Survei Google: 3 dari 5 Orang Bagikan Password ke Teman atau Keluarga

Kamis, 4 November 2021 09:13 WIB

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa teknologi Google bersama agensi riset pasar YouGov melakukan survei terhadap 13.870 pengguna internet di 11 negara Asia Pasifik. Mereka menemukan, antara lain, 3 dari 5 responden membagikan kata sandi (password) ke teman atau keluarga, khususnya untuk akun platform streaming, layanan pesan-antar makanan, dan situs e-commerce.

Product Marketing Manager Google Indonesia, Amanda Chan, menegaskan, membagikan sandi sebuah akun adalah hal yang tidak tepat. Menurutnya, berdasarkan penelitian sebelumnya, orang yang pernah menjadi korban pelanggaran data memiliki kemungkinan 2x kali lebih besar untuk menjadi korban peretasan.

"Saat kita mengorbankan keamanan demi kemudahan dengan membagikan sandi kepada orang lain, menggunakan sandi yang sama untuk berbagai layanan, dan membuat sandi yang mudah ditebak, kita membuat informasi pribadi kita--termasuk data pembayaran--sangat tidak aman,” kata Amanda dalam acara virtual Shop Safer with Google, Rabu, 3 November 2021.

Dalam survei yang bertujuan untuk mempelajari kebiasaan digital yang kurang aman itu juga disebutkan bahwa dalam transaksi online, ada 3 dari 4 orang mengaku pernah melakukan pembelian di halaman yang tidak ditandai dengan simbol aman. Dampaknya, memberikan kesempatan empuk bagi penipu untuk mencuri informasi dan memanfaatkan uang mereka.

Selain itu, 74 persen responden yang menyimpan informasi keuangan secara online juga membagikan sandi kepada teman dan keluarga. Semua kebiasaan buruk itu, Amanda berujar, mungkin telah menjadi sebab hampir 2 dari 3 responden di Indonesia pernah mengalami pelanggaran data atau mengenal seseorang yang pernah mengalami peretasan.

Advertising
Advertising

Namun, di tengah temuan-temuan yang kurang menyenangkan itu, ada harapan dari pernyataan niat responden untuk lebih bertanggung jawab secara digital. Ke depannya, 67 persen responden mengatakan sangat mungkin mulai menggunakan autentikasi dua langkah, bahkan jika itu tidak diharuskan.

Amanda Chan, Product Marketing Manager Google Indonesia. Foto/Google Indonesia

Selain itu, ada 4 dari 5 responden juga berkata bahwa jika ada kemungkinan data dicuri, mereka akan memilih untuk segera mengubah sandi. Lalu, ada 27 persen dari mereka yang tidak ingin segera mengubah sandi, tapi memilih untuk berhati-hati, karena notifikasi pelanggaran itu sendiri mungkin juga bagian dari penipuan.

“Serta ada ada 2 dari 3 orang berkata mereka sangat mungkin mulai menggunakan layanan pengelola kata sandi, walau sekarang baru 5 persen yang melakukannya,” tutur Amanda.

Baca juga:
Ramai Google Street View Diprotes Warga, Ini Tanggapan Google Indonesia

CATATAN:
Artikel ini telah diubah pada Jumat 5 November 2021, Pukul 15.17 WIB, untuk mengganti besaran kemungkinan korban pelanggaran data bakal menjadi korban peretasan. Termasuk menyesuaikan isi kutipan yang mendukungnya. Terima kasih.

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

2 jam lalu

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

Indonesia berencana mempelajari penerapan aturan Publisher Rights dari Australia yang telah lebih dulu melakukannya.

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop

1 hari lalu

Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop

Notifikasi Google Chrome bisa mengganggu pengguna saat sedang asyik menggunakan HP atau Laptop. Ini cara menghilangkan notifikasi Chrome.

Baca Selengkapnya

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

1 hari lalu

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

Langkah selanjutnya adalah menghapus data yang tidak lagi diperlukan atau relevan dengan mengakses https://drive.google.com/#quota.

Baca Selengkapnya

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

1 hari lalu

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

Cara membuat daftar isi di Google Docs cukup mudah dilakukan. Anda dapat membuatnya secara otomatis tanpa perlu repot lagi. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

1 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Cara Buat Google Form yang Mudah untuk Berbagai Kegiatan

1 hari lalu

Cara Buat Google Form yang Mudah untuk Berbagai Kegiatan

Google Form jadi aplikasi Google yang sering digunakan. Ini cara buat Google Form yang mudah untuk berbagai kegiatan seperti survey hingga kuesioner.

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

3 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

4 hari lalu

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

Berikut ini tata cara menghentikan iklan pop-up di ponsel Android melalui mode aman, notifikasi aplikasi, layar beranda, hingga pusat iklan Google.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

6 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya