Darah Biru Satwa Dilindungi Ini Bermanfaat untuk Kajian Biomedis

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Minggu, 19 Desember 2021 21:40 WIB

Kementerian Kelautan dan Perikanan melepas-liarkan dua ekor belangkas alias satwa dilindungi yang berbentuk seperti fosil ke Perairan Pasar Sorkam, Tapanuli Tengah. FOTO Kementerian Kelautan dan Perikanan

TEMPO.CO, Jakarta - Di perairan payau dangkal dan kawasan hutan bakau merupakan habitat ketam tapal kuda atau biasa disebut belangkas. Darah belangkas berwarna biru. Ekstrak plasma darah belangkas banyak digunakan untuk kajian biomedis, salah satunya memeriksa gejala penyakit radang selaput otak (meningitis), sebagaimana dikutip dari laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Khasiat plasma darah belangkas ini banyak digunakan di berbagai negara, di antaranya Amerika Serikat, Jepang, Asia Barat, Eropa.

Di Indonesia, belangkas termasuk satwa dilindungi. Ada tiga jenis, yaitu belangkas besar (Tachypleus gigas), belangkas tiga duri (Tachypleus tridentatus) dan belangkas padi (Carcinospius rotundicauda). Keseluruhan jenis itu tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018. Aturan hukum itu perubahan kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 Tahun 2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

Mengutip dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, bentuk tubuh belangkas sekilas mirip ikan pari, kulitnya keras. Hewan ini disebut juga sebagai kepiting tapal kuda. Belangkas pun dijuluki fosil hidup, karena telah hidup hampir 200 juta tahun. Belangkas pun merupakan satu-satunya kelompok Xiphosurida (ordo arthropoda) yang masih ada sampai sekarang.

Habitat belangkas di dasar perairan yang berpasir dan berlumpur. belangkas bisa bertahan hidup di perairan yang masih banyak kandungan organik untuk makanannya jenis polychaeta (kelas cacing annelida). Belangkas sering menggali dasar perairan (substrat) dengan ujung kerangka luarnya (karapaks). Saat bergerak, belangkas berenang menggunakan insang dayung.

Mengutip kajian Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Kependidikan (STKIP) Labuhan Batu dalam Jurnal EduScience (2019), bahwa meskipun belangkas termasuk biota perairan yang dilindungi, namun populasi dan habitatnya diduga terus menurun. Penurunan populasi belangkas tersebab degradasi habitat, termasuk penangkapan yang cukup intens.

Advertising
Advertising

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Dianggap Fosil Hidup, 2 Belangkas Dilepasliarkan KKP

Berita terkait

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

3 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

18 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

33 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

KLHK Lepas Liar Elang Bondol di Taman Wisata Alam di Kota Palembang

51 hari lalu

KLHK Lepas Liar Elang Bondol di Taman Wisata Alam di Kota Palembang

Pelepasliaran seekor elang bondol itu dilakukan bersamaan dengan penanaman 400 pohon serentak di taman wisata alam itu.

Baca Selengkapnya

Tersangka Perdagangan Satwa Dilindungi Ditangkap dengan Barang Bukti 6 Bekantan

52 hari lalu

Tersangka Perdagangan Satwa Dilindungi Ditangkap dengan Barang Bukti 6 Bekantan

Selain bekantan, ada satwa dilindungi lainnya yakni 3 kucing hutan, 1 lutung kelabu, dan 3 monyet ekor panjang.

Baca Selengkapnya

Cina Cari Cara Dongkrak Angka Kelahiran, Wanita Ogah Punya Anak

53 hari lalu

Cina Cari Cara Dongkrak Angka Kelahiran, Wanita Ogah Punya Anak

Cina mengalami krisis populasi, pemerintah mencari cara menaikkan angka kelahiran.

Baca Selengkapnya

Indonesia Belum Menetapkan Monyet Ekor Panjang Sebagai Satwa Dilindungi, Ada Apa?

54 hari lalu

Indonesia Belum Menetapkan Monyet Ekor Panjang Sebagai Satwa Dilindungi, Ada Apa?

Monyet ekor panjang merupakan jenis satwa yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

Gajah Liar Obrak-abrik Area Wisata TNBBS

56 hari lalu

Gajah Liar Obrak-abrik Area Wisata TNBBS

Sedikitnya 18 ekor gajah liar disebut masuk kawasan wisata di Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat, Lampung.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

59 hari lalu

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Kematian Beruntun, Gajah Sumatera Kembali Ditemukan Mati

25 Februari 2024

Kematian Beruntun, Gajah Sumatera Kembali Ditemukan Mati

Gajah Sumatera mengalami penurunan populasi 70 persen dalam dua dekade terakhir. Salah satu sebab tersengat pagar listrik.

Baca Selengkapnya