Kaleidoskop 2021: dari Uji Vaksin Sinovac sampai Heboh Kebijakan WhatsApp
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 24 Desember 2021 23:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kanal Tekno berusaha merangkum segenap peristiwa sains, lingkungan, digital, dan game yang pernah mewarnai Indonesia dan dunia—hingga di luar Bumi—sepanjang tahun ini dalam Kaleidoskop 2021. Popularitas lewat tingkat keterbacaan artikelnya menjadi parameter utamanya.
Kita mulai Kaleidoskop 2021 dari periode Januari-Februari. Berikut ini delapan peristiwa terpilihnya,
JANUARI
Hasil Uji Klinis Vaksin Sinovac di Bandung
Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran merancang proses uji klinis vaksin Sinovac selesai kurang dari setahun sejak Agustus 2020. Hasil selama tiga bulan pertama perjalanan risetnya telah dilaporkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan dan mengantar terbitnya izin penggunaan darurat pada 11 Januari 2021.
“Tingkat efikasi dari interim report itu 65,3 persen,” kata ketua tim riset Kusnandi Rusmil.
Tingkat efikasi itu, dijelaskan Kusnandi, didapat setelah diketahui ada 18 peserta uji klinis di kelompok penerima plasebo dan 7 di kelompok penerima vaksin yang masih terinfeksi Covid-19 pasca dua kali penyuntikan atau dosis penuh. Adapun total jumlah relawan ada 1603 orang.
Baca:
25 Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac di Bandung Positif Covid-19
Momen Dekat Sriwijaya Air Hilang Kontak
Seorang penumpang pesawat Garuda GA409 tujuan Denpasar-Cengkareng (DPS-CGK), Bayu Sutrisno, 27, asal Yogyakarta masih bergidik mengenang pengalaman terbangnya yang sangat berdekatan dengan momen pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak Sabtu, 9 Januari 2021.
Pesawat yang ditumpanginya take off dari Bali menuju Cengkareng sekitar pukul 12.55 WIT dan baru bisa mendarat di Cengkareng sekitar pukul 14.36 WIB atau sekitar 1,5 jam sesudahnya. Menurutnya, pesawat sempat mengalami turbulence hebat selama sekitar 30 menit akibat cuaca buruk.
Hampir Gempa Megathrust di Bengkulu
Gempa tektonik berkekuatan Magnitudo 5,1 mengguncang kuat Bengkulu dan sekitarnya, Sabtu petang, 30 Januari 2021, pada pukul 17.52.33 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa itu bersumber di laut namun tidak berpotensi tsunami.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa ini dipicu aktivitas tunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di zona transisi Zona Megathrust ke Zona Benioff. Lokasinya dekat sumber Gempa Bengkulu bermagnitudo 7,0 pada 8 April 1971 dan Gempa Bengkulu bermagnitudo 7,4 pada 13 Februari 2001.
Baca:
Gempa 5,1 M Guncang Bengkulu Hari Ini, Sumber Dekat Gempa Kuat 1971 dan 2001
Dua Kubah Lava Ditemukan di Merapi
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan pada fase erupsinya kali ini Gunung Merapi terindikasi akan memiliki dua kubah lava. Selain di bagian tengah kawah, kubah lava kedua juga teramati di sisi lereng sebelah barat.
"Dampak jika Merapi terkonfirmasi memiliki dua kubah lava dan semuanya berkembang, tentu potensi bahayanya (meningkat)," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida.
Hanik menuturkan, misalnya kubah lava utama yang di bagian tengah tidak berkembang, maka potensi ancaman awan panas ke arah Kali Gendol juga kecil. Yang sudah jelas terlihat perkembangannya justru kubah lava di lereng barat yang luncuran awan panasnya sudah mengarah Kali Krasak dengan jarak kurang dari satu kilometer.
