BMKG Sebut Rentetan 32 Gempa Jawa Tengah Tergolong Tektonik Swarm, Ini Artinya

Minggu, 24 Oktober 2021 16:15 WIB

Gempa dengan magnitudo 3,0 mengguncang barat laut Kota Salatiga pada pukul 06:33:46 WIB. Kredit: BMKG

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan serangkaian gempa di daerah sekitar Danau Rawa Pening, Jawa Tengah, sebagai gempa swarm. Sejak Sabtu dini hari hingga Ahad, 24 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB, tercatat 32 kali gempa di wilayah Banyubiru, Ambarawa, Salatiga dan sekitarnya.

Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, puluhan gempa susulan itu kekuatannya tidak ada yang melebihi magnitudo 3,5. Mayoritas gempa kurang dari magnitudo 3,0 dengan angka terkecil 2,1.

Seluruh gempa, menurut Daryono, tergolong sangat dangkal dengan kedalaman kurang dari 30 kilometer. Gempa paling banyak terjadi berada pada kedalaman kurang dari 10 kilometer. “Gempa terdangkal berada pada kedalaman 3 kilometer yang terjadi sebanyak 3 kali,” katanya lewat keterangan tertulis, Ahad 24 Oktober 2021.

Dari kajian data gempa sejak Sabtu dini hari, BMKG menggolongkan lindu yang terjadi sebagai gempa swarm berdasarkan sebaran temporal magnitudo gempa. Menurut Daryono, gempa swarm dicirikan oleh serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi. “Berlangsung dalam waktu relatif lama di suatu kawasan, tanpa ada gempa kuat sebagai gempa utama,” ujarnya.

Umumnya penyebab gempa swarm antara lain berkaitan dengan aliran fluida, intrusi atau penerobosan magma, juga migrasi atau perpindahan magma. Proses itu menyebabkan terjadinya deformasi atau patahan batuan bawah permukaan di zona gunung api. “Gempa swarm memang banyak terjadi karena proses kegunungapian,” kata Daryono.

Advertising
Advertising

Terkait fenomena swarm yang mengguncang Banyubiru, Ambarawa, Salatiga dan sekitarnya, BMKG menduga kejadian itu berkaitan dengan fenomena tektonik. Alasannya, karena daerah itu cukup kompleks berdekatan dengan jalur Sesar Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Sesar Rawa Pening dan Sesar Ungaran.

Dugaan tektonik swarm itu, menurut Daryono, terlihat dari bentuk gelombang geser yang sangat jelas dan nyata. “Menggambarkan adanya pergeseran dua blok batuan secara tiba-tiba,” katanya. Gempa tektonik swarm umumnya terjadi karena adanya bagian sesar yang mengalami rayapan sehingga mengalami deformasi aseismic, atau bagian sesar yang tidak terkunci bergerak perlahan seperti rayapan.

Baca:
Gempa di Kabupaten Semarang Diikuti 31 Gempa Susulan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

5 jam lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

5 jam lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

6 jam lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

7 jam lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

8 jam lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

8 jam lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

11 jam lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

11 jam lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

21 jam lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya