Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
BKSDA Cek Laporan Harimau Masuki Permukiman Transmigrasi di Mukomuko
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 2 Januari 2022 00:58 WIB
TEMPO.CO, Mukomuko - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu berjanji akan menindaklanjuti laporan harimau memangsa ternak masyarakat di Kabupaten Mukomuko. Pengecekan sementara serangan harimau sudah terjadi lama tapi masih tanda tanya kenapa laporan baru sekarang.
"Mungkin besok atau lusa kami mengecek ke sana, mengecek kebenaran dan apa yang harus kami tangani," kata Kepala BKSDA Sebelat Bengkulu, Mustadi, dalam keterangannya di Mukomuko, Sabtu 1 Januari 2022.
Berdasarkan laporan dari masyarakat yang diterima, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) memangsa sapi di wilayah Unit Pemukiman Transmigrasi Lubuk Talang di Kecamatan Malin Deman pada malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Laporan masuk ke BKSDA Bengkulu yang kemudian meneruskannya ke BKSDA Sebelat dan Mukomuko.
Mustadi mengatakan, kejadian harimau masuk permukiman warga dan memangsa sapi di daerah itu dikabarkan sudah lama berselang. Ia menyatakan, kalau harimau tersebut masih di permukiman atau belum lari ke hutan, maka akan dilakukan pemasangan perangkap dan evakuasi.
Terpisah, BKSDA Sumatera Barat melalui Resor Agam hingga pekan ini juga belum bisa menangkap seekor satwa buas yang dilindungi tersebut yang dilaporkan masuk ke permukiman di sekitar Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan. Perangkap telah dipasang selama berhari-hari.
Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra, mengatakan, dua kandang jebak dipasang di lokasi ditemukan jejak kaki harimau tersebut di lahan perkebunan sawit milik warga setempat. Kandang jebak itu dipasang dengan jarak sekitar 400 meter, dan dipasangi pula kamera jebak.
Berdasarkan kamera itu, seekor harimau sempat mendekati kandang jebak. Setelah itu, harimau menuju ke lokasi lain, sehingga kandang jebak dipindahkan ke lokasi yang baru ditemukan jejak kaki. Sejak itu jejak keberadaannya tidak ditemukan lagi di daerah itu.
Atas kondisi itu, pemasangan kandang jebak diperpanjang untuk tujuh hari ke depan hingga awal pekan ini. "Kami berharap harimau masuk kandang jebak, sehingga konflik manusia dengan satwa itu tidak ada lagi," kata Ade.
Resor KSDA Agam telah melakukan penanganan konflik manusia dengan harimau yang satu ini sejak 1 Desember 2021, setelah sapi milik warga ditemukan mati dimangsa.
Setelah itu, upaya pengusiran selama beberapa hari tak berhasil karena harimau kembali muncul. Sejak itu upaya menghalau digantikan dengan pemasangan kandang jebak untuk evakuasi.
Baca juga:
Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas dan Lava Pijar di Hari Pertama 2022