Baca:
Gunung Merapi Terdeteksi Miliki Dua Kubah Lava, Potensi Bahaya Meningkat
<!--more-->
FEBRUARI
Heboh Kebijakan Baru WhatsApp
WhatsApp memiliki rencana baru untuk menjelaskan kebijakan privasinya yang dianggap kontroversial. Aplikasi besutan Facebook itu mengumumkan harapannya agar pengguna kali ini bisa membaca lebih baik ketentuan kebijakan barunya menjelang diberlakukan pada 15 Maret 2021.
“Kami melihat begitu banyak misinformasi yang beredar mengenai pembaruan ini. Oleh sebab itu, penting bagi kami untuk meluruskan kebingungan yang disebabkan oleh misinformasi tersebut,” ujar WhatsApp.
Seperti diketahui, kebijakan privasi WhatsApp sempat ramai diperbincangkan, bahkan dikecam. Dasarnya, pengguna semakin khawatir platform tersebut akan membagikan isi percakapan yang ada dengan perusahaan induknya Facebook. Dampaknya, sebagian memutuskan pindah ke aplikasi perpesanan lain seperti Telegram dan Signal.
Baca:
Kebijakan Baru WhatsApp, Siap-siap Ada Notifikasi Lagi tapi...
Vaksin Nusantara Terawan yang Kontroversial
Guru Besar dari Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, mengaku mendukung pengembangan Vaksin Nusantara AntiCovid-19 sebagai sebuah inovasi. Dia berharap, jika ada teori-teori yang tidak sesuai dalam pengembangan vaksin oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama timnya tersebut, hal itu bisa didiskusikan secara terbuka..
Dihubungi terpisah Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syah belum bisa memberikan komentar mengenai Vaksin Nusantara. Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam itu hanya mengatakan masih menunggu hasil uji klinis tahap 2 dan 3.
Terapi berbasis sel dendritis yang dilabeli sebagai vaksin itu dikabarkan telah menjalani uji klinis fase 1, dan sedang dikaji hasilnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum bisa berlanjut ke uji klinis fase berikutnya. Menggandeng tim peneliti dari Laboratorium RSUP Kariadi Semarang dan Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat, Terawan mengklaim Vaksin Nusantara memiliki kelebihan kekebalan yang lebih lama.
Baca:
Dua Guru Besar Bicara Vaksin Nusantara yang Dikembangkan Terawan
Banjir Lahar Semeru
Lahar dingin Gunung Semeru menyapu dan menghanyutkan sebuah kendaraan roda empat di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Senin sore, 8 Februari 2021. Beruntung pengemudinya selamat.
Bak air bah, lahar dingin Semeru ini menggulung kendaraan yang tengah diparkir di tepi aliran lahar. Rekaman video berikut informasi peristiwa ini beredar di grup WhatsApp warga Lumajang, Senin petang ini.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, M. Wawan Hadi, mengatakan pemerintah terus mengimbau kepada masyarakat terutama yang berada di dekat aliran lahar Semeru untuk selalu waspada mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
Baca:
Lahar Dingin Gunung Semeru Gulung Kendaraan Roda Empat di Lumajang
Cuaca Ekstrem di Yogya
Hujan lebat disertai angin kencang tiba-tiba menyapu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul Rabu sore, 3 Februari 2021, sekitar pukul 17.55-17.56 WIB. Bukan sekadar angin kencang, sambaran petir dirasa sangat dekat ke permukaan.
“Suara petir dar-dor-dar-dor di atas rumah, seperti dekat sekali,” ujar Ridwan, warga Jejeran Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Aktivitas petir di langit Yogyakarta itu terbaca alat Nexstorm di Stasiun Geofisika, BMKG Yogyakarta, pada pukul 17.56 WIB. Sedang dari citra radarnya diketahui kecepatan angin maksimum 45-60 kilometer per jam.
“Saat ini wilayah DIY diprakirakan masuk puncak musim hujan, sehingga kondisi petir seperti ini tergolong normal,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas dalam keterangannya.
Baca:
Sapuan Angin Kencang dan Hujan Petir Kejutkan Yogya, Apa Kata BMKG?