Top 3 Tekno Berita Kemarin: Angin Kencang di Yogya, Banjir Besar di Samarinda
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 20 Oktober 2021 07:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 19 Oktober 2021, diawali dari hujan lebat dan angin kencang yang melanda DI Yogyakarta. Satu baliho besar dibuat tumbang hingga tersangkut di atas kabel listrik. Ini adalah bagian dari serangkaian cuaca ekstrem yang terjadi saat sebagian wilayah di tanah air telah memasuki peralihan musim atau pancaroba.
Lalu, berita mengenai peringatan dari BMKG bahwa La Nina datang kembali. Berdasarkan kejadiannya pada tahun lalu, curah hujan bulanan di wilayah Indonesia pada November-Desember-Januari bisa meningkat sampai 70 persen dari normalnya.
Berita terpopuler ketiga juga masih soal cuaca dan bencana hidrometeorologi, yakni banjir yang mengepung Kota Samarinda, Kalimantan Timur. BMKG memantau adanya sirkulasi siklonik di Kalimantan bagian utara, penyebab hujan sepanjang Senin dinihari sebelum banjir mengepung.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 19 Oktober 2021, selengkapnya,
1. Hujan Lebat dan Angin Kencang Melanda Yogya, Baliho Ambruk Dekat Kampus UIN
Hujan lebat disertai angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta menimbulkan berbagai dampak pada Senin, 18 Oktober 2021.
Di Kabupaten Sleman khususnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sejumlah kejadian. Salah satunya baliho besar yang ambruk di Jalan Raya Jogja-Solo, persisnya dekat simpang kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogya.
"Baliho yang ambruk ukuran 8 x 4 meter, dengan tinggi kurang lebih 15 meter," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan Senin.
2. BMKG: La Nina Datang Lagi, Waspada Penambahan Hujan sampai Februari
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini kedatangan La Nina menjelang akhir tahun ini. Berdasarkan kejadiannya pada tahun lalu, La Nina bisa meningkatkan curah hujan bulanan di wilayah Indonesia pada November-Desember-Januari sampai 70 persen dari curah hujan normalnya.
"Kita harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021-2022 yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang (moderat) setidaknya sampai Februari," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati lewat siaran pers, Senin 18 Oktober 2021.
Hasil pemantauan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini nilai anomali suhu itu telah melewati ambang batas untuk kejadian fenomena La Nina yaitu -0,61 pada 10 hari (dasarian) pertama bulan ini. Mendingin di bagian tengah dan timur, suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang dekat wilayah Indonesia, yakni di bagian barat, justru berubah menghangat dan menciptakan pusat tekanan udara rendah di kawasan tersebut.
3. BMKG Ungkap Asal Hujan Dinihari Penyebab Banjir Besar Samarinda
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau adanya sirkulasi siklonik di Kalimantan bagian utara, penyebab hujan sepanjang Senin dinihari di Samarinda. Hujan intensitas sedang dan lebat yang merata sejak Minggu malam sampai Senin pagi kemudian menyebabkan banjir di kota itu.
"Sirkulasi siklonik terpantau di Kalimantan bagian utara sehingga menyebabkan hujan di Kalimantan. Banjir di Samarinda karena ada sirkulasi siklonik itu," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, A. Fachri Radjab, dalam konferensi pers terkait waspada La Nina dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin 18 Oktober 2021.
Dijelaskan Fachri, sirkulasi siklonik merupakan daerah pertemuan angin sehingga terjadi penumpukan massa udara yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan. Selain faktor sirkulasi siklonik itu, sebagian wilayah Kalimantan juga telah memasuki musim hujan.