Covid-19, Vaccine Booster Diuji ke 1.500 Relawan di Bandung dan Jakarta Desember

Jumat, 15 Oktober 2021 12:30 WIB

Seorang tenaga kesehatan menerima vaksinasi booster dengan menggunakan vaksin Covid-19 Moderna di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Jumat, 16 Juli 2021. Sebanyak 50 Guru Besar FKUI dan sejumlah dokter mengikuti vaksinasi tersebut. Kemkes.go.id

TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Universitas Indonesia akan menggelar riset vaksin Covid-19 sebagai penguat atau vaccine booster bagi masyarakat umum. Sementara ini suntikan vaksin ketiga itu baru diberikan kepada kalangan pekerja medis namun tidak dibarengi dengan riset.

“Kita akan melakukan penelitian lagi, dikasih kepercayaan sama WHO dan Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian vaccine booster,” kata ketua tim riset, Eddy Fadlyana, dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, mengungkapkan, Kamis 14 Oktober 2021.

Menurutnya, hasil riset akan menjadi data untuk kebijakan pemerintah dan WHO soal perlu tidaknya pemberian vaksin penguat bagi khalayak umum. Dalam satu riset itu akan mengakomodasi dua kepentingan.

Bagi Kementerian Kesehatan, untuk mencari tahu hasil vaksinasi setelah sebulan suntikan penguat diberikan. Sedangkan bagi WHO lebih panjang lagi waktunya, hingga setengah tahun.

“Kalau yang sudah divaksin diperiksa antibodinya setelah sebulan, nanti yang WHO dipantau sampai 6 bulan,” ujar dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung itu.

Advertising
Advertising

Rencananya, riset itu akan dimulai Desember mendatang melibatkan 100 anggota tim. Adapun total jumlah relawan yang dibutuhkan sebanyak 1.500 orang. Rekrutmen relawan akan diumumkan November.

Nantinya relawan yang sudah mendapat dua kali dosis suntikan dari imunisasi massal, kata Eddy, akan diberikan dosis ketiga dari tiga merek vaksin. “Nanti dikasih booster dari Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer,” kata manajer tim riset uji klinis fase III vaksin Sinovac di Indonesia itu.

Kelompok penerima vaksin Covid-19 booster nantinya terbagi lagi yaitu yang mendapat vaksin ukuran penuh 0,5 mililiter dan 0,25 mililiter. Menurut Eddy, model riset tersebut sesuai permintaan WHO dan juga dilakukan di beberapa negara lain.

Lokasi risetnya akan digelar di Bandung dan Jakarta. Di Bandung misalnya, riset vaccine booster juga akan melibatkan Puskesmas Garuda, Puskesmas Ciumbuleuit, dan Balai Kesehatan Universitas Padjadjaran.

Baca juga:
Pohon Raksasa Kejutkan Tim Pendamping Hutan Desa di Mentebah



Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

6 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

22 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

1 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

1 hari lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

1 hari lalu

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

Kecelakaan terjadi di lingkungan Universitas Indonesia. Mobil Honda HR-V milik mahasiswa kampus itu menabrak bis kuning.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya