Hadir di Lonjakan Covid-19 Eropa, Kebanyakan dari Varian AY.4.2 Masih Misteri

Jumat, 12 November 2021 17:00 WIB

ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan bahwa Eropa kembali menjadi pusat pandemi Covid-19. Dugaan sementara, meningkatnya infeksi SARS-CoV-2 itu dikarenakan negara-negaranya mengendurkan protokol kesehatan dan cakupan vaksinasinya yang tak merata.

Peningkatan kasus tersebut juga dibarengi dengan munculnya Covid-19 varian baru, AY.4.2—turunan varian Delta—yang dilaporkan sudah menyebar ke 42 negara. WHO menyebutkan bahwa varian ini memiliki tiga mutasi tambahan, termasuk dua pada protein pakunya, yakni mutasi A222V dan Y145H.

"Peningkatan pengiriman sampel genom sequencing AY.4.2 telah diamati terjadi sejak Juli 2021, dan pada 25 Oktober, totalnya lebih dari 26 ribu yang telah diunggah ke GISAID dari 42 negara,” kata WHO dalam pembaruan epidemiologi mingguan terbarunya.

Mayoritas (93 persen) data sampel genom dengan hasil sequencing AY.4.2 dilaporkan dari Inggris. Pertumbuhan sampel dari subvarian Delta ini terhitung sekitar 5,9 persen dari keseluruhan kasus Delta yang dilaporkan dalam minggu yang dimulai 3 Oktober di negara itu.

Negara di Eropa lainnya, yang mengkonfirmasi kasus AY.4.2 termasuk Polandia, Jerman dan Belanda. Menurut data pengawasan terbaru, AY.4.2 sekitar 16 persen dari semua kasus Covid-19 di Polandia.

Advertising
Advertising

Secara total kasus, data WHO juga menyebutkan bahwa per akhir Oktober, Inggris telah mengalami peningkatan kasus baru Covid-19 sebesar 15 persen, dan Rusia 15 persen. Secara keseluruhan, wilayah Eropa menunjukkan peningkatan 7 persen kasus mingguan, serta angka kematian tertinggi.

Badan kesehatan global itu mengatakan bahwa mereka terus memantau dan menilai varian-varian dari SARS-CoV-2, termasuk garis keturunan AY dari varian Delta. Laporan tersebut menambahkan bahwa studi lebih lanjut yang sedang menilai apakah AY.4.2 lebih menular atau lebih mematikan sedang berlangsung.

"Studi epidemiologis dan laboratorium sedang berlangsung untuk menilai apakah AY.4.2 memberikan dampak fenotip tambahan, misalnya perubahan dalam penularan atau penurunan kemampuan antibodi untuk memblokir virus," kata WHO.

Sementara, laporan genom sequencing terpisah dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional telah mendeteksi 17 kasus AY.4.2 di India. Bahkan, laporan National Climatic Data Center (NCDC) menyebutkan bahwa AY.4 ini telah menyebabkan lonjakan kasus di Indore—salah satu kota di India—pada September.

Para ilmuwan mengatakan masih tidak jelas apakah AY.4.2 sebenarnya lebih menular atau tidak, karena terlalu sedikit yang diketahui tentang mutasinya. Namun, Profesor Francois Balloux, ahli genetika dan komentator Covid-19 di University College London, yang termasuk di antara yang pertama mengangkat kekhawatiran tentang AY.4.2, mengatakan kenaikan yang lebih lambat 'masih kompatibel' dengan keuntungan transmisi 10 persen.

DAILY MAIL | LATESTLY | ZEE NEWS

Baca juga:
Perjalanan Luar Negeri, Begini Aturan Karantina Anak Sudah dan Belum Vaksin


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

2 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

5 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kota di Eropa yang Paling Banyak Memiliki Destinasi untuk Pecinta Seni

9 jam lalu

Kota di Eropa yang Paling Banyak Memiliki Destinasi untuk Pecinta Seni

Sebuah penelitian menyusun daftar kota di Eropa yang memiliki banyak destinasi untuk penggemar seni

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

1 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

1 hari lalu

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

Sepanjang tahun 2024, peluang melihat aurora borealis akan semakin meningkat di beberapa destinasi tertentu

Baca Selengkapnya

Hindari Kerumunan Wisatawan Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Malaga

1 hari lalu

Hindari Kerumunan Wisatawan Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Malaga

Waktu terbaik untuk menjelajahi Malaga adalah musim semi dan musim gugur, untuk hindari kerumunan musim panas.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

3 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya