Peneliti Bandingkan Keampuhan Vaksin Covid-19 Anhui dan Sinovac

Minggu, 10 Oktober 2021 09:32 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Bandung - Hasil uji klinis fase III vaksin Covid-19 buatan Anhui Longcom Biopharmaceutical, Cina, telah berbuah izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Peneliti utamanya dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rodman Tarigan membeberkan perbandingannya dengan dua vaksin lain yang telah dipakai.

Menurut Rodman, efikasi atau keampuhan Zifivax, nama vaksin Covid-19 dari Anhui, terukur sebesar 81,51 persen pada relawan uji klinis yang berusia 18-59 tahun. Relawan berusia lebih dari 60 tahun mendapatkan tingkat efikasi yang lebih tinggi, yaitu 87,58 persen.

Zifivax, kata Rodman, merupakan vaksin rekombinan atau sub unit protein. Platform vaksin ini diambil dari spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan saat disuntikkan ke tubuh manusia.

Platform vaksin itu, menurutnya, berbeda dari vaksin buatan Cina lainnya yaitu Sinovac yang luas digunakan di Indonesia. Rodman yang juga ikut dalam tim riset uji klinis vaksin Sinovac di Bandung mengatakan, vaksin Sinovac berasal dari virus yang dimatikan atau inaktivasi. Efikasinya sejauh ini diketahui 65,3 persen.

Perbedaan platform vaksin itu, menurut Rodman, bisa menjadi salah satu faktor yang membedakan angka efikasi. Perbedaan juga terlihat dari vaksin dengan platform mRNA seperti vaksin Moderna atau Pfizer yang memiliki efikasi lebih tinggi, yaitu di atas 90 persen.

Advertising
Advertising

“Kalau kita lihat (efikasi) vaksin Moderna itu memang tinggi, tapi KIPI-nya lumayan (tinggi) juga,” katanya di laman Unpad, Jumat, 8 Oktober 2021. Adapun vaksin Anhui, Zifivax, yang efikasinya lebih tinggi daripada vaksin Sinovac, CoronaVac, diyakininya memiliki kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) tidak jauh berbeda satu sama lain.

Petugas menujukkan vaksin Covid-19 dari Sinovac dan alat jarum suntik sebelum melakukan vaksinasi penyuntikan dosis kedua CoronaVac pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 28 Januari 2021. Rumah Sakit Jati Sampurna melakukan Penyuntikan dosis kedua vaksin COVID-19 untuk para tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas setelah sebelumnya mendapatkan vaksinasi penyuntikan dosis pertama pada 14 Januari 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Rodman mengatakan, uji klinis fase III vaksin Anhui, Zifivax, juga dilakukan di sejumlah negara, yaitu Uzbekistan, Ekuador, Pakistan, dan Cina. Angka efikasi dari setiap negara peserta uji klinis memiliki nilai yang sama, yaitu sekitar 81 persen.

Menurutnya, CoronaVac maupun Zifivax sudah melewati proses yang halal. “Anhui merupakan perusahaan vaksin yang memproduksi vaksin meningitis yang sudah digunakan untuk jemaah haji asal Indonesia,” ujar Rodman.

Baca juga:
Covid-19 Global Terkini: Turki dan Inggris Geser Posisi Brasil dan India

Berita terkait

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

2 jam lalu

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.

Baca Selengkapnya

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

1 hari lalu

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

2 hari lalu

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

3 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya