Begini Riset Pemenang Hadiah Nobel 2021 Atasi Pedas Keripik Singkong Bandung

Selasa, 2 November 2021 15:11 WIB

Keripik singkong pedas produksi industri rumahan di Pakuhaji, Cimahi, Jawa Barat. Jumat (27/4). Dalam sehari mereka memproduksi 2,5 Ton keripik dan dijual mulai harga Rp 13.000/kg sampai Rp 34.000/kg tergantung tingkat kepedasannya. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Bandung - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Ahmad Faried mengupas temuan penting dari hasil riset pemenang hadiah Nobel 2021 bidang Kedokteran. Riset asal mula sensasi pada sebagian tubuh manusia itu disebut Faried berguna untuk penanganan beragam penyakit, termasuk untuk mengobati efek makan keripik singkong pedas.

Hadiah Nobel Kedokteran tahun ini diberikan kepada David Julius dari University of California, dan Ardem Patapoutian dari Howard Hughes Medical Institute. Keduanya dinilai telah berperan membuka kunci salah satu rahasia alam tentang kemampuan manusia merasakan panas, dingin dan sentuhan.

Faried yang merupakan dokter ahli ilmu dan bedah saraf mengulasnya dalam acara Satu Jam Berbincang Ilmu yang digelar Unpad secara virtual pada Sabtu, 30 Oktober 2021 dengan judul Sensasi, Rasa, dan Nobel Kedokteran 2021. Menurutnya, kalangan peneliti dan dokter saraf sejauh ini telah mengetahui mekanisme atau jalur bagaimana saraf bekerja. “Tapi siapa yang memulainya kita belum tahu,” kata dia.

Pertanyaan dasar itu, menurut Faried, yang dijawab David Julius dan Ardem Patapoutian. Keduanya mencari tahu asal mula rangsangan atau sensasi pada jenis nyeri, suhu, sentuhan, dan tekanan hingga sampai naik ke sensor utama di otak.

Pada rangsangan suhu, David Julius meneliti zat aktif dari cabe yang disebut capcaisin. “Bukan dari pedasnya tapi dari panas yang dihasilkan,” kata Faried menjelaskan.

Advertising
Advertising

Julius dan timnya mencari kandidat protein apa saja yang membuat capcaisin diterima sensor. Dari hasil risetnya pada 1997, ditemukan suatu kelas protein yang dinamakan TRPV1. Pada suhu kamar, gen itu akan tertutup salurannya (kanal) dan baru akan terbuka untuk ion-ion masuk pada suhu 43 derajat Celcius lebih lalu memulai rangkaian kelistrikan.

Secara bersamaan, kata Faried, tim peneliti menemukan gen sebaliknya yang dinamakan TRPM8. Gen itu baru membuka salurannya bagi ion-ion pada suhu kurang dari 16 derajat Celcius. “Mekanisme ini yang memulai semua rangkaian sensasi suhu di tubuh kita. Baik suhu yang terlalu dingin maupun panas, respons ujung-ujungnya adalah nyeri,” kata Wakil Ketua Unit Sel Punca RS Hasan Sadikin Bandung itu.

Pada sesi diskusi, Faried menjelaskan pertanyaan soal sensasi rasa keripik singkong buatan Bandung yang terkenal dengan belasan tingkat rasa pedas. Menurutnya, setiap orang punya ambang nyeri yang berbeda. Sehingga rasa pedas bagi tiap orang pun beragam. “Reseptornya sama tapi pembukaan ion channel-nya berbeda-beda,” kata dia.

Pemenang Nobel menurutnya juga membagi rahasia soal bagaimana menutup kanal ion itu dengan cepat. Misalkan saat kepedasan karena makan keripik singkong itu, kata Faried, anjurannya bukan minum air bening apalagi yang panas karena rasa pedas akan semakin terasa.

“Intermezonya dari pemenang Nobel, dia bilang kita bisa intervensi karena channel itu bila diberi dingin dia akan lebih cepat menutup,” kata dia. Air bening dingin bisa mengurangi rasa pedas. “Dia bilang yang paling cepat minum susu dingin.”

Adapun awal mula sensasi atau rangsangan sentuhan, diteliti oleh Ardem Patapoutian. Dia menemukan reseptor yang dengan sentuhan akan mengaktivasi gen dan protein untuk membuka ion channel. Dari serangkain gen yang diujinya, temuannya pada gen ke-72. “Ketika ditekan, semua kelistrikannya turun yang menandakan ion channel-nya terbuka, ini ditemukan pada 2010,” kata Faried.

Gen itu yang dinamakan Piezo 1 dan 2, ditemukan pada bagian tubuh seperti pembuluh darah, paru-paru, sel di otak, dan sendi. Temuan itu juga menjelaskan kondisi yang terjadi ketika orang kenyang, kebelet kencing, nyeri di wajah, maupun sakit pinggang. Adapun kerusakan gen Piezo, kata Faried, bisa membuat orang begitu kesakitan saat disentuh hingga jatuh pingsan.

Saat percobaan di laboratorium ketika kedua gen Piezo itu dimatikan, tikus bisa ikut mati. Sisi lainnya, peningkatan gen Piezo bisa membuat orang bebas dari malaria. “Bank Dunia menyatakan bahwa di Afrika, orang-orang dengan peningkatan Piezo 1 tidak terkena malaria,” katanya.

Bukan hanya yang memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran. Menurut Faried, banyak sekali yang menunjukkan bahwa penemuan ilmu dasar ini punya aplikasi pada upaya dokter untuk mengatasi masalah-masalah di klinis.

Baca juga:
Peneliti Uji Klinis Vaksin Sinovac Bicara Izin Pakai untuk Anak 6 Tahun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

20 jam lalu

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

1 hari lalu

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

2 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

3 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Tes Sempat Mati Massal, Peserta UTBK di Unpad Dibuat Menunggu 2 Jam

3 hari lalu

Aplikasi Tes Sempat Mati Massal, Peserta UTBK di Unpad Dibuat Menunggu 2 Jam

Pelaksanaan UTBK SNBT tahun ini mengalami gangguan teknis pada hari pertama yang digelar serentak secara nasional pada Selasa, 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

3 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

4 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

4 hari lalu

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron lulusan Universitas Jember, Unair, dan Unpad itu melaporkan Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Seleksi Mandiri Unpad Dibuka Pekan Depan, Begini Rincian Biaya UKT dan Iuran Masuknya

7 hari lalu

Pendaftaran Seleksi Mandiri Unpad Dibuka Pekan Depan, Begini Rincian Biaya UKT dan Iuran Masuknya

Biaya UKT bagi mahasiswa baru hasil Seleksi Mandiri Unpad maksimal Rp 30 juta per semester. Iuran masuknya bisa mencapai Rp 195 juta.

Baca Selengkapnya