Amerika Bersiap Uji Senjata Laser Terbaru, Bisa Bidik dari Drone sampai Rudal?

Senin, 8 November 2021 10:29 WIB

Senjata laser terbaru yang sedang dikembangkan General Atomics Electromagnetic Systems dan Boeing atas pesanan militer Amerika Serikat. Kekuatannya 30 kilowatt, atau terkuat daripada yang ada saat ini. ga.com

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat berencana menguji senjata laser terbaru berkekuatan 300 kilowatt, atau paling kuat yang pernah ada saat ini, pada tahun depan. General Atomics Electromagnetic Systems (GA-EMS) dan Boeing berkolaborasi membangun prototipe senjata itu, yang ukurannya serupa sebuah peti kemas dan diangkut oleh truk dalam penggunaannya.

“Senjata laser yang kompak, berkekuatan tinggi….akan menghasilkan keluaran mematikan yang lebih dahsyat daripada yang pernah ada,” kata Scott Forney, Presiden GA-EMS dalam sebuah pernyataannya pada 25 Oktober lalu.

Militer Angkatan Laut Amerika Serikat pertama menggunakan senjata laser energi tinggi, dikenal sebagai LaWS, di atas kapal perangnya, USS Ponce, pada 2014 lalu. Saat itu keluaran lasernya dilaporkan memiliki daya atau kekuatan 30 kilowatt. Kebanyakan senjata laser militer saat ini memiliki rentang daya 30-100 kilowatt, digunakan terutama untuk menembak jatuh drone-drone kecil yang dianggap sebagai musuh atau ancaman.

Biasanya, persenjataan laser berbasis kepada penggunaan banyak laser serat produk industri, dengan outputnya dikombinasikan ke dalam satu sorotan sinar yang mematikan. Senjata terbaru yang dikembangkan GA-EMS berbeda. Mereka menggunakan sejumlah lempengan kaca—sebuah metode yang sebelumnya telah diketahui memberi masalah pada buangan panas dan kualitas laser outputnya.

Namun, GA-EMS mengklaim telah berhasil merangkai lempengan-lempengan kaca itu hingga saling terkoneksi untuk mengatasi permasalahan yang ada dan mengeliminasi kebutuhan mengkombinasikan sinar atau sorotan dari banyak laser serat.

Advertising
Advertising

“Kami sangat antusias melangkah lebih jauh dalam menyerahkan kemampuan kritikl ini kepada Angkatn Bersenjata,” kata Cindy Gruensfelder, Wakil Presiden dan General Manager di Divisi Sistem Persenjataan dan Rudal Boeing.

Senjata itu adalah bagian dari proyek di militer Amerika Serikat yang ingin mengembangkan pertahanan laser. Pada tahun lalu, Amerika telah mendemokan senjata laser 10 kilowatt yang mampu mementahkan serangan mortar kecil.

Justin Bronk dari sebuah badan pemikir keamanan Inggris, Royal United Services Institute, menilai semakin kuat persenjataan laser semakin dia bisa digunakan menarget target yang lebih besar. Termasuk menarget banyak target sekaligus dalam sebuah suksesi sorot laser yang cepat.

“Ini akan memungkinkan sistem untuk membidik ancaman yang datang yang berukuran lebih besar, dan juga berpotensi mengatasi ancaman yang butuh dibidik cepat apakah karena kecepatannya atau lintasan terbangnya yang sangat rendah,” kata Bronk.

Itu artinya, dia menambahkan, bakal memampukan senjata laser itu untuk pertahanan dari rudal-rudal jelajah dan balistik seperti halnya bertahan dari serangan drone, pesawat dan helikopter.

NEW SCIENTIST, GA

Baca juga:
Pandemi Covid-19 Hapus Lebih dari 28 Juta Tahun Usia Manusia


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

5 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

11 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

12 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

17 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

1 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

1 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya