Sejarah Yogyakarta 430 Tahun Dirangkum dalam Diorama Berbasis Teknologi dan Seni

Rabu, 17 November 2021 19:02 WIB

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan Diorama Kearsipan yang merangkum sejarah 430 tahun perjalanan wilayah itu. (Dok. Pemda DIY)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah menuntaskan pembangunan Diorama Kearsipan yang November ini memasuki tahap akhir.

“Diorama tersebut mengisahkan tentang sejarah berdirinya Yogyakarta dari masa Panembahan Senopati hingga Keistimewaan DIY,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD), Monika Nur Lastiyani, Rabu, 17 November 2021.

Monika mengatakan diorama yang ditargetkan mulai dibuka Februari 2022 ini dibangun untuk merangkum sejarah Yogyakarta selama kurang lebih 430 tahun, yang dibagi dalam 18 ruangan di satu lantai Gedung DPAD Yogyakarta.

Diorama Kearsipan itu menampilkan berbagai era perjalanan sejarah Yogyakarta, seperti Yogyakarta sebagai Kota Revolusi, Kota Pendidikan, awal tata pemerintahan Yogyakarta, serta keistimewaan Yogyakarta.

Teknologi terkini diaplikasikan dalam Diorama Kearsipan itu, seperti teknologi hologram yang bersifat interaktif serta teknologi Augmented Reality.

Advertising
Advertising

Monika mengatakan pembangunan diorama dilatari oleh berbagai arsip yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti Keraton Yogyakarta dan lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). “Diorama ini mencerminkan sejarah Yogyakarta secara detail karena dasarnya arsip. Arsip itu menjadi bukti otentik,” kata dia.

“Diorama juga bersifat dinamis di mana jika dalam perjalanannya nanti menemukan arsip-arsip yang ternyata bisa melengkapi, maka arsip tersebut nanti akan ditambahkan,” ujar Monika.

Ong Harry Wahyu, selaku Art Director Diorama Kearsipan, mengatakan masyarakat dapat ikut menyetorkan data-data yang dapat melengkapi potongan sejarah Yogyakarta.

“Penyusunan diorama ini melibatkan hampir 50 seniman, antara lain seniman multimedia, seniman perupa, seniman pematung dan berbagai seniman lainnya,” kata dia.

Ong menyampaikan bahwa diorama ini berupaya untuk mengkomunikasikan arsip-arsip sejarah Yogyakarta melalui media foto, video, serta media lainnya secara sederhana agar mudah dipahami oleh anak-anak.

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan dari diorama itu publik diharapkan bisa menyediakan narasi sejarah lebih utuh melalui berbagai media baik teks, audio, dan visual. “Masyarakat bisa membayangkan perjalanan seperti apa yang terjadi di Yogya dari masa ke masa,” ujarnya.

Baca:
Yogya Kembalikan dan Alihkan Vaksin Covid-19 yang Berpotensi Kedaluwarsa

Selalu
update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

13 jam lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

14 jam lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

3 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

3 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

4 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

6 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya