NASA Bakal Habiskan Rp 1.326 Triliun untuk Misi Artemis 2025

Selasa, 16 November 2021 19:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengeluaran Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk misi Artemis—bertujuan membangun keberadaan manusia yang berkelanjutan di Bulan pada akhir dekade ini—diproyeksikan mencapai total US$ 93 miliar (Rp 1.326 triliun) pada tahun 2025.

Informasi itu berdasarkan data audit baru dari Kantor Inspektur Jenderal NASA (OIG), yang juga membeberkan bahwa NASA memiliki beberapa inisiatif yang sedang berlangsung, yang bertujuan untuk meningkatkan keterjangkauan.

“Kami memproyeksikan biaya produksi saat ini dari satu sistem SLS dan Orion menjadi US$ 4,1 miliar (Rp 58 triliun) per peluncuran," tertulis dalam laporan setebal 73 halaman yang dirilis Senin, 15 November 2021.

SLS/Orion merupakan kapsul awak dan Sistem Peluncuran Luar Angkasa yang menjadi elemen inti Artemis. Melihat ke depan, laporan itu melanjutkan, tanpa menangkap informasi secara akurat dam mengurangi biaya misi SLS dan Orion masa depan, NASA akan menghadapi tantangan yang signifikan untuk mempertahankan program Artemis dalam konfigurasinya saat ini.

Sebagai perbandingan, Amerika menghabiskan US$ 28 miliar untuk program Apollo NASA antara tahun 1960 dan 1973, atau US$ 280 miliar dengan dolar hari ini. Data tersebut menurut organisasi nirlaba Planetary Society.

Advertising
Advertising

Meskipun program Artemis pertama kali diumumkan pada Desember 2017, pengembangan SLS dan Orion secara resmi dimulai pada 2011. Jadi perkiraan laporan OIG senilai US$ 93 miliar mencakup pengeluaran lebih dari satu dekade, dari tahun fiskal 2012 hingga 2025. Pada kalender pemerintah Amerika, tahun fiskal dimulai pada 1 Oktober dan berakhir pada 30 September, tahun 2012, misalnya, dimulai pada 1 Oktober 2011.

Rencana awal untuk kembali ke Bulan menyerukan pendaratan astronot di dekat kutub selatan Bulan untuk pertama kalinya pada 2028. Namun, pada Maret 2019, pemerintahan Presiden Donald Trump mempercepat segalanya, menargetkan kembali pendaratan berawak pertama di bulan setelah Apollo dilakukan 2024 dan menjulukinya sebagai program Artemis.

Garis waktu yang direvisi itu secara luas dipandang dalam komunitas luar angkasa sebagai terlalu ambisius, dan NASA tidak lagi bekerja ke arah itu. Pekan lalu, Administrator NASA Bill Nelson mengumumkan bahwa pendaratan Artemis awak pertama kemungkinan akan terjadi tidak lebih awal dari tahun 2025.

Laporan OIG baru, yang tampaknya ditulis sebelum pengumuman Nelson, memperkirakan bahwa NASA akan kehilangan tujuan pendaratan akhir 2024. Data audit tersebut menyebutkan kebutuhan untuk mengembangkan dan menguji pakaian antariksa Artemis baru, yang terlambat dari jadwal, dan program Sistem Pendaratan Manusia (HLS), yang akan mengangkut astronot ke dan dari permukaan Bulan.

SPACE | PLANETARY SOCIETY

Baca:
Uji Rudal Antisatelit Rusia Ancam ISS, NASA Minta Astronot Berlindung

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

9 hari lalu

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

23 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

24 hari lalu

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

25 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

25 hari lalu

6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

25 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

26 hari lalu

Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS

Baca Selengkapnya

Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

26 hari lalu

Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

Gerhana matahari ini dimulai di Sinaloa, Meksiko dan bergerak arah timur laut, ke Texas, dan melintasi 15 negara bagian AS sebelum berakhir di Kanada

Baca Selengkapnya