Operator Putuskan Tunda Buka Wisata Malam Kebun Raya Bogor

Selasa, 28 September 2021 21:30 WIB

Suasana Kebun Raya Bogor yang telah kembali dibuka, di Jawa Barat, Selasa, 7 Juli 2020. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Bogor - Operator sekaligus pengelola wisata di Kebun Raya Bogor menyatakan menunda pengoperasian wisata malam Glow buntut surat kritik dari sejumlah mantan kepala pusat konservasi tumbuhan di lokasi itu. Menyebutnya sebagai wisata edukasi, rencana awal atraksi Glow dibuka untuk umum pada akhir bulan ini.

"Sampai saat ini destinasi wisata Glow di Kebun Raya belum bisa beroperasi sebelum ada jawaban dari hasil kajian yang akan dilakukan," kata Komisaris Utama PT Mitra Natura Raya, Ery Erlangga, Selasa 28 September 2021.

Ery mengatakan, dalam pengelolaan wisata di Kebun Raya Bogor, Mitra Natura Raya tetap mengedepankan konservasi dan pemeliharaan situs-situs yang ada di dalam kawasan Kebun Raya. Itu sebabnya perusahaan akan menerima masukan dari semua pihak terkait dampak dari wisata malam Glow.

"Kami tidak serta merta meninggalkan rambu-rambu konservasi dan edukasi yang ada tetapi kami juga ikut menjaganya," kata dia.

Meski begitu, menurut dia, wisata malam Glow bukan hal baru dalam pengelolaan Kebun Raya di dunia. Kajiannya, kata dia lagi, sudah ada dan secara internal pun diakunya telah dilakukan di Kebun Raya Bogor. Namun dia menambahkan, "Kajian ini akan diperluas untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini mengganggu hewan nokturnal."

Advertising
Advertising

Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah Kedeputian Infrastruktur Riset Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Hendro Wicaksono mengakui telah menerima proposal dari Mitra Natura Raya untuk rencana wisata Glow. Konsep atraksi cahaya saat malam yang berbeda untuk beberapa zona itu juga diakunya untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kebun Raya Bogor.

"Namun proposal tersebut bentuknya animasi sehingga perlu dikaji untuk hal konservasinya yang perlu tetap dijaga," kata dia.

Glow Kebun Raya Bogor. dok. Kebun Raya

Hendro mengutip isi Peraturan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor 4 tahun 2019 bahwa lahan hijau di kebun raya harus h 80 persen dan lahan konstruksi hanya 20 persen. "Jadi kami saat ini masih akan mengkaji dari pusat konservasi tumbuhan dan pusat penelitian biologi untuk mengetahui dampak pada hewan atau binatangnya," kata dia.

Dalam pernyataannya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menegaskan bahwa pengembangan Kebun Raya Bogor dengan wisata malamnya tak melibatkan pemerintahannya. Adanya kritik yang datang atas pengembangan itu, dia berharap, ditanggapi dengan mengkaji ulang rencana-rencana secara objektif dan ilmiah.

Dia meminta kajian melibatkan para pakar di antaranya dari LIPI--sekarang BRIN, Dinas Lingkungan Hidup dan Institut Pertanian Bogor (IPB University). "Pada intinya kami akan pastikan semua berjalan sesuai dengan karakteristik Kota Bogor, selain tidak akan mengganggu spesies," katanya menambahkan.

Suasana atraksi Glow Kebun Raya di Kebun Raya Bogor.y Dok. Instagram @glowkebunraya

Sebelumnya, sejumlah mantan Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor mengkritik pengelolaan kebun raya terkini. Ditulis melalui surat bernomor 1-Istimewa, mereka menyatakan kritik berdasarkan pengamatan, serta adanya masukan dan keluhan di media sosial dari berbagai lapisan masyarakat.

Satu dari tiga pengelolaan yang disebut dalam surat adalah wisata atraksi sinar lampu di waktu malam, Glow, yang dinilai berpotensi mengubah keheningan malam Kebun Raya Bogor. Menurut mereka, nyala dan kilau lampu dikhawatirkan akan mengganggu kehidupan hewan dan serangga penyerbuk.

Berita terkait

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

18 jam lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

21 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

3 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

3 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

3 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya