Tomat yang Bisa Bikin Rileks Hasil Rekayasa Genetika Tersedia di Pasar di Jepang

Kamis, 30 September 2021 10:23 WIB

Tomat merah Sisilia kaya GABA. Sanatech-seed.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan rintisan atau startup teknologi pertanian yang berbasis di Tokyo, Jepang, mengembangkan varietas tomat baru menggunakan teknologi edit atau gunting gen CRISPR/Cas9. Sanatech Seed Co., nama startup itu, bekerja sama dengan ilmuwan di University of Tsukuba menghasilkan tomat merah Sisilia yang kaya gamma-aminobutyric acid (GABA), jenis asam amino yang diyakini bisa menurunkan tekanan darah dan membantu relaksasi.

Sanatech melakukannya dengan cara menyingkirkan domain dalam genom tomat yang menghalangi produksi GABA kadar tinggi. Menurut Shimpei Takeshita, Presiden Sanatech Seed yang juga Chief Innovation Officer di Pioneer EcoScience, perusahaan mengantongi izin komersialisasi tomat merah Sisilia kaya GABA pada akhir Desember lalu. Para petani yang mereka kontrak lalu mananam dan membudidayakannya dan per awal pekan lalu tomat-tomat sudah panen perdana dan siap dikirim ke pasar.

“Awalnya kami mendapatkan respons yang beragam untuk produk pangan dengan genom yang sudah disunting, dan kami berpikir akan sulit untuk membawanya ke pasar karena mereka belum sepenuhnya dipahami oleh para konsumen,” kata Takeshita Tatsuo, Direktur Sanatech Seed. “Tapi tomat-tomat ini kemudian mendapat testimoni yang baik dari mereka yang terlibat dalam uji budidayanya.”

Sanatech Seed mendapatkan izin komersialisasi dari komite di Kementerian Kesehatan Jepang. Izin disertai syarat, setiap paketnya yang masuk pasaran disertai stiker yang jelas menyatakan ‘diperkaya menggunakan teknologi edit genom’ untuk para konsumen menyadari penuh apa yang akan dibelinya.

Label diberikan meski varietas tanaman yang diedit susunan genetikanya telah dinyatakan sama amannya dengan metode konvensional yang biasa digunakan untuk memperkaya tanaman-tanaman. Namun label tetap harus disertakan untuk mereka yang menolak atau keberatan dengan teknologi rekayasa genetika bisa menghindarinya.

Advertising
Advertising

Tomat Sicilian Rouge High GABA sudah bisa dipesan di Sanatech. Harga per kotak berisi tiga kilogram sekitar 7500 yen atau hampir Rp 960 ribu.

NEW SCIENTIST, WONDERFUL ENGINEERING

Baca juga:
Rekayasa Genetika: Dulu Domba Dolly, Kini Kambing Pejantan Tangguh

Berita terkait

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

6 jam lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

6 jam lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

7 jam lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

8 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

15 jam lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

1 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

1 hari lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya