Dosen ITB Tanggapi Soal Omicron dan Ultraviolet Dahlan Iskan

Selasa, 21 Desember 2021 17:42 WIB

Robot mobile otonom yang berfungsi mendesinfeksi dengan sinar ultraviolet, Sunburst UV Bot, melewati satpam di pusat perbelanjaan Northpoint City di tengah pandemi wabah Virus Corona, di Singapura, 20 Mei 2020. Menggunakan data dari kamera, sensor dan perangkat lunak bawaan, AMR dapat mendeteksi, menavigasi, dan beradaptasi dengan perubahan di lingkungan mereka, serta memetakan dan mengidentifikasi rute yang paling efisien. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Yuli Setyo Indartono menanggapi pernyataan Dahlan Iskan soal ultraviolet (UV) yang terkait dengan varian baru Covid-19 Omicron.

Menurut pengajar Teknologi Energi Surya di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara itu, ultraviolet terbagi tiga jenis berdasarkan panjang gelombangnya. Satu jenis di antaranya dinilai efektif untuk melawan bakteri dan virus.

Sekitar empat hari lalu Dahlan Iskan mengunggah rekaman videonya di akun media sosial Instagram. Pada bagian awal video berdurasi 2 menit 11 detik itu, Dahlan menjelaskan soal asal usul nama Omicron. “Tapi itu kan nggak penting, yang penting adalah mengapa di Indonesia Omicron tidak separah di negara lain,” kata mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara itu.

Mengutip seorang dokter yang disebut ahli virus, Dahlan mengatakan alasannya. “Ternyata karena sinar UV yang menyinari Indonesia, itu lebih tinggi dibanding sinar UV yang menyinari negara lain,” katanya.

Dahlan membandingkan dengan negara bagian Texas, Amerika Serikat, yang panasnya disebut setara dengan Indonesia tapi kasus Covid-19 tinggi. Meskipun panas sekali, kata dia, sinar UV Texas hanya 4, sementara di Indonesia antara 8-10. Tingkat sinar UV tertinggi di Indonesia, yaitu 12, berada di Papua.

Advertising
Advertising

Menurut Yuli, ultraviolet adalah pancaran sinar dari matahari yang terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan panjang gelombangnya dalam satuan nanometer. Ultraviolet A berpanjang gelombang 315–400, Ultraviolet B antara 280–314, dan Ultraviolet C yang terpendek yaitu 100–279. “Ultraviolet C memiliki energi yang paling tinggi,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 21 Desember 2021.

Namun, semua ultraviolet C itu diserap oleh atmosfer atau molekul ozon sehingga makhluk di permukaan bumi tidak terpapar. Sementara mayoritas sinar ultraviolet B atau sekitar 90 persen diserap oleh molekul ozon di atmosfer. Hanya sekitar 10 persen yang lolos ke permukaan bumi.

Adapun ultraviolet A, tidak diserap oleh molekul ozon sehingga lolos sampai permukaan bumi. “Jenis ultraviolet yang digunakan untuk membunuh bakteri dan merusak virus adalah ultraviolet C,” kata Yuli.

Keampuhannya itu disebut sebagai germicidal UV. “Apakah UVA & UVB tidak bisa membunuh bakteri dan merusak virus? Mungkin bisa, namun tidak seefektif UVC.”

Dari laman BMKG dijelaskan, sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nanometer. Radiasi matahari yang menjangkau permukaan bumi berada pada sekitar panjang gelombang 100 nanometer sampai 1 milimeter. Berdasarkan indeks ultraviolet, ada lima tingkat paparan radiasi sinar ultraviolet yang berkaitan dengan kesehatan manusia.

Tingkat pertama yang tergolong rendah risiko bahaya diberi warna skala hijau dengan skor 0-2. Warna kuning skor 3-5 menandakan risiko sedang, jingga skor 6-7 risiko tinggi, merah skor 8-10 berisiko sangat tinggi, lalu ungu tergolong ekstrem dengan skor indeks lebih dari 11.

Di laman BMKG, kondisi paparan ultraviolet di wilayah Indonesia itu ditampilkan pada gambar peta. Perubahan warna skala indeksnya dari hijau hingga ungu berlangsung per satu jam selama tiga hari, misalnya dari 21-23 Desember 2021.

Baca:
Penyebaran Omicron Tak Terbendung, Ini Saran Guru Besar FKUI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

9 jam lalu

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

Institut Teknologi Bandung (ITB) menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 atau magister dan doktoral pada 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

9 jam lalu

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

Sebelumnya ITB menetapkan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) jenjang S1 atau sarjana pada sebagian mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

1 hari lalu

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

Sejauh ini, sejak UTBK mulai digelar 30 April lalu, ada tiga orang peserta ujian yang datang dalam kondisi sakit. Terkini sakit GERD.

Baca Selengkapnya

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

2 hari lalu

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

Pendaftar UTBK SNBT di ITB berkurang pada 2024. Ditengarai karena banyak calon peserta yang sudah diterima di jalur SNBP.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

2 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

2 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

2 hari lalu

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

Inovasi ASI bubuk oleh mahasiswa ITB dipicu oleh niat menciptakan solusi untuk wanita karier yang kerap kesulitan menyusui.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

3 hari lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

3 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

4 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

Bamsoet mengikuti Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) sebagai pemenunah persyaratan sertifikasi pendidik untuk dosen di Indonesia.

Baca Selengkapnya