Paparkan Fakta Covid-19 Varian Omicron, Menkes: Jangan Termakan Hoax

Reporter

Antara

Senin, 29 November 2021 07:02 WIB

Jarum suntik medis dan botol terlihat di depan teks Omicron (B.1.1.529): SARS-CoV-2 di latar belakang. (ANTARA/Pavlo Gonchar/SOPA Images via Reuters)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan sampai saat ini belum ada indikasi virus corona Covid-19 varian Omicron meningkatkan keparahan pada manusia yang tertular. "Khusus Omicron ini studinya masih berjalan. Jadi jangan termakan hoax,” katanya dalam konferensi pers pada Minggu malam, 28 November 2021.

Termasuk untuk deteksi kemampuan varian itu yang kemungkinan bisa menular dengan cepat, Menkes menginformasikan, risetnya juga masih berjalan. Pun dengan indikasi menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi atau vaksinasi, masih diteliti para ahli.

Menurut Budi Gunadi, pengelompokan varian Omicron sebagai Variant of Concern tergolong cepat sebab memiliki sekitar 50 mutasi dalam urutan genetiknya. Mereka, di antaranya, terdiri atas 30 mutasi di bagian protein paku—bagian paling penting dari virus corona yang dibutuhkannya untuk bisa menginfeksi sebuah sel, dan selama ini menjadi bagian yang dibidik dalam pengembangan vaksin.

Jumlah mutasi itu melebihi yang ada pada varian Delta yang selama ini dikenal paling agresif di antara varian baru Covid-19. Kemunculan varian Omicron juga disertai lonjakan kasus baru di Afrika Selatan.

Yang sudah pasti, menkes menambahkan, kemunculan Omicron (B.1.1.529) menjadi bukti bahwa dunia, termasuk Indonesia, saat ini sudah jauh lebih cepat dalam mendeteksi varian baru SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Varian Omicron ini diidentifikasi pertama kali masuk GSAID 9 November, menjadi Variant under Investigation pada 24 November, dan langsung ditingkatkan menjadi Variant of Concern pada 26 November.

Advertising
Advertising

Per Minggu malam itu, Budi Gunadi mengatakan, sebanyak 128 kasus infeksi varian Omicron sudah terdata di sembilan negara. Itu belum termasuk empat negara lain yang masih dalam penelitian pakar virologi. “Jadi masih mungkin ada empat negara lainnya,” kata dia.

Negara-negara itu adalah Afrika Selatan, Botswana, Inggris, Hong Kong, Australia, Italia, Israel, Belgia, Republik Ceko, Belanda, Jerman, Denmark dan Austria. Sejauh ini, jumlah infeksi terbanyak ada di Afrika Selatan, Botswana, Inggris, Hong Kong dan Australia.

Sedang yang paling berisiko mengantar importasi kasusnya ke Indonesia, disebutnya, adalah Hong Kong, Italia, Inggris dan Afrika Selatan. “Sebab paling banyak memiliki jadwal penerbangan menuju Indonesia,” kata dia.

Kebijakan pengetatan bagi pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia, dipastikan dalam konferensi pers itu, sudah diterapkan pada daerah yang berbatasan dengan pelabuhan, bandar udara dan jalur darat. "Karena pengalaman di varian Delta justru masuknya dari laut, kami jaga di sana,” kata menkes lagi sambal memastikan semua kantor karantina pelabuhan, udara, laut dan darat bekerja dengan keras.

Kepada semua pelaku perjalanan internasional yang terkonfirmasi positif Covid-19 juga harus dilakukan tes whole genome sequencing (WGS). Budi Gunadi memastikan, hingga saat ini varian Omicron belum muncul di Indonesia.

Baca berita sebelumnya:
97 Persen lebih Menular, Covid-19 Varian Delta Terbukti Paling Agresif


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya