Kasus Omicron di Indonesia, Begini Dokter dan Ahli Bicara Gejala yang Ada

Senin, 27 Desember 2021 16:22 WIB

Foto udara suasana Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Jumat 17 Desember 2021. Pemerintah memutuskan untuk mengisolasi RSDC Wisma Atlet Kemayoran selama 7 hari sebagai bentuk antisipasi pencegahan penularan varian Omicron pada level komunitas menyusul ditemukannya kasus di area rumah sakit tersebut. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan melaporkan sudah ada 46 orang yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron, per Minggu, 26 Desember 2021. Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan kasus yang ditemukan sebagian besar berasal dari para pelaku perjalanan internasional.

Dari segi gejala, Nadia menjelaskan, tidak ada perbedaan klinis yang khas pada orang yang terinfeksi Omicron. Umumnya malah tak bergejala. Dan mereka yang bergejala, Nadia mengatakan, "terbanyak adalah batuk, demam, dan anosmia atau hilang penciuman.” Nadia menjelaskan itu saat dihubungi Senin, 27 Desember 2021.

Terpisah, Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menerangkan bahwa gejala spesifik orang dengan SARS-CoV-2 varian berkode B.1.1.529 itu masih belum diketahui. “Sejauh ini sih ringan saja,” tutur Tjandra.

Menurut Tjandra yang juga Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu, saat ini jumlah kasus Omicron tergolong masih relatif terbatas. Dari kasus yang ada, kebanyakan menginfeksi usia muda. "Kalau nanti ada yang kelompok tua atau komorbid, mungkin saja bukan ringan gejalanya."

Di sisi lain, Tjandra mengingatkan, agar tetap waspada menghadapi varian Omicron. Alasannya, sudah ada yang meninggal akibat Omicron di beberapa negara, seperti di Inggris dan lain-lain,

Advertising
Advertising

Dokter spesialis patologi klinik di Primaya Hospital Bekasi Timur, Muhammad Irhamsyah, juga menerangkan kalau sampai saat ini para ahli dan peneliti sepakat gejala infeksi varian baru Covid-19 ini sama seperti varian lain. Termasuk karakteristik gejala itu mirip gejala infeksi virus influenza.

"Kemunculan gejala dipengaruhi kondisi kesehatan pasien secara umum, juga level kekebalan tubuh dan kemampuan melawan virus,” ujar Irham akhir pekan lalu.

Berdasarkan temuan terbatas pada sejumlah pasien Omicron, gejala yang umum terjadi termasuk kelelahan, lemas, nyeri otot di sekujur tubuh, sakit kepala dan sakit tenggorokan. Gejala lain yang kurang umum meliputi sesak napas serta kehilangan kemampuan menghidu dan mengecap (anosmia).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan penemuan Covid-19 varian Omicron dari Afrika Selatan pada November 2021. Virus yang sudah digolongkan ke dalam Variant of Concern (VOC) itu disebut punya kemampuan penyebaran lebih cepat daripada varian Delta yang sudah mendominasi pandemi di dunia.

Baca juga:
Studi Ini Pertama Ungkap Kenapa Caovid-19 Varian Omicron Menyebar Sangat Cepat


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

8 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

10 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

22 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

15 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya