Kisah Penemuan Plastik, Bahan Ringan dan Tahan Air yang Sekarang Diperangi

Reporter

Tempo.co

Selasa, 2 November 2021 07:27 WIB

Ilustrasi kemasan plastik. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta – Sampah plastik menjadi salah satu permasalahan lingkungan terbesar di dunia yang dihadapi di abad ke-21. Sifatnya yang sukar terurai dan mengandung bahan kimia berbahaya, membuat limbah plastik bersifat merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati laut, Selain itu, sampah plastik turut serta dalam menciptakan perubahan iklim di dunia.

Meskipun demikian, plastik merupakan bahan yang multifungsi dan mudah digunakan. Sebelum menjadi bahan yang banyak digunakan dalam sehari-hari, ternyata plastik memiliki sejarah panjang yang mengiringinya. Lantas, bagaimana sejarah ditemukannya plastik?

Plastik merupakan akronim dari plianle and easily shaped, atau dalam bahasa Indonesia bermakna lentur dan mudah dibentuk. Melansir laman sciencehistory.org, sejatinya, plastik mengarah kepada bahan yang disebut polimer. Bahan ini mudah ditemukan di alam bebasm salah satunya di bahan pembentuk dinding sel tumbuhan bernama selulosa.

Seiring perkembangan waktu, manusia akhirnya menemukan polimer sintetik berbahan dasar atom karbon yang disediakan oleh minyak bumi dan bahan bakar fosil. Polimer inilah yang saat ini dikenal dengan nama plastik tang memiliki sifat tahan lama, kuat, ringan, dan fleksibel.

Penemu polimer sintetis tersebut adalah John Wesley Hyatt pada 1869. Penemuannya diilhami oleh sayembara yang diadakan perusahaan New York berupa hadiah 10.000 USD bagi siapa saja yang dapat menemukan bahan pengganti gading gajah liar sebagai bahan utama. Hyatt pun mencampurkan selulosa dengan kapur barus yang akhirnya dapat meniru fungsi bahan alam, seperti kulit penyu, tanduk, dan gading. Hyatt menamakan bahan plastiknya seluloid.

Advertising
Advertising

Penemuan Hyatt dianggap sebagai penemuan revolusioner yang dapat membuat materi baru sekaligus menjadi bahan subtitusi dari bahan alam. Berbagai iklan memuji penemuannya karena dianggap melindungi kelangkaan sumber daya alam. Sejak saat itu, plastik terus mengalami revolusi.

Dilansir laman plasticseurope.org, perkembangan plastik ditemukan oleh Leo Baekeland bernama Bakelite yang dikenal dengan slogan ‘bahan seribu kegunaan’. Berbeda dengan penemuan Hyatt sebelumnya, Leo benar-benar menemukan plastik sintetis penuh pertama tanpa kandungan molekul alam. Kelebihan penemuannya yakni dapat dijadikan isolator listrik, tahan panas, tahan lama, dan dapat diproduksi masal mekanis.

Keberhasilan kedua tokoh ini membuat banyak perusahaan kimia berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan polimer baru. Dijelaskan laman waste4change.com, selama Perang Dunia II, ditemukan beberapa bahan baru dari polimer sintesis diantaranya, Nylon ditemukan oleh Wallace Carothers pada 1935 sebagai sutra sintetis. Di Amerika Serikat, produksi plastik meningkat hingga 300 persen. Saat ini, bahan plastik menjadi bahan yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sampah plastik menjadi persoalan lingkungan hidup.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Simak ini Arti Simbol Angka pada Kemasan Plastik

Berita terkait

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

1 hari lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

9 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

9 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

12 hari lalu

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

15 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

21 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

30 hari lalu

Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Jepang dinilai menjadi negara eksportir sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Jerman.

Baca Selengkapnya

Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

36 hari lalu

Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

Dari total timbunan sampah plastik, ditaksir sekitar 14-16 persen itu berupa sachet dan pouch.

Baca Selengkapnya