi dalam menjelaskan variasi perilaku saat ini. Banyak nyamuk yang tinggal di kota cukup padat tidak terlalu suka menggigit inang manusia," ujar Rose.

Nyamuk lebih tertarik menggigit manusia hanya ketika kota-kota menjadi sangat padat atau terletak di tempat-tempat dengan musim kemarau yang lebih intens. Berdasarkan temuan mereka, para peneliti berusaha mencari bagaimana perubahan iklim jangka pendek dan pertumbuhan perkotaan membentuk perilaku nyamuk dalam waktu dekat.

Hasilnya, para peneliti memprediksi perubahan iklim dalam beberapa dekade mendatang diperkirakan tidak akan mendorong perubahan besar pada dinamika musim kemarau yang merupakan hal penting bagi nyamuk. Tetapi, urbanisasi yang cepat bisa mendorong lebih banyak nyamuk menggigit manusia di kota-kota di seluruh sub-sahara Afrika selama 30 tahun ke depan.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Penjelasan Ilmiah Mengapa Gigitan Nyamuk Terasa Gatal

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

10 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

16 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

4 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

7 hari lalu

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

9 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

10 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya