TEMPO.CO, Jakarta - Perlindungan yang diberikan dosis vaksin booster terhadap Covid-19 varian Omicron hanya bertahan sepuluh minggu. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengumumkan itu berdasarkan studi terhadap 147.597 kasus infeksi varian Delta dan 68.489 kasus infeksi varian Omicron.
Studi itu menemukan efektivitas vaksin-vaksin Oxford/AstraZeneca, Pfizer/BioNTech dan Moderna saat melawan Omicron tak setinggi saat menghadapi varian Delta. Pada orang-orang yang sudah menerima dosis lengkap vaksin AstraZeneca, UKHSA memperkirakan satu dosis booster dari vaksin Pfizer atau vaksin Moderna memiliki tingkat efektivitas sekitar 60 persen mencegah infeksi bergejala dari varian Omicron selama 2-4 minggu setelah suntikan booster itu diberikan.
Namun efektivitas itu drop menjadi 35-45 persen setelah sepuluh minggu, atau memasuki bulan ketiga, untuk booster Pfizer. Untuk dosis penguat dari Moderna, efektivitas tetap sekitar 70-75 persen sampai sembilan minggu.
Laporan studi UKHSA juga memperkirakan kalau seseorang terinfeksi Omicron akan berpeluang 50-70 persen lebih besar untuk dirawat di rumah sakit, dibandingkan jika terinfeksi varian Delta. Ini berdasarkan analisis awal terhadap 114.144 kasus Omicron dan 461.772 kasus Delta antara 22 November dan 19 Desember lalu.
Perbedaan itu ternyata lebih besar daripada yang diperkirakan oleh studi yang pernah diterbitkan Imperial College London, yang justru menyebut peluang 15-20 persen lebih rendah. Saat itu, tim penelitinya menganalisis 56 ribu kasus Covid-19 varian Omicron dan membandingkannya dengan 269 ribu yang kasus Delta sepanjang 1-14 Desember.
Meski begitu, dari pemodelan yang dilakukan, keparahan gejala infeksi Omicron harus sekitar 90 persen lebih rendah daripada Delta—sebagai kompensasi dari tingkat penularannya yang jauh lebih tinggi--untuk menghindari tingkat kepadatan pasien rawat inap rumah sakit yang sama seperti yang pernah dipicu oleh Delta. Perbandingan ini seperti dikutip dari hasil rapat Scientific Advisory Group for Emergencies pada Senin lalu.
“Apa yang kita punya sekarang adalah benar-benar posisi yang seimbang,” kata Jenny Harris, chief executive of UKHSA.
Inggris mencatat sebanyak 119.789 kasus baru Covid-19 pada 23 Desember lalu yang tak lain catatan rekor baru . Kantor Statistik Nasional memperkirakan 1,4 juta orang di Inggris telah terinfeksi virus varian Omicron di pekan yang berakhir 16 Desember lalu, atau yang tertinggi sejak pandemi dimulai 2020 lalu.
NEW SCIENTIST
Baca juga:
Kaleidoskop 2021: dari Tesla sampai Desain Istana Negara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.