2 Peneliti BRIN Masuk Daftar Top 2% Ilmuwan Berpengaruh di Dunia

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 30 Oktober 2021 14:10 WIB

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN

TEMPO.CO, Jakarta - Dua peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Dr. Ratih Pangestuti dan Dr. R. Tedjo Sasmono, masuk dalam daftar Top 2% World Ranking Scientists atau ilmuwan paling berpengaruh di dunia berdasar pemeringkatan dari Standford University.

Pemeringkatan ini dilakukan oleh peneliti dari Stanford University, Prof John Ioannidis bersama Jeroen Baas dan Kevin Boyack yang dipublikasikan pada 20 Oktober 2021.

Dalam Top 2% World Ranking Scientists yang dipublikasikan Stanford University tersebut, matriks penilaian berdasarkan pada basis data lebih dari 100 ribu saintis top. Basis data ini memuat informasi terstandar tentang sitasi, h-indeks, hm-indeks yang disesuaikan dengan penulisan bersama, serta indikator gabungan.

Saintis diklasifikasikan menjadi 22 bidang dan 176 sub-bidang keilmuan. Data sepanjang karier saintis diperbarui hingga akhir 2020. Pemilihan saintis yang masuk dalam daftar “Top 2% World Ranking Scientists” didasarkan pada posisi 100 ribu teratas berdasarkan skor-c, dengan dan tanpa self-citation) atau ranking persentil 2% atau lebih.

Melansir dari Siaran Pers Badan Riset Dan Inovasi Nasional Nomor : 170/SP/HM/BPUK/X/2021, Dr. Ratih Pangestuti merupakan peneliti dari Balai Bio Industri Laut (BBIL) BRIN. Peraih gelar Doktor bidang Marine Biochemistry dari Pukyong National University Korea Selatan pada 2012 ini banyak menaruh perhatian pada eksplorasi sumber daya laut secara berkelanjutan.

Advertising
Advertising

Selain aktif meneliti, Ratih saat ini ditugaskan sebagai pelaksana tugas Kepala Kantor BBIL BRIN di Nusa Tenggara Barat dan juga sebagai Ketua Kelompok Penelitian Bio Industri Laut.

Ketertarikan Ratih pada dunia kelautan, didorong oleh kekayaan sumber daya hayati laut Indonesia yang tertinggi di Bumi. Kendati begitu, kekayaan sumber daya hayati laut tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Hal inilah yang mendorong Ratih untuk terus melakukan riset dan mengabdikannya kepada masyarakat.

“Saat ini kita banyak melupakan lautan, lupa akan seberapa besar potensi laut yang kita punya dan pemanfaatannya untuk kesejahteraan bangsa,” ujar Ratih, Selasa, 26 Oktober 2021, dikutip Tempo dari laman brin.go.id.

Menurut Ratih, seorang peneliti tidak hanya mempublikasikan hasil risetnya ke dalam artikel ilmiah atau science for science, namun juga harus berkontribusi dalam pilar ilmu pengetahuan dan teknologi atau IPTEK yang lain yakni science for scientific community dan science for stakeholders.

Saat ini Ratih tengah mengembangkan riset under-exploited rumput laut untuk meningkatkan daya saing produk kelautan nasional dan industri pangan bahari.

Top 2% World Ranking Scientists lainnya, Dr. R. Tedjo Sasmono, merupakan peneliti senior di Pusat Riset Biologi Molekular (PRBM) Eijkman BRIN. Tedjo memulai kariernya sebagai periset di LBM Eijkman pada 1994.

Dia Meraih PhD dalam bidang molecular bioscience dari University of Queensland, Australia pada 2003. Saat ini, Tedjo merupakan Ketua Kelompok Unit Penelitian Demam Berdarah Dengue di PRBM Eijkman.

John Ioannidis dan kawan-kawan menganugerahinya sebagai Top 2% World Ranking Scientists atau ilmuwan paling berpengaruh berkat penelitiannya pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Tedjo tertarik untuk melakukan riset lantaran melihat kenyataan bahwa penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang hingga kini masih menghantui Indonesia.

“Indonesia menempati posisi tertinggi dalam kasus penyakit dengue di Asia Tenggara. Selain itu, dari empat jenis virus dengue, keempatnya ada di Indonesia,” kata Tedjo Sasmono.

Alasan utama yang menyebabkan tingginya angka kasus dengue tersebut, kata Tedjo adalah jumlah penduduk, lingkungan alam tropis, sanitasi yang buruk, dan rendahnya kesadaran masyarakat.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga: Daftar Top 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia: ITB 10 Ilmuwan UI 7 Ilmuwan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Revisi UU Polri, Peneliti BRIN Soroti Potensi Kecemburuan di Internal Polisi

20 jam lalu

Revisi UU Polri, Peneliti BRIN Soroti Potensi Kecemburuan di Internal Polisi

Peneliti BRIN Sarah Nuraini Siregar menanggapi potensi kecemburuan di internal polisi akibat revisi UU Polri yang dapat memperpanjang masa jabatan aparat penegak hukum tersebut.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Perpanjang Usia Pensiun Polisi, Ini Kata Peneliti BRIN

23 jam lalu

Revisi UU Polri Perpanjang Usia Pensiun Polisi, Ini Kata Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menanggapi mengenai revisi UU Polri yang bisa memperpanjang jabatan polisi.

Baca Selengkapnya

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

1 hari lalu

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

2 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

3 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

4 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

5 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

5 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

5 hari lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

6 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya